Penelitian Terdahulu Mengenai SWOT Tinjauan Penelitian Terdahulu

keuntungan devisa, dan Amerika Serikat mendapatkan keuntungan berupa penghematan devisa negara.

2.3. Penelitian Terdahulu Mengenai SWOT

Penelitian yang menggunakan analisis SWOT pernah dilakukan oleh Lestari 2007. Peramalan nilai output menggunakan metode ARIMA, sedangkan analisis daya saing menggunakan teori Berlian Porter dan SWOT. Hasil peramalan sampai tahun 2015 menunjukkan bahwa nilai output industri jamu meningkat setiap tahun, tetapi peningkatan nilai output masih rendah jika dibandingkan dengan industri farmasi nasional. Setiap komponen penentu daya saing industri jamu masih banyak kelemahan. Strategi peningkatan daya saing ialah dengan cara standardisasi produk jamu, strategi pengembangan produk jamu ke fitofarmaka dan proses pemasaran formal dari pemerintah yaitu pemasaran melalui rumah sakit, apotek, dan resep dokter. Ramli 2004 melakukan penelitian mengenai efisiensi dan strategi pemasaran komoditas hasil pertanian. Metode kualitatif dilakukan untuk mengidentifikasi lembaga, fungsi dan saluran tataniaga serta struktur dan perilaku pemasaran. Metode kuantitatif dilakukan untuk mengukur kinerja dan perumusan strategi dengan menggunakan tabulasi, perhitungan statistika, serta analisis matriks IFE, EFE dan IE. Struktur pasar pada pemasaran komoditas pisang dan kayu adalah mendekati bentuk oligopsoni. Marjin pemasaran menyebar dengan tidak merata pada setiap lembaga tataniaga dan petani merupakan pihak penerima share atau bagian yang relatif rendah. Alternatif strategi pemasaran bagi petani ialah membentuk kelompok tani yang terorganisir untuk meningkatkan peranan dan daya tawar petani, melakukan pemasaran langsung ke tujuan pasar tertentu, serta memanfaatkan teknologi budidaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen.

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai ekspor karet alam Indonesia telah banyak dilakukan, namun penelitian mengenai permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina belum pernah diteliti sebelumnya. Secara umum, penelitian sebelumnya mencangkup tentang penawaran ekspor karet alam Indonesia serta harga karet baik harga karet domestik maupun harga karet internasional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet Indonesia di Negara Cina. Penelitian mengenai permintaan ekspor karet alam Indonesia mempunyai tujuan untuk mengantisipasi persaingan dari negara produsen karet alam lainnya. Upaya untuk memperluas pasar karet alam Cina dapat dilakukan dengan menganalisis terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet alam di Cina. Analisis strategi pengembangan ekspor karet alam Indonesia juga perlu dilakukan sebagai bahan rujukan yang berkaitan dengan implementasi kebijakan produksi dan kebijakan perdagangan karet alam Indonesia. 17 Tabel 4. Penelitian Terdahulu Mengenai Ekonomi Karet Peneliti Tujuan Penelitian Jenis dan Sumber Data Unit Analisis Hasil Saran Putra, Irwan Yudha • Menganalisis keunggulan komparatif karet alam Indonesia di neara Cina. • Menganalisis pertumbuhan ekspor karet alam Indonesia di negara Cina Data sekunder berupa data ekspor dan nilai ekspor karet alam, produksi karet alam Indonesia, konsumsi karet alam Indonesia dan dunia, impor karet alam dan impor total Cina. Data diperoleh dari BPS, LRPI,dll Metode peramalan dengan Double Exponential Smoothing. Analisis keunggulan komparatif menggunakan RCA. Analisis pertumbuhan ekspor menggunakan CMS. Indeks RCA Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam ekspor karet alam ke Cina. Hasil dari CMS menunjukkan bahwa efek pertumbuhan impor berpengaruh lebih besar dalam pertumbuhan ekspor karet alam Indonesia. Pertumbuhan ekspor karet terjadi akibat peningkatan impor karet alam oleh Cina. Nilai ekspor karet alam di Cina dalam bentuk komoditi RSS-1, SIR 20 dan RSS-3 menunjukkan nilai yang sangat kecil. Jenis olahan karet Indonesia yang diekspor ke Cina menunjukkan nilai yang tidak terlalu menguntungkan. • Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung pengembangan industri karet alam, seperti menetapkan pajak ekspor karet lam yang rendah • Posisi keuanggulan komparatif karet Indonesia yang aman. Indonesia perlu mengembangkan industri turunan karet alam agar tidak kehilangan nilai tambah dan ekspor karet alam Indonesia. • Pengembangan lembaga riset untuk peningkatan mutu dan kualitas karet alam Indonesia Prabowo, Dwi Wahyu niarti • Menganalisis permintaan dan penawaran impor ekspor karet alam Indonesia,respon perubahan pendapatan negara importir dan harga dunia; • Merumuskan implikasi kebijakan perdagangan dan ekonomi terhadap arus perdagangan karet alam Data kuantitas, nilai, harga ekspor impor, nilai tukar, CPI, GDP, serta harga karet alam dunia dari sumber GAPKINDO, IMF, IRSG, BPS, dan lainnya Analisis struktur dan parameter dari hubungan perilaku jangka panjang pada pasar karet Indonesia menggunakan model ekonometrika dinamis ECM. • Faktor yang mempengaruhi permintaan impor karet alam Amerika Serikat adalah PDB dengan respon yang elastis • kuantitas impornya tidak responsif terhadap perubahan harga riil impor karet alam Amerika. Nilai elastisitas harga ekspor Indonesia dibandingkan dengan Thailand untuk pasar Amerika Serikat menunjukkan dominansi ekspor karet Indonesia. Dominansi ekspor karet alam Thailand adalah di pasar Jepang karena nilai elastisitasnya yang lebih tinggi daripada Indonesia. • Kebijakan dalam bentuk depresiasi mata uang dan pengendalian inflasi lebih efektif untuk meningkatkan volume ekspor. • Kontinuitas ketersediaan komoditas ekspor karet alam • Kerjasama perdagangan antar negara eksportir untuk mengendalikan fluktuasi harga. • Perlu dilakukan penelitian karet berdasarkan mutu yang spesifik • Penelitian lanjutan diharapkan membahas pasar karet alam yang berpotensi seperti India dan China. 18 Mamlukat ,Indra. Menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi harga ekspor karet alam Indonesia dan faktor apakah yang paling dominan berpengaruh terhadap harga ekspor. Data time series produksi, ekspor, impor, dan harga ekspor karet Indonesia, jumlah dan harga ekspor Thailand, konsumsi karet dunia, nilai tukar, harga karet alam dan sintesis internasional. Sumber data BPS, BI, Deptan, Puslit Karet, IRSG, dll Model yang digunakan adalah model linier, model log lnier, dan model double log. Metode yang dipakai yaitu pendekatan simultan dengan menggunakan SAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan model double log untuk persamaan jumlah ekspor karet alam Indonesia ke pasar internasional menunjukkan bahwa variabel produksi tahunan karet alam Indonesia dan variabel dummy krisis moneter memiliki pengaruh nyata. Pada persamaan permintaan impor karet alam Indonesia di pasar internasional, diperoleh hasil bahwa variabel konsumsi karet alam dunia berpengaruh nyata. Variabel harga karet riil di pasar internasional dan harga riil ekspor karet alam tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap harga ekspor karet alam Indonesia • Diperlukan pihak yang terkait contohnya KUD dalam memberikan informasi tentang jumlah ekspor dan produksi tahunan karet alam Indonesia kepada petani. • pengalihan penawaran ekspor karet alam Indonesia ke pasar domestik melalui pengambangan industri dalam negeri • memperlebar pasar ekspor karet alam Indonesia ke negara importir potensial. • melakukan diversifikasi produk ekspor karet alam seperti ekspor produk hilir Indonesia. Tety, Ermi • Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran ekspor Indonesia, serta harga karet alam domestik dan internasional • Mengkaji dampak perubahan faktor internal dan eksternal terhadap produksi, ekspor, impor dan harga karet serta perubahan distribusi kesejahteraan. Data sekunder tahun 1969- 2000 Analisis 2SLS dan Analisis dampak perubahan faktor internal dan eksternal dilakukan dengan metode simulasi. Peubah yang berpengaruh terhadap penawaran ekspor karet alam Indonesia ke negara tujuan Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan Korea Selatan adalah harga ekspor karet alam Indonesia, produksi, nilai tukar, pajak ekspor dan jumlah ekspor karet alam Indonesia. Penawaran karet negara pesaing dipengaruhi oleh harga ekspor, produksi dan nilai tukar. Perilaku impor negara pengimpor dipengaruhi oleh harga impor karet alam, harga impor karet sintesis, nilai tukar, dan pendapatan per kapita masing-masing negara. Harga karet alam internasional dipengaruhi oleh rasio permintaan impor, penawaran ekspor dan harga karet alam internasional sebelumnya. • Informasi harga yang baik • Pengembangan industri dalam negeri yang berbahan baku karet alam • Memperluas pasar ekspor karet alam Indonesia ke negara importir potensial. • Analisis perilaku penawaran dan permintaan produk-produk karet • Saran penelitian lanjutan persamaan impor disagregasi berdasarkan jenis industri. 19 Tabel 5. Penelitian Terdahulu Mengenai SWOT Peneliti Tujuan Penelitian Jenis dan Sumber data Unit Analisis Hasil Saran Lestari, Erni Dwi melihat prospek, menganalisis daya saing dan merumuskan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing industri jamu Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder time series seperti nilai output, nilai produksi dan nilai ekspor dari BPS Peramalan nilai output menggunakan metode ARIMA. Analisis daya saing menggunakan teori Berlian Porter dan SWOT • Peramalan sampai tahun 2015, nilai output industri jamu meningkat setiap tahun, tetapi peningkatan nilai output masih rendah jika dibandingkan dengan industri farmasi nasional • Setiap komponen penentu daya saing industri jamu masih banyak kelemahan. Keterkaitan antar komponen tidak sempurna. • Strategi peningkatan daya saing ialah dengan cara standardisasi produk jamu, strategi pengembangan produk dan proses pemasaran formal dari pemerintah • Perlu kerjasama antar berbagai pihak dan dukungan pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri jamu nasional • Saran lanjutan bahwa prospek jamu dilihat dari nilai total produksi secara keseluruhan. Ramli, Maryati • Mengidentifikasi lembaga tataniaga dan fungsi sistem pemasaran. • Mengidentifikasi saluran pemasaran dan mengukur kinerja pemasaran. • Menganalisis faktor internal dan eksternal yang dihadapi petani dan merumuskan strategi pemasaran. Data primer dan sekunder. Data primer hasil wawancara, observasi dan survey ke petani. Metode kualitatif dan metode kuantitatif dilakukan untuk mengukur kinerja dan perumusan strategi dengan menggunakan tabulasi, perhitungan statistika, serta analisis matriks IFE, EFE dan IE. Struktur pasar pada pemasaran komoditas pisang dan kayu adalah mendekati bentuk oligopsoni. Marjin pemasaran menyebar dengan tidak merata pada setiap lembaga tataniaga dan petani merupakan pihak penerima share atau bagian yang relatif rendah. Alternatif strategi pemasaran bagi petani ialah membentuk kelompok tani yang terorganisir untuk meningkatkan peranan dan daya tawar petani, melakukan pemasaran langsung ke tujuan pasar tertentu, serta memanfaatkan teknologi budidaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen. • Melakukan fungsi pemasaran untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai ekonomis. • Perbaikan aspek produksi melalui pemanfaatan teknologi • Memanfaatkan peluang pasar dengan menjalin kerjasama dengan pelaku pasar regional

III. KERANGKA PEMIKIRAN