Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Kelas
Rata-rata kelas t
hitung
t
Tabel
Kriteria Eksperimen
80,48 11,43
2,02 Tuntas
Kontrol 76,18
8,19 2,02
Tuntas Uji ketuntasan belajar pada kelas ekperimen diperoleh t
hitung
sebesar 11,43 dan t
Tabel
sebesar 2,02. Karena t
hitung
t
Tabel
maka kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar. Uji ketuntasan belajar pada kelas kontrol diperoleh t
hitung
sebesar 8,19 dan t
Tabel
sebesar 2,02. Karena t
hitung
t
Tabel
maka kelas kontrol telah mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil perhitungan uji ketuntasan dapat
dilihat bahwa kelas eksperimen maupun kelas kontrol telah mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata pada kelas eksperimen 80,48 dan kelas kontrol 76,18. Hal
ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen mempunyai rata-rata nilai lebih baik daripada kelas kontrol. Selanjutnya dilakukan perhitungan melalui persentase
ketuntasan belajar klasikal untuk mengetahui ketuntasan dari keseluruhan siswa di kelass eksperimen maupun di kelas kontrol. Perhitungan analisis ketuntasan
belajar kelas eksperimen terdapat pada Lampiran 22 halaman 183 dan perhitungan ketuntasan belajar kelas kontrol terdapat pada Lampiran 23 halaman 184.
4.1.3.3 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau
tidak. Menurut mulyasa 2007 keberhasilan kelas ketuntasan klasikal dapat dilihat sekurang-kurangnya 85 dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
telah mencapai ketuntasan individu, bila hasil perhitungan pada kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar 85 maka model pembelajaran CPS
berbantuan buku saku dapat disimpulkan efektif pada hasil belajar siswa. Hasil presentase ketuntasan belajar klasikal ditunjukkan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas
Rata-rata Jumlah siswa
yang tuntas Presentase
kriteria Eksperimen
80,48 34
85 Tuntas
Kontrol 76,18
28 70
Belum tuntas Berdasarkan analisis tersebut, kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan
belajar klasikal sedangkan kelas kontrol belum mencapai ketuntasan klasikal. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model CPS berbantuan buku
saku efektif pada hasil belajar siswa materi kelarutan dan hasil kelarutan. Perhitungan analisis presentase ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen
terdapat pada Lampiran 22 halaman 183 dan perhitungan analisis presentase ketuntasan belajar klasikal kelas kontrol terdapat pada Lampiran 23 halaman 184.
4.1.3.4 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif
Penilaian afektif dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktifitas siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Terdapat 5 aspek pada ranah afektif yang digunakan untuk menilai aktifitas siswa. Tiap aspek dianalisis sacara diskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa untuk dibina dan dikembangkan. Nilai afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No
Aspek Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Rata-rata
Kategori Rata-rata
Kategori 1
Kehadiran siswa di kelas
3,9 Sangat Baik
4,0 Sangat Baik
2 a. Keseriusan siswa dan ketepatan
dalam mengerjakan tugas
3,3 Sangat Baik
3,4 Sangat Baik
3 Menghargai
pendapat orang lain 3,1
Baik 3,3
Sangat Baik 4
Perhatian siswa dalam mengikuti
proses belajar 3,2
Baik 3,3
Sangat Baik
5 Keberanian siswa
mengerjakan tugas di depan kelas
3,2 Baik
3,3 Sangat Baik
Keterangan: data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25 halaman 187. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai aspek
afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
4.1.3.5 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Psikomotorik