Taksonomi Morfologi TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi

Banteng Bos javanicus d‟Alton 1832 adalah satwa yang memiliki beberapa nama daerah seperti sapi alas Jawa, klebo dan temadu Kalimantan, Alikodara 1983 mempunyai klasifikasi taksonomi. Berikut taksonomi banteng Lekagul McNeely 1977 : Kingdom : Animalia Sub-kingdom : Metazoa Phylum : Chordata Sub-phylum : Craniata Class : Mammalia Sub-class : Theria Superorder : Ruminantia Familia : Bovidae Sub-familia : Bovinae Tribe : Bovini Genus : Bos Spesies : Bos javanicus d‟Alton, 1938

2.2 Morfologi

Banteng memiliki ciri ciri tubuh yang tegap, besar, dan kuat. Pada bagian dadanya terdapat gelambir dewlap yang dimulai dari pangkal kaki depan sampai bagian leher, tetapi tidak mencapai daerah kerongkongan Alikodra 1983. Di kepalanya terdapat sepasang tanduk, pada banteng jantan tanduk berwarna hitam agak mengkilap, runcing dan melengkung ke dalam, sedangkan pada banteng betina ukuran tanduk lebih kecil dibanding dengan tanduk banteng jantan. Pada dasarnya ukuran tubuh banteng jantan lebih besar dibandingkan dengan banteng betina. Tinggi badan dari banteng sendiri bervariasi menurut umurnya, banteng jantan yang berumur 8-10 tahun mempunyai tinggi bahu ± 170 cm, sedangkan banteng betina dengan umur yang sama mempunyai tinggi sampai bahu ± 150 cm. Banteng jantan ukuran tengkoraknya 50 cm, sedangkan betina lebih ≥ 45 cm. Berat tubuh banteng betina berkisar antara 248 –315 kg Hoogerwerf 1970. Menurut Hoogerwerf 1970, banteng jantan dewasa yang hidup di daratan asia mempunyai jarak maksimum antara ujung tanduk 109,4 cm dan keliling ujung tanduk di bagian dasar yaitu 46,9 cm. Perkembangan tanduk dapat digunakan untuk mengetahui kelas umur dari banteng sampai batas umur tertentu. Adapun hubungan antara umur, tinggi dan panjang tanduk dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hubungan antara umur, tinggi sampai pundak dan panjang tanduk Hoogerwerf 1970 Kelamin Umur tahun Tinggi pundak sampai cm Panjang tanduk cm Jantan 4 75 Tidak ada tanda-tanda. Jantan 23 84 Benjolan kecil. Jantan 36 92 Tidak muncul di permukaan kulit. Jantan 63 85 2 Jantan 70 3 Jantan 6.5 110 8 Jantan 9.5 120 15 Jantan 12 125 23 Jantan 20.5 125 35 Betina 2.5 90 2 Betina 19 118 9 Sumber : Alikodra 1983. Banteng jantan mempunyai tubuh berwarna hitam, makin tua umurnya warna tubuhnya akan semakin hitam. Banteng betina tubuhnya berwarna coklat kemerah-merahan, semakin tua umurnya semakin cokelat tua dan gelap warnanya. Pada banteng anakan baik jantan maupun betina berwarna cokelat tua sehingga sulit menentukan kelaminnya Alikodra 1983 akan tetapi semakin tua umur anakan maka warna tubuhnya akan berubah menurut jenis kelaminnya. berbeda dengan kerabatnya Kerbau liar yaitu warna jantan dan betina sama Santosa 1985. Pada bagian tertentu dari tubuh banteng terdapat warna putih yang sekaligus menjadi ciri khas satwa ini dibandingkan dengan satwa satwa yang lain. Warna putih pada tubuh banteng ini terdapat pada bagian pantat atau pangkal kaki yang semakin tua warna putih tersebut akan semakin mengecil tetapi tidak hilang. Menurut Hoogerwerf 1970 pada anak banteng seluruh bagian pantatnya akan ditutupi oleh warna putih. Bagian kaki sampai lutut, gelambir dan bagian mulutnya juga berwarna putih.

2.3 Habitat