Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau
tidak. Menurut mulyasa 2007 keberhasilan kelas ketuntasan klasikal dapat dilihat sekurang-kurangnya 85 dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
telah mencapai ketuntasan individu. Uji ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan: n
= jumlah seluruh siswa = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
3.7.3 Analisis Hasil Belajar Afektif
Pada analisis hasil belajar aspek afektif digunakan analisis keterampilan dalam diskusi.
Skor Terendah : 5 Skor Tertinggi : 25
Rentang Nilai : 5 – 25
Kriteria skor keterampilan dalam diskusi dapat dilihat pada Tabel 3.14 Tabel 3.14. Kriteria Skor Keterampilan dalam Diskusi
Kriteria Skor
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
21 – 25
16 – 20
11 – 15
6 – 10
Kriteria skor rata-ratanilai afektif dapat dilihat pada Tabel 3.14
Tabel 3.15. Kriteria Skor Rata-rata nilai afektif Kriteria
Skor Sangat Baik
Baik Cukup
Kurang 3,3
– 4,0 2,5
– 3,2 1,7
– 2,4 0,9
– 1,6 Pada aspek afektif, dikatakan efektif jika kriteria mencapai baik atau
sangat baik.
3.7.4 Analisis Aspek Psikomotor
Pada analisis hasil belajar aspek psikomotor digunakan data hasil dari
keterampilan praktikum.
Skor Terendah : 9 Skor Tertinggi : 45
Rentang Nilai : 9 – 45
Kriteria skor keterampilan dalam praktikum dapat dilhat pada Tabel 3.16 Tabel 3.16 Kriteria Skor Keterampilan dalam Praktikum
Kriteria Skor
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
Sangat Kurang 37
– 45 28
– 36 19
– 27 10
– 18 9
Kriteria skor rata-rata nilai psikomotorik dapat dilhat pada Tabel 3.17
Tabel 3.17 Kriteria Skor Rata-rata nilai psikomotorik Kriteria
Skor Sangat Baik
Baik Cukup
Kurang 4,2
– 5,0 3,3
– 4,1 2,4
– 3,2 1,5
– 2,3 Pada aspek psikomotorik, dikatakan efektif jika kriteria mencapai baik
atau sangat baik. 3.7.5
Analisis Data Angket
Analisis tahap akhir ini digunakan data hasil pengisian angket oleh siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kimia materi kelarutan dan hasil kelarutan yang diungkapkan menggunakan angket.
Tiap aspek dari pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran CPS berbantuan buku saku dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek
dalam kelas eksperimen. Penganalisisan data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat satu sampai dengan empat, peneliti menyimpulkan makna setiap
alternatif sebagai berikut 1 sangat setuju, diberi nilai 4;
2 setuju, diberi nilai 3; 3 tidak setuju, diberi nilai 2; dan
4 sangat tidak setuju, diberi nilai 1. Kriteria skor angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 3.18
Tabel 3.18. Kriteria skor Angket Respon Siswa Kriteria
Skor Sangat Baik
Baik Cukup
Kurang 31
– 40 21
– 30 11
– 20 10
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Untuk mengetahui hasil penelitian, maka dilakukan analisis data yang diperoleh dari data hasil penelitian atau analisis data akhir. Analisis data tersebut
akan menghasilkan simpulan apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima.
4.1.1 Analisis Data
Tujuan dari analisis tahap akhir adalah untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan. Data yang digunakan untuk analisis tahap ini adalah data nilai post
test, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
4.1.1.1 Analisis Nilai Post test
Analisis nilai post test dilakukan dengan uji normalitas, uji kesamaan dua varians, Uji perbedaan dua rata-rata dua pihak, uji perbedaan rata-rata satu pihak
kiri, uji ketuntasan hasil belajar, persentase ketuntasan belajar klasikal, analisis nilai afektif, psikomotorik, dan analisis angket. Adapun hasil analisis post test
yaitu sebagai berikut :
4.1.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Nilai Posttest Materi Kelarutan dan Hasil kelarutan
Kelas N
Rata-rata SD
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Eksperimen XI IPA 2 40
80,48 5,24
90,0 70
Kontrol XI IPA 1 40
76,18 4,00
83,0 67,0
49