Faktor-faktor yang Memengaruhi Daya Saing Karet Remah Indonesia

koefisien kuantitas produksi karet remah sebesar 0,74596, artinya jika terjadi kenaikkan satu persen kuantitas produksi produksi karet remah maka daya saing industri karet remah Indonesia akan mengalami kenaikkan sebesar 0,74596 persen ceteris paribus. Variabel kuantitas produksi signifikan pada taraf nyata 5 persen. Hasil estimasi tersebut sesuai dengan hipotesis awal bahwa kuantitas produksi karet remah berpengaruh positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia.  Produktivitas Produktivitas merupakan perbandingan antara jumlah komoditi karet yang dihasilkan dengan input luas lahan. Berdasarkan hasil estimasi dari model OLS, produktivitas berpengaruh positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia. Koefisien produktivitas yang didapatkan dari hasil estimasi sebesar 1,144803 artinya ketika terjadi kenaikan produktivitas satu persen maka daya saing karet remah Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 1,144803 persen ceteris paribus. Variabel produktivitas signifikan pada taraf nyata lima persen ceteris paribus. Hasil estimasi tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa produktivitas berhubungan positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia, semakin tinggi produktivitas maka semakin tinggi daya saing karet remah Indonesia. Hubungan positif antara daya saing dan produktivitas ini sesuai dengan teori Porter’s Diamond yang menyatakan bahwa daya saing diidentikkan dengan produktivitas yaitu tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan. Produktivitas pada penelitian ini digambarkan dengan adanya peningkatan produksi pada luas lahan perkebunan tertentu. Meningkatnya jumlah komoditi yang dihasilkan dengan luas lahan yang tetap maka produktivitasnya semakin tinggi. Dengan demikian, produktivitas karet yang tinggi akan meningkatkan daya saing.  Harga Ekspor Riil Karet Remah Indonesia Harga ekspor riil karet remah menunjukkan kualitas dan mutu karet remah tersebut. Hasil estimasi dengan metode OLS menunjukkan bahwa harga ekspor riil karet remah tidak berpengaruh terhadap daya saing industri karet remah Indonesia. Harga ekspor riil karet remah tidak berpengaruh terhadap daya saing karena karet remah merupakan komoditi yang bersifat inelastis maka harga tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan karet, berapaun tingkat harga karet di pasar akan tetap di beli oleh konsumen. Harga ekspor riil karet remah memiliki koefisien 0,073427 dan tidak signifikan pada taraf nyata lima persen ceteris paribus, artinya ketika ada kenaikkan atau penurunan harga karet remah tidak akan mempengaruhi daya saing karet remah secara signifikan.  Nilai Tukar Riil Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai tukar riil rupiah terhadap dollar berpengaruh positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia. Koefisien nilai tukar riil yang diperoleh sebesar 0,527385 artinya jika terdapat kenaikkan nilai tukar maka daya saing industri karet remah Indonesia akan meningkat sebesar 0,527385 persen ceteris paribus. Jika nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika Serikat terdepresiasi, maka harga riil karet remah Indonesia di pasar internasional menjadi relatif lebih murah jika dibandingkan dengan dengan harga karet remah dari negara lain yang di pasarkankeret remah dari negara lain membuat permintaan karet remah Indonesia meningkat. Meningkatnya permintaan ekspor karet remah Indonesia membuat daya saing karet remah Indonesia meningkat.  Dummy Krisis Periode krisis ekonomi pada tahun 1997 mengakibatkan nilai tukar Rupiah terdepresiasi terhadap USD. Hal ini akan menyebabkan harga karet remah menjadi lebih murah dibandingkan dengan harga karet remah dari negara lain, sehingga banyak negara importir yang memilih untuk mengimpor karet remah Indonesia. Oleh karena itu dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia akan meningkatkan daya saing industri karet remah Indonesia . Hasil estimasi menunjukkan bahwa dummy krisis berpengaruh positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia dengan koefisien 0,475585 serta signifikan pada taraf nyata lima persen ceteris paribus.

5.4. Strategi Peningkatan Daya Saing Karet Remah Indonesia

Berdasarkan metode analisis yang telah dijelaskan yaitu metode Porter’s Diamond Theory untuk menganalisis keunggulan kompetitif yang memengaruhi daya saing industri karet remah Indonesia, Revealed Comparative Advantage RCA untuk menganalisis keunggulan komparatif karet remah Indonesia di pasar internasional dan Ordinary Least Square OLS untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi daya saing industri kaet remah Indonesia. Keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang telah dianalisis dengan metode- metode tersebut akan diformulasikan untuk membuat rancangan strategi untuk meningkatkan daya saing industri karet remah Indonesia. Hasil Porter’s Diamond Theory menunjukkan masih terdapat empat komponen yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan daya saing industri karet remah Indonesia yaitu komponen infrastruktur, IPTEK, industri terkait, dan permintaan domestik. Berdasarkan hasil analisis keunggulan komparatif industri karet remah Indonesia menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia seperti kuantitas produksi, produktivitas, harga ekspor, nilai tukar dan dummy ksisis. Hasil metode OLS menunjukkan bahwa produktivitas merupakan variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap daya saing industi karet remah Indonesia. Produktivitas juga berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap variabel-variabel lain dalam penelitian ini. Adapun strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya saing Indonesia antara lain: 1. Mengembangkan infrastruktur Infrastruktur merupakan hal penting dalam proses industri, dengan infrastruktur yang baik akan memacu perkembangan industri karet remah. Untuk itu diperlukan kerjasama dengan instansi terkait untuk mengembangkan sarana dan prasarana fisik di daerah-daerah yang prospek industri karet remahnya potensial dengan memperbaiki infrastruktur seperti: jalan, jembatan, pelabuhan, jasa pengangkutan dan telekomunikasi. Kondisi infrastruktur yang memadai akan memperlancar proses transportasi dan pemasaran karet remah. 2. Meningkatkan industri terkait karet remah indonesia Industri terkait disini adalah penyuplai bibit karet, faktor produksi, dan getah karet sebagai bahan baku untuk produksi karet remah. Getah karet sebagian besar diperoleh dari hasil produksi perkebunan rakyat dengan kualitas yang relatif rendah karena getah karet yang kotor. Untuk mengatasi masalah tersebut sebaiknya petani diberikan pelatihan tentang pemeliharaan dan pengepakkan getah yang siap jual dan sesuai standar mutu karet remah serta adanya sebuah lembaga koperasi yang menghimpun karet petani agar proses distribusi lebih efektif. 3. Meningkatkan produktivitas karet Indonesia Produktivitas berhubungan dengan keefektifan suatu input dalam menghasilkan komoditi akhir. Pemanfaatan lahan perkebunan dengan menggunakan bibit karet unggul dan proses pemeliharaan pohon karet secara periodik serta penggunaan mesin-mesin modern dapat meningkatkan produktivitas karet. Semakin besar produktivitas maka semakin besar jumlah komoditi yang dihasilkan. Peningkatan produktivitas pada industri karet remah Indonesia dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi modern yang dibutuhkan oleh industri karet remah dan penggunaan faktor produksi yang tepat. Produktivitas berhubungan positif dengan kuantitas produksi dan mutu kualitas karet remah, ketika terjadi peningkatan produktivitas maka akan meningkatkan jumlah dan kualitas produksi sehingga dapat meningkatkan daya saing industri karet remah Indonesia.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis keunggulan kompetitif dengan Porter’s Diamond Theory, industri karet remah Indonesia dapat dikatakan memiliki keunggulan kompetitif. Hal tersebut dikarenakan industri karet remah Indonesia memiliki komponen-komponen keunggulan kompetitif Porter’s Diamond Theory yang lebih banyak jika dibandingkan dengan komponen kelemahannya. Hasil analisis Porter’s Diamond Theory menunjukkan bahwa hanya ada tiga dari empat belas komponen yang masih kurang mendukung keunggulan kompetitif industri karet remah Indonesia yaitu komponen IPTEK, infrastruktur, dan industri terkait. Hasil analisis Revealed Comparative Advantage RCA menunjukkan kinerja ekspor karet remah Indonesia yang tinggi di pasar internasional. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai RCA karet remah Indonesia yang lebih besar dari satu. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata dan positif berdasarkan hasil analisis Ordinary Least Square antara lain kuantitas produksi, produktivitas, nilai tukar riil rupiah terhadap dollar dan dummy krisis. Hasil analisis dari setiap metode dalam penelitian ini diformulasikan untuk membuat strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing industri karet remah Indonesia. Strategi yang dapat dirumuskan mengacu pada hasil estimasi metode Porter’s Diamond Theory, Revealed Comparative Advantage, dan Ordinary Least Square antara lain dengan mengembangkan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan agar memperlancar proses transportasi dan pemasaran karet remah , meningkatkan industri terkait karet remah Indonesia serta meningkatkan produktivitas karet Indonesia.

6.2. Saran

Karet remah Indonesia memiliki kinerja yang bagus di pasar domestik dan internasional. Untuk meningkatkan keadaan tersebut hendaknya pelaku industri karet remah lebih mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki baik lahan maupun tenaga kerja. Pemilihan bibit unggul dan penerapan teknologi modern yang tepat guna agar proses produksi karet remah semakin meningkat, serta pembekalan atau pelatihan bagi para pekerja agar lebih produktif.