2.5 Makanan dan Air
Makanan  dan  air  merupakan  salah  satu  faktor  terpenting  bagi  semua makhluk hidup dan merupakan pembatas bagi satwa. Makanan dan air itu sendiri
sangatlah  penting  untuk  menyangga  keberlangsungan  hidup  satwa  termasuk banteng.
Makanan  dibutuhkan  untuk  proses  sintesa  di  dalam  tubuh  satwa  dan melengkapi  kebutuhan  energi  yang  dibutuhkan  tubuh  satwa  untuk  proses
pertumbuhan,  penggantian  jaringan  yang  sudah  mati,  produksi  sel-sel  baru  serta kegiatan lainnya seperti lokomasi, osmoregulasi dan ekskresi.
Alikodra  1983  mengemukakan  bahwa  untuk  mndapatkan  pertumbuhan populasi  satwa  yang  normal  diperlukan  makanan  yang  cukup,  baik  dari  segi
kualitas  maupun  kuantitas.  Makanan  tersebut  harus  mengandung  komponen- komponen  protein,  karbohidrat,  lemak,  air,  garam  inorganic,  dan  vitamin.
Selanjutnya  Alikodra  1983  dalam  penelitiannya  menggunakan  sistem  ransum pada 12 ekor banteng di Kebun Binatang Ragunan menunjukkan bahwa dalam hal
makanan  banteng  tidak  selektif.  Jenis  rumput  yang  diberikan  langsung  dimakan, di  antaranya  adalah  :  jampang  pilit  Cytococcum  patens,  rumput  geganjuran
Paspalum  commersonii,  rumput  bamboo  Panicum  montanum,  rumput memerakan  Themeda  arguens,  ki  pait  Axonopus  compressus,  rumput  alang-
alang  Imperata  cylindrica,  daun  dan  batang  padi  Oriza  sativa,  dan  jukut kidang  Centoteaca  lappacea.  Dari  hasil  perhitungan  diperoleh,  nilai  konsumsi
makanan rata-rata untuk tiap ekor per hari berdasarkan berat basahnya yaitu 18,71 kg.  Nilai  konsumsi  makanan  tersebut  diukur  berdasarkan  banteng  yang  ada  di
dalam kandang. Di samping makanan, air juga mempuynyai peranan penting bagi kehidupan
banteng,  terutama  untuk  minum.  Air  berfungsi  untuk  mengangkut  zat-zat makanan  dari  bagian  tubuh  yang  satu  ke  bagian  tubuh  yang  lainnya,
menggelembungkan sel-sel
untuk membantu
sel-sel tersebut
dalam mempertahankan bentuknya serta digunakan dalam banyak reaksi-reaksi biokimia
dalam tubuh, menolong mengatur suhu tubuh dan membantu mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar.
Menurut  Alikodra  1983  pada  daerah  yang  lebih  kering  seperti  Taman Nasional  Baluran,  dalam  musim  kemarau  air  merupakan  salah  satu  pembatas
sehingga  banteng  menyesuaikan  dirinya  dengan  keterbatasan  sumber  air  dengan jalan :
a. Melakukan  perpindahan  ke  tempat-tempat  yang  dapat  mencukupi  keperluan
akan air. b.
Sebagian dari populasi bertahan pada kondisi air minum yangh kritis, bersaing dengan jenis satwa yang lainnya.
2.6 Perilaku