Analisis Keunggulan Komparatif Industri Karet Remah Indonesia

besar dari taraf nyata maka dapat disimpulkan bahwa galat pada model yang digunakan terdistribusi secara normal Lampiran 4. D. Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terjadinya satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendekati sempurna dengan variabel bebas lainnya. Hasil uji pada model terdeteksi adanya masalah multikolinearitas karena terdapat hubungan yang sangat erat antara variabel kuantitas produksi dengan produktivitas yang mencapai 0,96. Nilai Variance Inflation Factor VIF pada variabel kuantitas produksi dan produktivitas masing- masing adalah 19,3 dan 25,4 Lampiran 7. Nilai VIF yang lebih dari 10, mengindikasikan adanya gejala multikolinieritas. Untuk mengatasi masalah multikolinieritas pada model tersebut digunakan regresi komponen utama. Hasil estimasi yang diperoleh dari merode OLS dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 5.2. R-square yang dihasilkan dari pengujian 0,701 dan Adjusted R-square sebesar 0,655, hal ini berarti bahwa variasi variabel endogennya dapat dijelaskan secara linier oleh variabel bebasnya sebesar 70,1 persen dan sisanya 29,9 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Faktor-faktor yang tidak bisa dijelaskan oleh model merupakan faktor-faktor yang memengaruhi daya saing industri karet remah, tetapi tidak dapat dikuantitatifkan seperti perkembangan teknologi industri, kemampuan sember daya manusia dan lain-lain. Tabel 5.2 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Memengaruhi Daya Saing Industri Karet Remah Indonesia Variabel Koefisien t-hitung Keterangan QP t 0,74596 13,74801 Signifikan PRO t 1,144803 20,83432 Signifikan HEC t 0,073427 1,153982 Tidak Signifikan ER t 0,527385 7,126725 Signifikan dummy 0,475585 7,068432 Signifikan R-square 70,1 R-adjusted square 65,5 Keterangan : taraf nyata α = 5 - QP t = kuantitas produksi karet remah Indonesia - PRO t = produktivitas - HEC t = harga ekspor riil karet remah - ER t = nilai tukar riil Rupiah terhadap dollar - dummy = krisis yang terjadi tahun 1997 Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap daya saing industri karet remah Indonesia antara lain kuantitas produksi karet remah, produktivitas, harga ekspor riil karet remah, nilai tukar riil dan dummy krisis. Penjelasan faktor-faktor yang memengaruhi posisi daya saing karet remah Indonesia adalah sebagai berikut :  Kuantitas Produksi Karet Remah Indonesia Hasil estimasi dengan menggunakan metode OLS menunjukkan bahwa kuantitas produksi karet remah berpengaruh positif terhadap daya saing. Nilai koefisien kuantitas produksi karet remah sebesar 0,74596, artinya jika terjadi kenaikkan satu persen kuantitas produksi produksi karet remah maka daya saing industri karet remah Indonesia akan mengalami kenaikkan sebesar 0,74596 persen ceteris paribus. Variabel kuantitas produksi signifikan pada taraf nyata 5 persen. Hasil estimasi tersebut sesuai dengan hipotesis awal bahwa kuantitas produksi karet remah berpengaruh positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia.  Produktivitas Produktivitas merupakan perbandingan antara jumlah komoditi karet yang dihasilkan dengan input luas lahan. Berdasarkan hasil estimasi dari model OLS, produktivitas berpengaruh positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia. Koefisien produktivitas yang didapatkan dari hasil estimasi sebesar 1,144803 artinya ketika terjadi kenaikan produktivitas satu persen maka daya saing karet remah Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 1,144803 persen ceteris paribus. Variabel produktivitas signifikan pada taraf nyata lima persen ceteris paribus. Hasil estimasi tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa produktivitas berhubungan positif terhadap daya saing industri karet remah Indonesia, semakin tinggi produktivitas maka semakin tinggi daya saing karet remah Indonesia. Hubungan positif antara daya saing dan produktivitas ini sesuai dengan teori Porter’s Diamond yang menyatakan bahwa daya saing diidentikkan dengan produktivitas yaitu tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan. Produktivitas pada penelitian ini digambarkan dengan adanya