Perilaku istirahat Perilaku .1 Perilaku makan

Gambar 12 Perilaku istirahat. Banteng tidak mempunyai tempat tidur yang tetap. Banteng menyukai tempat yang mempunyai semak yang lebat dan berduri sebagai cover atau tempat berlindungnya. Di hutan Sukamade, banteng jarang menggunakan hutan sebagai cover karena selain telah tidak digunakannya kebun oleh petani juga karena rata- rata hutan yang ada ditumbuhi oleh tumbuhan berduri seperti rotan sehingga banteng tidak menyukainya. Kegiatan beristirahat dan berlindung banteng membutuhkan tempat yang aman dan nyaman. Banteng di TNMB menggunakan kebun dan hutan terbuka sebagai tempat lindungannya. Adanya kebun digunakan sebagai tempat lindungan banteng dikarenakan banyak kebun yang tidak dipakai lagi oleh pekerja sehingga digunakan banteng sebagai lindungan karena aman. banteng TNMB mempunyai beberapa tempat yang digunakan sebagai lindungan antara lain di Resort Sukamade ada di blok 90an coklat dan 90an karet, di Resort Baban ada di Blok Sadelan, di Resort Bandealit ada di Blok Kedungwatu, Blok Banyuputih, dan Blok Balsa. Berikut hasil analisis ketersediaan tempat lindungan. Tabel 8 Hasil analisis ketersediaan tempat lindungan Lokasi Tipe cover Fungsi lindungan Tipe habitat Ketinggian m dpl Tumbuhan dominan Blok 90an coklat Asosiasi tiang Makan, berlindung,istirahat, lintasan Perkebunan 0-10 Coklat Theobrroma cacao Blok 90an karet Asosiasi tiang Makan, berlindung,istirahat, lintasan Perkebunan 0-10 Karet Hevea brasiliensis Balsa Asosiasi pohon Makan, berlindung,istirahat, lintasan Perkebunan dan hutan dataran rendah 0-20 BalsaOchroma lagopus Kedung watu Asosiasi pohon Makan, berlindung,istirahat, lintasan Perkebunan dan hutan dataran rendah 0-20 Waru Hibiscus tiliaceus Banyu Putih Asosiasi pohon dan tiang Makan, berlindung,istirahat, lintasan Perkebunan dan Hutan dataran rendah 0-20 Jerukan Polyalthia ruphii dan walangan Pterospermum diversifolium Sadelan Asosiasi pohon dan tiang Makan, berlindung,istirahat, lintasan Hutan tropis dataran rendah 1090 BayurBischoffia javanica dan gintongan Tabel 8 menjelaskan bahwa semua tempat lindungan yang digunakan oleh banteng di lokasi penelitian digunakan untuk berlindung, istirahat, lintas dan tempat makan. Perilaku banteng yang memilih kebun seperti di Blok 90an coklat dengan ketinggian 0-10 m dpl untuk covernya karena disamping banteng memilih tempat untuk berlindung juga untuk memenuhi kebutuhan pakannya banteng memilih tempat yang dekat dengan pantai agar bisa mengasin hal ini terjadi juga pada tempat seperti Blok 90an Karet. Banteng juga menggunakan hutan terbuka sebagai covernya seperti pada Blok Blasa, Kedungwatu dan Banyuputih karena tempatnya yang terbuka sehingga banteng menyukainya dan juga dikarenakan tempatnya yang dekat dengan pantai sehingga bisa lebih dekat bagi kawanan banteng ini menuju pantai untuk mengasin. Selain cover pada tinggian rata-rata 0-20 m dpl ditemukan juga tempat yang digunakan banteng untuk covernya yaitu di Blok Sadelan di Resort Baban SPTN III Kalibaru. Blok Sadelan ini mempunyai tinggi 1.090 m dpl dengan di dominasi oleh pohon-pohon besar seperti Bayur dan kelontongan sehingga dijadikan tempat yang ideal bagi banteng untuk lindungannya, dari pengamatan di lapangan diduga pada Resort Baban tidak hanya satu tempat saja yang digunakan banteng untuk covernya karena mengingat daerah yang sangat luas untuk banteng mencari makan dan berlindung.

5.3.4 Perilaku merawat tubuh

Merawat tubuh adalah aktivitas yang dilakukan banteng untuk menjaga tubuhnya. Perilaku merawat tubuh yang ditemukan selama pengamatan di lapangan ini antara lain adalah mengibas-kibaskan ekornya dan menggaruk ketika tubuhnya dipenuhi lalat dan nyamuk seperti terlihat pada Gambar 13. Hal ini dikarenakan banteng terganggu dengan keberadaan lalat dan nyamuk. Banteng tidak berkubang seperti halnya kerbau liar Bubalus bubalis karena banteng termasuk satwa yang menjaga kebersihan badannya. Selama pengamatan tidak pernah dijumpai banteng mandi seperti dikatakan Hoogerwerf 1970 bahwa banteng tidak pernah dijumpai mandi atau tanda-tanda mereka mandi. Banteng juga melakukan beberapa gerakan seperti menjilat kaki menggaruk sekitar tanduknya dengan kaki, hal ini dilakukan karena banteng merasa gatal karena lalat dan nyamuk yang ada di tubuhnya. Selain itu Banteng membiarkan burung gagak Corvus enca yang hinggap diatas tubuhnya karena burung gagak ini berguna untuk menghilangkan lalat dan nyamuk yang ada di atas tubuhnya. a b Gambar 13 a Aktivitas merawat tubuh; b Pohon bekas tandukan banteng. Kebiasaan banteng menjilati bagian-bagian tubuhnya dimaksudkan untuk kenyamanan dirinya di samping juga secara tidak langsung membersihkan dirinya. Pengamat juga menemukan perilaku banteng yang menyeruduk pohon, perilaku ini dilakukan untuk mengasah tanduk banteng yang berguna untuk alat mempertahankan diri dari musuh atau pesaingnya. Jika dibandingkan dengan kerabatnya Bos gaurus, banteng relatif lebih tidak agresif jika terganggu Lekagul McNeely 1977.

5.3.5 Perilaku kawin

Pada musim-musim tertentu banteng dewasa mengalami musim kawin. Banteng termasuk satwa monoestrus artinya mempunyai satu musim kawin dalam setahun Hogerwerf 1970. Menurut Hogerwerf 1970 masa kawin banteng di Ujung Kulon adalah bulan Juli, September, Oktober. Diduga selama penelitian terjadi musim kawin di Taman Nasional Meru Betiri dikarenakan selama penelitian berlangsung terdapat aktivitas kawin dan perkelahian banteng jantan dewasa untuk memperebutkan kekuasaan untuk memilih betina yang akan dikawininya. Selama pengamatan ditemukan tiga kali aktivitas kawin yaitu pagi hari pukul 05.15 dan dua kali pada sore hari pukul 16.30. Selama pengamatan banteng memerlukan suasana yang tenang untuk memulai aktivitas kawin. Banteng jantan yang akan melakukan kegiatan ini lebih sensitif jika dalam proses kawin tersebut terganggu. Gambar 14 Tahapan aktivitas kawin. Aktivitas kawin ini diawali dengan gelisahnya banteng jantan dengan menanduk-nandukkan tanduknya ke semak dan tanah, selain itu banteng dewasa yang akan melakukan kawin cenderung lebih agresif dan makan lebih banyak, banteng jantan bersuara lebih banyak dari biasanya, banteng jantan mendekati banteng betina dan menjilati pantatnya dan sering mendongakkan kepala seperti gambar 14. Menurut Alikodra 1983 dalam musim kawin, banteng dewasa tampak lebih agresif. Banteng jantan yang memenangkan perkelahian biasanya