a b
Gambar 20 a Plang interpretasi di Resort Bandealit; b Wawancara dengan warga Bandealit.
Banteng di TNMB hidup berdekatan dengan pemukiman penduduk. Hal ini dikarenakan terdapat kebun di dalam kawasan Taman Nasional sehingga
membuat banyak penduduk yang bekerja pada kebun. Banteng cenderung lebih suka mencari makan di kebun, sehingga membuat sering terjadinya interaksi
antara banteng dan manusia di kawanan Taman Nasional ini. Perburuan belum menjadi hal yang membahayakan bagi konservasi banteng
di TNMB karena pada hasil wawancara penduduk dan data dari pihak Taman Nasional selama 10 tahun terakhir tidak ditemukannya perburuan banteng.
Masyarakat yang berada di dalam kawasan sendiri tidak berani untuk memburu banteng karena takut akan sanksi yang diterima.
Banteng memerlukan habitat yang ideal untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Kondisi habitat di Taman Nasional Meru Betiri harus dijaga agar
kehidupan dan populasi banteng tidak terganggu. Adapun komponen dari habitat banteng ini adalah padang rumput untuk sumber pakan, sumber air dan tempat
mengasin untuk membantu proses pencernaanya. Dalam usaha pelestariannya diperlukan kajian mengenai perilaku untuk
mendukung program pengelolaan pelestarian banteng di TNMB ini. Pelestarian banteng tidak cukup hanya mengetahui jumlahnya tetapi juga harus ditinjau dari
parameter-parameter lainnya seperti pergerakan, kematian, kelahiran, struktur kelamin dan umur serta berbagai faktor yang berpengaruh terhadap setiap
parameter tersebut Setiawati 1986. Diperlukan penerapan peraturan yang mengatur tentang pengawasan satwa khusunya banteng ini secara tegas, hal ini
bertujuan untuk mencegah gangguan yang disebabkan oleh manusia seperti perburuan yang bisa membahayakan keberadaan banteng di TNMB.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah padang penggembalaan yang ada di lokasi penelitian kurang berfungsi dengan baik, hal ini dibuktikan jarangnnya
banteng menggunakan padang penggembalaan untuk tempat sumber pakannya. Banteng di TNMB menghabiskan sebagian waktunya di areal perkebunan kecuali
banteng di daerah Gunung Betiri yang selalu ada di hutan. Hal ini dikarenakan banyaknya sumber pakan yang ada di kebun dibandingkan dengan di padang
penggembalaan. Banteng di TNMB dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan seperti kemampuan hidup banteng yang bisa di ketinggian 1.019 m dpl pada
Gunung Betiri. Setiap kelompok banteng dipimpin oleh seekor betina dewasa dan para
banteng jantan dewasa akan membentuk formasi perlindungan jika kelompoknya dirasa dalam bahaya. Populasi yang ditemukan pada Sukamade adalah 9 individu
dan Bandealit 69 individu. Sex rasio Banteng di Resort Sukamade adalah 1 : 4 dan Resort Bandealit adalah 1 : 2. Sex rasio pada Resort Bandealit berbeda dengan sex
rasio ideal karena adanya translokasi banteng jantan yang dilakukan pihak Taman
Nasional pada tahun 2006.
Karena seringnya terjadi kontak dengan manusia maka sikap liarnya mulai berkurang. Terjadi hubungan antara banteng dengan satwa yang menggunakan
habitat sama. Banteng memiliki strategi dalam berkelompok. Banteng jantan akan
lebih agresif jika dalam musim kawin. Untuk di dua tempat yaitu Sukamade dan
Bandealit Banteng mengasin pada dini hari ketika tidak ada aktivitas manusia.
6.2 SARAN
Saran yang direkomendasikan adalah sebagai berikut: 1.
Perlu diadakan perbaikan padang penggembalaan oleh pihak Taman Nasional dengan penanaman tumbuhan yang disukai oleh banteng sehingga bisa
berfungsi sebagai tempat sumber pakan banteng. 2.
Perlu dilakukan pengamatan perilaku yang dilakukan di tempat yang berbeda serta dengan kondisi yang berbeda pula agar dapat menambah ilmu tentang
perilaku satwa liar pada umumnya dan banteng pada khususnya 3.
Perlu dilakukannya pengamatan perilaku banteng yang lebih mendalam di kawasan gunung Betiri karena mempunyai kondisi yang berbeda sehingga
dapat diperoleh data baru yang berguna dalam pengelolaan banteng di Taman Nasional Meru Betiri.
4. Perlu dilakukan pengelolaan berkelanjutan banteng Resort Bandealit
dikarenakan sex rasio banteng di daerah tersebut yang tidak ideal sehingga bisa mengganggu kelestarian banteng.
5. Karena sangat dekatnya habitat banteng dengan masyarakat di Taman Nasional
Meru Betiri, hendaknya dilakukan patroli yang intensif untuk mencegah adanya konflik maupun perburuan banteng di Taman Nasional Meru Betiri.
6. Diadakannya pemantauan secara periodik agar dapat mengetahui dinamika
populasi dan demografi populasi banteng sehingga berguna untuk pengelolaan satwa liar banteng pada khususnya di Taman Nasional Meru Betiri.