Fokus Penelitian Kaindea : Adaptasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan di Pulau Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi

29

3.4.4. Focused Group Discussion FGD

Ketepatan data lapangan diklarifikasi melalui studi konfirmasi dengan focused group discussion FGD atau diskusi mendalam dengan masyarakat. Tujuannya adalah mengetahui sejauhmana data lapangan yang diukur peneliti etik juga singkron dengan pandangan masyarakat emik. Penggunaan FGD menurut Bugin 2003 di antaranya: a penetapan tujuan, dimana tujuan tersebut harus diketahui oleh peserta melalui pemberitahuan sebelumnya seperti topik-topik yang akan diangkat, tujuan umum, serta peserta yang akan dilibatkan; b adanya interview pribadi individual interview dengan teknik-teknik penting yang digunakan untuk mengungkapkan persoalan sebenarnya; dan c hasil FGD akan lebih bermakna apabila penggunaannya dikombinasikan dengan metode observasi partisipasi.

3.4.5. Pengukuran Lapangan

Pengukuran lapangan dilakukan langsung pada kawasan Kaindea yang menjadi obyek pengukuran dengan melakukan transek 20 x 20 m sebanyak 6 petak. Tujuannya untuk mendapatkan data mengenai struktur dan susunan vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan di Kaindea. Data pengukuran ini merupakan salah satu bentuk indentifikasi vegetasi yang menjelaskan tentang kondisi tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya serta tegakan tumbuhan bawah Soerianegara dan Indrawan 2002:29.

3.5. Fokus Penelitian

Fokus penelitian disesuaikan dengan konsep-konsep pada kerangka teori yang mengacu pada tujuan yang dicapai, yaitu : perubahan lingkungan dan respon masyarakat terhadap pengaturan pengelolaan Kaindea serta implikasinya terhadap kinerja dan kecenderungan kelestarian. Perubahan lingkungan dilihat dari tekanan penduduk, perubahan ekonomi dan dinamika politik. Tekanan penduduk meliputi: pertumbuhan, kepadatan dan mobilitas penduduk; perubahan ekonomi meliputi: peranan pasar, pelaku ekonomi dan sistem produksi; dan dinamika politik meliputi: kebijakan atau peraturan- peraturan yang berpengaruh atau berkaitan dengan pengelolaan hutan. 30 Pengaturan sumberdaya sebagai respon masyarakat meliputi: organisasi sosial dan teknologi. Organisasi sosial diukur dari orientasi dan nilai hidup, kelembagaan adat dan stratifikasi sosial, hubungan kekerabatan dan pola pemukiman; teknologi diukur dari tata guna lahan, pola tanam, jarak tanam, komposisi tanaman dan alat-alat produksi yang digunakan. Implikasi pengelolaan terhadap kinerja pengelolaan Kaindea meliputi: tingkat pengambilan keputusan penguasaan lahan dan hasil hutan, tingkat orientasi produksi, tingkat keragaman produksi, tingkat universalitas, tingkat kebiasaan dipindahtangankan, tingkat eksklusifitas, tingkat keamanan dari gangguan pihak lain, tingkat produktivitas hutan, tingkat keberlanjutan produksi, tingkat keadilan dan efisiensi. Sehubungan dengan itu sejarah Kaindea dan perubahannya dikaji dengan mengumpulkan data-data pendukung meliputi: perubahan sistem penguasaan sumberdaya hutan, luas penguasaan hutan, sistem pengambilan keputusan, sistem pembiayaan, jumlah produksi yang dihasilkan atau dipasarkan, jenis-jenis produk, pengalihan hak dan pengamanan sumberdaya. Sedangkan kecenderungan kelestarian diukur berdasarkan kriteria dan indikator sosial, produksi dan ekologi yang dikembangkan oleh Lembaga Ekolabel Indonesia LEI.

3.6. Metode Analisis