Konsumsi Karet Alam Negara Cina

tahun 80-an. Sampai akhir tahun 2005, Cina mengalami penurunan produksi karena menurunnya kemampuan produksi dari tanaman karet yang tua dan rusak di Cina. Oleh karena itu, pada tahun 2005 Cina melakukan perluasan areal perkebunan sehinggga Cina memiliki 114 perkebunan yang tersebar di Provinsi Hainan, Guangdong, dan Yunan Tistama, dkk, 2006. Total perkebunan Cina mencapai 740 ribu ha atau enam persen dari total areal perkebunan karet dunia. Selama periode 2001-2007, produksi karet alam Negara Cina cenderung meningkat dengan tingkat pertumbuhan produksi yang fluktuatif. Peningkatan produksi Cina dalam periode tersebut adalah 19,14 persen. Setelah Cina menjadi anggota WTO World Trade Organization, kemajuan produksi karet alam Cina ditujukan untuk memenuhi kebutuhan karet alam yang tinggi di negara tersebut. Program peningkatan produksi dilakukan dengan cara perluasan areal perkebunan dan peningkatan teknologi produksi untuk meningkatkan produktivitas. Data IRSG 2007, menginformasikan kemampuan produksi karet alam di Negara Cina mencapai 480.000 ton atau 6,23 persen dari total produksi karet alam dunia. Jumlah ini menempatkan Cina sebagai produsen terbesar kelima di dunia setelah Thailand, Indonesia, Malaysia, dan India. Kebutuhan karet alam yang tinggi di Cina mengindikasikan bahwa Cina akan terus meningkatkan kemampuan produksi karet alamnya.

6.2. Konsumsi Karet Alam Negara Cina

Pada tahun 1980, dalam data IRSG 2001 tercatat bahwa konsumsi karet alam Negara Cina ialah 340.000 ton. Pada tahun 1985, konsumsi karet alam di Negara Cina meningkat sebesar 18,07 persen dibandingkan 5 tahun sebelumnya. Peningkatan GDP Cina menyebabkan Cina melakukan pengembangan industri ban yang berbahan baku karet alam. Permintaan karet alam Cina pada tahun 1990 terus menunjukkan peningkatan yang pesat yaitu 30,83 persen dibandingkan tahun 1985. Selama periode 1990-2000, peningkatan konsumsi karet alam Cina adalah sebesar 37,69. Angka peningkatan konsumsi karet alam Cina ini mengindikasikan bahwa permintaan karet alam Negara Cina sangat tinggi. Perkembangan konsumsi karet alam Negara Cina pada tahun 1980-2000 dapat dilihat pada Gambar 8. 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1980 1985 1990 1995 1996 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Jumlah Konsumsi Sumber : IRSG 2008 Gambar 8. Perkembangan Konsumsi Karet Alam Cina, Tahun 1980-2007 Ton Perkembangan ekonomi Cina sangat berkembang terutama karena perkembangan industri ban dan industri otomotif yang pesat. Perkembangan industri ban di Negara Cina menyebabkan pola konsumsi karet alam Negara Cina meningkat. Peningkatan konsumsi terbesar terjadi pada tahun 2004 yaitu meningkat sebesar 23,75 persen dalam satu tahun. Konsumsi karet alam Cina yang tinggi menjadikan Cina sebagai peluang pasar baru bagi produsen karet alam dunia termasuk Indonesia. Setelah Cina bergabung dalam WTO pada tahun 2001, Cina menempatkan diri sebagai konsumen karet alam terbesar di dunia IRSG, 2008. Konsumsi karet alam Cina ini menunjukkan permintaan input karet pada industri barang jadi karet di Cina yang terus meningkat. Konsumsi karet alam yang tinggi di Negara Cina tidak diimbangi oleh kemampuan produksinya. Oleh karena itu, Cina memenuhi permintaan karet alam negaranya dengan cara melakukan impor dari negara lain. Impor karet alam Cina mengalami peningkatan sebesar 40,44 persen selama periode 2001-2007 Tabel 15. Peningkatan impor karet alam yang terjadi di Cina disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan industri barang jadi karet dalam pemenuhan input karet alamnya. Hal ini mengindikasikan bahwa Negara Cina masih tergantung pada impor karet alam negara lain. Tabel 15. Ekonomi Karet Alam di Negara Cina, Tahun 2001-2007 dalam Ton Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Produksi 478.000 527.000 565.000 573.000 510.000 533.000 480.000 Konsumsi 1.330.000 1.395.000 1.525.000 2.000.000 2.150.000 2.400.000 2.090.000 Impor 943.300 956.100 1.200.000 1.205.900 1.329.200 1.505.600 1.583.687 Sumber : IRSG 2008

6.3. Perkembangan Ekspor Karet Alam Indonesia ke Negara Cina