2.2.2 Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
2.2.3 Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
2.3 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang di dalamnya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama di dalam kelompok-kelompok
kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Pembelajaran kooperatif di dasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam
belajar, dan bertanggung jawab terhadap aktivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu model pembelajaran yang menganut paham konstruktivisme. Lie 2004: 13, menyatakan bahwa ada tiga pilihan model pembelajaran,
yaitu kompetisi, individual, dan cooperative learning. Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada
unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur
model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif .
Menurut Slavin Robert 2008: 4 pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang identik dengan adanya kerjasama kelompok. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan
argumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
2.4 Metode Pembelajaran
Dalam Uno 2006 : 17 variabel metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 tiga jenis, yaitu :
2.4.1 Strategi Pengorganisasian Organizational Strategy
Organizational strategy adalah metode mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. “mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan
seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu.
2.4.1.1 Strategi Penyampaian Delivery Strategy
Delivery strategi adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa dan atau untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari siswa.
Media pembelajaran merupakan bidang kajian utana dari strategi ini.
2.4.1.2 Strategi Pengolahan Management Strategy
Management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara si belajar dan variabel metode pembelajaran lainnya, variabel strategi pengorganisasian dan
penyampaian isi pembelajaran.
2.5 Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS
Model CPS adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan
penguatan ketrampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan
keterampilan memecahkan
masalah untuk
memilih dan
mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir Pepkin,
2004:1. Ada banyak kegiatan yang melibatkan kreatifitas dalam pemecahan masalah
seperti riset dokumen, pengamatan terhadap lingkungan sekitar, kegiatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, dan penulisan yang kreatif. Melalui CPS,
siswa dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Berbeda dengan hafalan yang sedikit menggunakan pemikiran, CPS memperluas proses berpikir.
Sasaran dari CPS adalah sebagai berikut: 1. Siswa akan mampu menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah
dalam CPS. 2. Siswa mampu menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pemecahan
masalah.
3. Siswa mampu mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada.
4. Siswa mampu memilih suatu pilihan solusi yang optimal. 5. Siswa mampu mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan
strategi pemecahan masalah. 6. Siswa mampu mengartikulasikan bagaimana CPS dapat digunakan dalam
berbagai bidang situasi. Adapun proses pembelajaran dengan model CPS Pepkin, 2004: 2
terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 1. Klarifikasi Masalah
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti
apa yang diharapkan. 2. Pengungkapan Pendapat
Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah.
3. Evaluasi dan Pemilihan Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan
pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah.
4. Implementasi Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk
menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan
penyelesaian dari masalah tersebut CPS merupakan model yang mengajarkan siswa agar terbiasa memakai langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan
masalah, hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam belajar.
2.6 Media Pembelajaran