4.2.2 Topografi
Secara umum kawasan Taman Nasional Meru Betiri berupa perbukitan yang berbatasan dengan kawasan pantai bagian selatan. Kawasan ini berada
pada ketinggian antara 900-1223 m dpl. Kondisi kelerangan tanah sangat beragam, mulai dari keadan datar, landai hingga memiliki kelerangan dengan
tingkat yang curam. Kawasan Meru Betiri didominasi dengan bukit-bukit yang relatif tersebar secara merata.
Gunung yang terdapat di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II di Ambulu antara lain: G. Rika 535 m dpl, G. Guci 329 m dpl, G. Alit 534 m
dpl, G. Gamping 538 m dpl, G. Sanen 437 m dpl, G. Butak 609 m dpl, G. Mandilis 844 m dpl, dan G. Meru 344 m dpl. Sedangkan gunung yang terdapat
di seksi pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Sarongan adalah G. Betiri 1223 m dpl yang merupakan gunung tertinggi, G. Gendong 840 m dpl, G. Sukamade
806 m dpl, G. Sumberpacet 706 m dpl, G. Permisan 568 m dpl, G. sumberdadung 520 m dpl, dan G. Rajegwesi 160 m dpl.
Pada umumnya keadaan topografi di sepanjang pantai berbukit-bukit sampai bergunung-gunung dengan tebing yang curam. Sedangkan pantai datar yang
berpasir hanya sebagian kecil, dari Timur ke Barat adalah Pantai Rajegwesi, Pantai Sukamade, Pantai Permisan, Pantai Meru dan Pantai Bandealit. Sungai-
sungai yang berada di kawasan TNMB antara lain Sungai Sukamade, Sungai Permisan, Sungai Meru dan Sungai Sekar Pisang yang mengalir dan bermuara di
Pantai Selatan Jawa.
4.2.3 Geologi dan tanah
Secara umum jenis tanah di kawasan TNMB merupakan asosiasi dari jenis aluvial, regosol dan latosol. Tanah alluvial umumnya terdapat di daerah lembah
dan tempat rendah sampai pantai, sedangkan regosol dan latosol umumnya terdapat di lereng dan punggung gunung. Menurut Suganda et al. 1992 dalam
TNMB 2005 geologi kawasan TNMB terdiri atas: a. Aluvium: kerakal, kerikil, pasir dan lumpur.
b. Formasi Sukamade: batu gunung terumbu bersisipan batu lanau dan batu berpasir.
c. Formasi Puger: Batu gunung terumbu bersisipan breksi batu gunung dan batu gamping hutan.
d. Formasi batu ampar: perselingan batu pasir dan batu lempung bersisipan tuf, breksi dan konglomerat.
e. Anggota batu gamping formasi Meru Betiri: batu gamping, batu gamping tufan dan napal.
f. Formasi Meru Betiri: perselingan breksi gunung api, lava dan tuf, terpropilitan g. Formasi Mandiku: breksi gunung api dan tuf, breksi berkomponen andesit dan
basal bersisipan tuf. h. Batuan terobosan: granodiorit, diorit dan dasit.
Aluvium, Formasi Sukamade, Formasi Puger, Formasi Batu Ampar dan anggota batu gamping Formasi Meru Betiri berasal dari batuan endapan
permukaan dan batuan sedimen. Formasi Meru Betiri dan Formasi Mandiku berasal dari batuan gunung api. Sedangkan batuan terobosan berasal dari batuan
terobosan. Aluvium terbentuk pada zaman Holosen Kuartier, Formasi Batu Ampar terbentuk pada Zaman Oligosen, Formasi Mandiku dan Formasi Puger
terbentuk pada Zaman Akhir Miosen Tersier, Batuan terobosan terbentuk pada Zaman Tengah Miosen Tersier sedangkan Formasi Meru Betiri, Formasi
Sukamade, anggota batu gamping Formasi Meru Betiri terbentuk pada Zaman Awal Miosen Tersier.
4.2.4 Iklim