Kerangka Pemikiran Operasional TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah crumb rubber

diproduksi Indonesia dan dalam hal mutu karet remah bersaing dengan karet sinrtesis. Sebagian besar karet yang dijual Indonesia berupa karet alam atau mentah sehingga nilai tambah yang diperoleh sangat sedikit. Proses pengolahan karet merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah atau guna dari karet tersebut. Salah satu bentuk olahan karet alam lateks kebun adalah karet remah crumb rubber . Karet remah merupakan karet alam yang diproduksi secara khusus sehingga mutu teknisnya terjamin. Permintaan karet meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan industri otomotif. Jika dilihat dari luas areal perkebunan karet maka Indonesia berpotensi untuk mengembangkan industri karet alam dalam hal ini adalah karet remah. Namun, realita yang terjadi industri karet remah Indonesia masih kurang berkembang dengan baik, salah satu faktornya adalah produktivitas yang masih rendah, lahan karet yang dimiliki Indonesia kurang optimal dalam pemanfaatannya, standar mutu karet remah Indonesia masih di bawah standar mutu negara produsen karet remah lainnya dan nilai tukar rupiah yang berfluktuatif. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam perkembangan industri karet remah tersebut akan dianalisis menggunakan metode Porter’s Diamond. Daya saing Industri karet remah Indonesia diduga dipengaruhi oleh beberapa variabel Gambar 2.1 antara lain kuantitas produksi karet remah Indonesia, produktivitas, harga ekspor riil karet remah, nilai tukar rill dan krisis. Luas lahan perkebunan karet di Indonesia terbagi menjadi tiga yaitu perkebunan rakyat, perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta. Perkebunan karet Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat. Kuantitas produksi karet remah dipengaruhi oleh luas lahan perkebunan total, produktivitas dan jumlah perusahaan karet remah. Harga karet dipengaruhi oleh nilai tukar riil dan volume ekspor karet remah Indonesia dan variabel dummy yang digunakan dalam penelitian ini adalah krisis yang diduga berpengaruh terhadap kinerja ekspor dan daya saing karet remah Indonesia di pasar internasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tingkat daya saing terkait dengan keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif karet remah Indonesia di pasar internasional. Keunggulan komparatif dan posisi daya saing karet remah Indonesia di pasar internasional dianalisis dengan menggunakan metode Revealed Comparative Advantage RCA. Keunggulan kompetitif terkait dengan karet remah Indonesia dianalisis dengan Porter’s Diamond Theory. Sedangkan faktor- faktor yang memengaruhi daya saing karet remah Indonesia akan dianalisis dengan metode Ordinary Least Square OLS. Dari beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis keunggulan kompetitif dan komparatif karet remah tersebut, maka akan dapat dirumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing industri karet remah Indonesia di pasar internasional.

2.6. Hipotesis

1. Nilai RCA karet remah Indonesia lebih besar dari satu RCA 1, artinya Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada komoditi karet remah. 2. Indeks RCA komoditas karet remah Indonesia lebih besar dari satu indeks RCA 1, artinya terjadi peningkatan RCA atau kinerja ekspor komoditi karet Indonesia di pasar internasional pada tahun tersebut lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. 3. Semua variabel bebas yang digunakan kuantitas produksi karet remah, produktivitas, harga ekspor karet remah, nilai tukar dan krisis memiliki pengaruh terhadap variabel tidak bebas daya saing karet remah Indonesia - Kuantitas produksi karet remah berpengaruh positif terhadap daya saing karet remah Indonesia, semakin banyak karet remah yang dihasilkan maka daya saing karet remah Indonesia semakin tinggi. - Produktivitas diartikan sebagai kemampuan suatu input untuk menghasilkan hasil komoditi yang maksimal. Semakin besar produktivitas maka semakin banyak komoditi yang dapat di pasarkan kepada konsumen. Semakin banyak komoditi yang dihasilkan maka daya saing akan komoditi tersebut akan semakin meningkat. - Harga ekspor karet remah Indonesia berpengaruh positif terhadap daya saing karet remah Indonesia. - Nilai tukar rupiah terhadap Dollar berhubungan positif dengan daya saing karet remah Indonesia ketika terjadi depresiasi nilai rupiah. - Dummy krisis berhubungan positif dengan daya saing karet remah Indonesia.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa deret waktu time series dengan periode waktu dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2008. Jenis data meliputi data luas lahan perkebunan karet, produksi karet alam Indonesia, nilai ekspor karet remah Indonesia, nilai ekspor total karet alam Indonesia, luas lahan perkebunan karet, produksi karet remah, jumlah perusahaan karet remah Indonesia dan data nilai tukar. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS, International Rubber Study Group IRSG, Gabungan Pengusaha Karet Indonesia GAPKINDO, Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Perdagangan, UnComtrade dan studi literatur dari berbagai sumber yang berhubungan dengan industri karet remah.

3.2. Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat daya saing karet remah crumb rubber Indonesia. Metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif ini adalah RCA Revealed Comparative Advantage. Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi daya saing komoditi karet remah Indonesia, digunakan metode regresi linear berganda yaitu analisis Ordinary Least Square OLS. Pengestimasian metode dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Software Minitab 14. Sedangkan analisis deskriptif kualitatif untuk menjelaskan pengkajian potensi, kendala, dan peluang yang dalam hal ini adalah