Teori Permintaan Kerangka Teoritis 1. Teori Perdagangan Internasional

B menunjukkan bahwa pada harga P 2 kuantitas impor komoditas X yang diminta Negara 2 sama dengan kuantitas ekspor yang ditawarkan oleh Negara 1. Oleh karena itu, P 2 merupakan P x P y atau harga relatif ekuilibrium setelah berlangsungnya perdagangan antar dua negara tersebut.

3.1.2 Teori Permintaan

Pemintaan ialah jumlah yang diminta atas suatu komoditas pada tingkat harga dan periode waktu tertentu. Permintaan suatu komoditas merupakan hubungan yang menyeluruh antara kuantitas komoditas yang akan dibeli konsumen selama periode tertentu pada suatu tingkat harga. Pada sisi lain, permintaan perusahaan akan input merupakan permintaan turunan derived demand, yang diperoleh dari permintaan konsumen terhadap produk perusahaan Belante dan Mark, 1990. Permintaan perusahaan akan input produksi menggambarkan jumlah maksimum input yang bersedia digunakan perusahaan pada setiap kemungkinan tingkat harga input dalam jangka waktu tertentu. Panel A Pasar di Negara 1 untuk Komoditas X Panel B Hubungan Perdagangan Internasional Komoditas X Panel C Pasar di Negara 2 untuk Komoditas X Gambar 3. Harga Komoditi Relatif Ekuilibrium Setelah Perdagangan Ditinjau dari Analisis Keseimbangan Parsial Salvatore, 1997 P 1 P 2 P 3 A B E D x S x X X X S D B’ A’ E’ D x S x E A B A” P x P y P x P y P x P y P 3 Ekspor Impor Setiap perusahaan diasumsikan mempunyai orientasi untuk memaksimalkan keuntungan. Jika perusahaan ingin meningkatkan keuntungan, maka perusahaan tersebut akan menambah penggunaan input produksinya. Apabila suatu perusahaan atau industri menambahkan satu unit input produksi, maka penerimaan perusahaan akan bertambah dengan jumlah nilai produk fisik marjinal Value Marginal Physical Product VMPP. Kesimpulannya, permintaan perusahaan akan input produksi sama dengan VMPP, yang merupakan harga tiap unit output dikalikan dengan jumlah unit output yang dihasilkan oleh input tambahan Marginal Physical ProductMPP input Kelebihan produksi dalam negeri mendorong terjadinya ekspor. Pass 1997 menyatakan bahwa ekspor penting dalam dua hal utama yaitu: a bersama- sama dengan impor dalam menghasilkan neraca pembayaran balance of payment dari suatu negara; b ekspor menghasilkan devisa yang memberikan peningkatan pendapatan nasional dan pendapatan riil. Ekspor suatu negara adalah kelebihan penawaran domestik setelah dikurangi permintaan domestik atau konsumsi ditambah dengan stok tahun sebelumnya Salvatore, 1997. Fungsi ekspor dapat dirumuskan sebagai berikut : X t = Q t – C t + S t-1 dimana : X t = Jumlah ekspor komoditas tahun t Q t = Jumlah produksi domestik tahun t C t = Jumlah konsumsi domestik tahun t S t-1 = Stok tahun sebelumnya t-1 Permintaan ekspor ialah permintaan pasar internasional terhadap komoditas yang dihasilkan oleh suatu negara. Permintaan ekspor adalah permintaan pasar internasional atau negara tertentu terhadap suatu komoditi. Teori permintaan ekspor bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor suatu negara. Permintaan ekspor suatu negara terhadap suatu komoditi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor suatu negara ialah harga domestik negara tujuan ekspor PD t , harga impor negara tujuan ekspor PI t dan GDP per kapita negara tujuan ekspor. Secara keseluruhan fungsi permintaan ekspor suatu komoditas dapat dirumuskan sebagai berikut : PX t = f PD t , PI t , G t Permintaan ekspor juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar negeri yaitu harga di pasar internasional atau harga ekspor PX t , nilai tukar uang efektif ER t , dan kebijakan menyangkut impor suatu komoditi sebagai dummy D t . Pengaruh jangka panjang dalam kegiatan ekspor diketahui dengan memasukkan peubah lag yaitu volume ekspor tahun sebelumnya X t-1 . Secara keseluruhan fungsi ekspor suatu komoditas adalah : X t = f PD t , PI t , G t , PX t , ER t , X t-1 , POP t , D t dimana : X t = volume ekspor periode waktu t PD t = harga domestik negara tujuan ekspor periode tahun t PI t = harga impor negara tujuan ekspor periode tahun t G t = pendapatan perkapita penduduk negara tujuan ekspor periode waktu t PX t = harga ekspor periode waktu t ER t = nilai tukar uang efektif periode waktu t X t-1 = volume ekspor periode waktu sebelumnya. POP t = Jumlah penduduk periode waktu t D t = dummy kebijakan impor suatu komoditi 3.1.3. Teori Regresi Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antarvariabel. Hubungan tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat Y dengan satu atau lebih variabel bebas X 1 ,X 2 ,..., X n Nachrowi dan Hardius, 2005 Jika hanya terdapat satu variabel bebas, maka model yang diperoleh disebut regresi linier sederhana. Hubungan antara satu variabel terikat dan beberapa variabel bebas disebut model regresi berganda. Model regresi berganda adalah sebagai berikut : i ki k i i i u X X X X Y + + + + + + = β β β β β ....... 3 3 2 2 1 1 1 dimana : i = 1, 2, 3, .... , n adalah banyaknya observasi Nilai-nilai parameter tersebut akan diduga sehingga modelnya menjadi : i ki k i i i e X b X b X b X b b Y + + + + + + = ........ ˆ 3 3 2 2 1 1 1 dimana : i = 1, 2, 3, ...., n banyaknya observasi b , b 1, b 2 , b 3 , ....... b k , e i dugaan β , β 1 , β 2 , β 3 , β k , u i Evaluasi kebaikan suatu model dapat dilihat melalui kriteria ekonomi, kriteria statistik dan kriteria ekonometrika. Kriteria ekonomi dilihat dari kesesuaian tanda koefisien dengan teori ekonomi. Indikator untuk melihat kebaikan model melalui kriteria statistik ialah dengan menggunakan R 2 , F hitung dan t hitung. Kriteria statistik dilakukan untuk melihat seberapa besar ketepatan dan signifikansi model secara keseluruhan. Kriteria terakhir yang perlu dilakukan untuk melihat kebaikan suatu model adalah dilihat dari kriteria ekonometrika. Beberapa permasalahan yang dijumpai dalam regresi linier berganda ialah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Model regresi berganda yang baik adalah model yang terhindar dari ketiga masalah tersebut. Model Double-Log Model double-log merupakan hasil transformasi dari suatu model tidak linier menjadi model linier dengan cara membuat model dalam bentuk logaritma. Contoh hubungan antara kuantitas yang diminta dan harga suatu komoditas yaitu : Y = β 1 X β2eu Secara alternatif dapat dinyatakan sebagai berikut : lnY i = ln β + β 1 ln X i + u i Apabila variabel-variabel dalam model tersebut didefinisikan kembali, maka akan diperoleh model sebagai berikut : Y = β 1 + β 2 X + u dimana : Y = ln Y X = ln X β 1 = ln β 1 β 2 = β 2 u = u Model yang baru merupakan model regresi linier dengan variabel dan parameter yang berbentuk linier. Dengan demikian, β 1 dan β 2 dapat ditaksir dengan menggunakan metode OLS Ordinary Least Square.

3.1.4. Teori SWOT