Kondisi Faktor Analisis Keunggulan Kompetitif Industri Karet Remah Indonesia

industri perkaretan harus dilindungi agar bisa berkembang dengan baik. Larangan investasi asing yang berlebih merupakan salah satu strategi untuk melindungi industri dalam negeri agar tidak dikuasai oleh pihak asing. Bahan baku untuk produksi karet remah sebagian besar diperoleh dari hasil perkebunan karet rakyat. Pengusahaan karet rakyat sebagian besar masih menggunakan alat tradisional dan belum menggunakan teknologi modern sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal. Karet alam yang dijual hasil produksi perkebunan rakyat tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 382008 bahwa karet yang dijual harus dalam keadaan bersih, sedangkan karet yang dijual oleh rakyat kurang memenuhi standar dan kotor. Karet alam yang kotor dan kurang memenuhi standar tersebut memerlukan proses pembersihan lebih lanjut sehingga diperlukan modal yang lebih besar 2 . Namun demikian, pengusahaan modal untuk industri karet remah di Indonesia tidak terkendala oleh modal. Pihak-pihak yang terlibat dalam industri karet remah dapat memenuhi kebutuhan modalnya dengan cukup baik. Permodalan pada industri karet remah dibantu oleh pihak perbankan dalam negeri. 5. Sumber Daya Infrastruktur Keberadaan infrastruktur memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perekonomian seperti pada sektor industri. Infrastruktur dapat berupa jalan, jembatan dan pelabuhan. Infrastruktur yang dimiliki oleh daerah-daerah penghasil karet saat ini masih kurang memadai. Pada umumnya infrastruktur-infrastruktur 2 http:www.gapkindo.orgindex.phpidberita116-pemerintah-diminta-cegah-asing-kuasai-pabrik- karet-remah.html. Diakses pada 20 Maret 2011. tersebut tidak dibangun secara langsung. Keadaan infrastruktur yang kurang memadai menyebabkan proses pemasaran dan pengangkutan komoditi karet kurang efektif. Proses pemasaran dan pengangkutan yang kurang efektif berpengaruh negatif terhadap kinerja industri karet remah Indonesia. Sarana transportasi yang buruk akan menyebabkan biaya yang besar bagi industri sehingga industri tersebut menjadi kurang efektif seperti yang terjadi di daerah Kalimantan dan Sumatera.

5.1.2. Kondisi Permintaan

Kondisi permintaan merupakan salah satu faktor yang penting dalam upaya peningkatan daya saing karet remah Indonesia, semakin besar permintaan terhadap karet remah Indonesia maka daya saing karet remah Indonesia di pasar internasional semakin baik. Sebagian besar karet Indonesia diekspor ke luar negeri, hanya sekitar tujuh persen karet yang dikonsumsi oleh industri dalam negeri. Pangsa pasar karet Indonesia adalah negara yang memerlukan karet untuk bahan baku industri dalam negerinya seperti industri ban, sarung tangan, dan barang-barang yang terbuat dari karet. Ekspor karet Indonesia terbesar ke Amerika Serikat, Jepang dan disusul oleh China Lampiran 9. Negara-negara tersebut memerlukan karet remah sebagai bahan baku industri barang-barang yang terbuat dari karet seperti ban. Tingginya volume ekspor karet remah ke pasar internasional berpengaruh positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia.

5.1.3. Industri Terkait dan Industri Pendukung

Industri terkait dengan industri pendukung memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing karet remah Indonesia. Pada industri terkait ekspor karet remah meliputi industri penyedia bahan baku yaitu getah karet sedangkan pada industri pendukung memiliki peran dalam pengembangan produk olahan karet. 1. Industri Terkait penyediaan bahan baku Industri terkait dalam industri karet remah crumb rubber Indonesia merupakan industri yang menyediakan bahan baku serta faktor-faktor produksi pembuatan karet remah, seperti industri penyediaan bahan baku karet remah, faktor produksi, dan bibit karet. Bahan baku karet remah berupa karet lump, sheet dan slab yang didapat dari hasil produksi perkebunan baik perkebunan rakyat, pemerintah maupun swasta. Sebagian besar bahan baku karet untuk produksi karet remah diperoleh dari hasil perkebunan karet rakyat. Perkebunan karet rakyat merupakan perkebunan yang diusahakan sendiri oleh rakyat dengan menggunakan peralatan yang masih sederhana dan cenderung memiliki produktivitas kecil. Bibit karet yeng ditanam bukan merupakan bibit unggul sehingga kurang produktif. Karet alam yang diperoleh dari hasil perkebunan karet rakyat sebagai bahan baku industri karet remah tidak sesuai dengan standar mutu yang dibutuhkan industri. Karet yang dijual oleh rakyat cenderung kotor sehingga memerlukan proses pembersihan lebih lanjut sebelum diproduksi menjadi karet remah. Proses pembuatan karet remah dengan bahan baku yang kotor menjadikan proses produksi karet remah kurang efektif dan memerlukan modal yang lebih besar. 2. Industri Pendukung Industri pendukung yang dimaksud adalah industri yang menggunakan karet remah sebagai input produksi. Proses pengolahan industrialisasi digunakan untuk meningkatkan nilai tambah dari suatu komoditi primer ataupun setengah jadi seperti karet remah crumb rubber. Industri ban merupakan salah satu industri yang menggunakan karet remah sebagai input produksinya. Industri ban berkembang seiring dengan perkembanbangan industri otomotif. Permintaan karet remah meningkat ketika industri otomotif dan permintaan ban meningkat. Peningkatan kinerja industri ban dan otomotif industri pendukung karet remah berpengaruh positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia.

5.1.4. Struktur, Persaingan dan Strategi Perusahaan

Perusahaan karet remah crumb rubber di Indonesia tersebar diseluruh wilayah indonesia, berdasarkan data BPS 2010 perusahaan karet remah Indonesia berjumlah 183 perusahaan yang tersebar di wilayah Indonesia. Perusahaan karet remah merupakan perusahaan padat karya yang dapat menampung banyak tenaga kerja. Perusahaan karet remah tersebut memberikan peranan yang sangat penting bagi masyarakat dimana sekitar 40 ribu tenaga kerja dapat bekerja di perusahaan karet remah. Sebagian besar bahan baku karet remah diperoleh dari hasil perkebunan karet rakyat. Sistem tata niaga pada karet rakyat memperlihatkan struktur yang sangat kompleks dan mengarah pada bentuk pasar oligopsonistik. Pada sentra-sentra karet rakyat pola swadaya murni, sering ditemukan sejumlah petani karet hanya berhadapan dengan satu orang pedagang karet. Pada kondisi demikian petani karet benar-benar memiliki posisi sebagai price taker. Negosiasi harga tidak pernah terjadi, karena petani tidak memiliki pilihan yang lain. Pada kawasan yang telah relatif terbuka, umumnya pada sentra produksi karet rakyat pengembangan dan sekitarnya, telah terjadi pergeseran struktur dari bentuk oligopsonistik mengarah pada monopsonistik. Pasar karet bergeser dari struktur oligopsonistik yang mengarah pada pasar yang lebih bersaing. Beberapa petani berhadapan dengan sejumlah pedagang. Dengan kondisi ini, petani memiliki peluang melakukan negosiasi harga dengan beberapa pedagang. Keputusan petani untuk menjual hasil kebunnya akan lebih rasional dengan mempertimbangkan harga yang akan diperoleh. Namun demikian, pada kenyataan di lapangan, biasanya setiap petani tetap memiliki pedagang langganan tempat melakukan transaksi. 3 Komoditi karet Indonesia di pasar internasional sangat bersaing karena Indonesia merupakan penghasil karet terbesar kedua setelah Thailand yang disusul dengan Malaysia. Karet Indonesia di pasarkan ke Amerika Serikat, Jepang, China, Korea dll Lampiran 9. Persaingan yang ketat antarnegara produsen karet dunia merupakan suatu tantangan yang besar bagi Indonesia. 3 http:kdei-taipei.orgbannerkaret.htmHASIL. Diakses pada 22 Maret 2011.