Karakteristik Habitat Banteng HASIL DAN PEMBAHASAN

TNMB karena padang pengembalaan yang telah disiapkan pihak Taman Nasional ternyata didominasi oleh rumput yang tidak disukai dan tumbuhan yang bukan pakan banteng. Seperti pada padang pengembalaan Sumbersari yang dominan ditumbuhi plumping Panicium respens yang tidak disukai dan telean Lantana camara yang merupakan gulma. Padang pengembalaan Pringtali yang dominan ditumbuhi telean Lantana camara. Analisis vegetasi juga dilakukan di Blok Sadelan, walaupun bukan padang pengembalaan tetapi berdasarkan wawancara Blok ini sering didatangi oleh banteng walau tempatnya 1.019 m dpl. Berikut hasil analisis padang pengembalaan Pringtali Tabel 2, padang pengembalaan Sumbersari Tabel 3, dan Blok Sadelan Tabel 4. Tabel 2 Hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah di savana Pringtali No Nama Jenis Nama Ilmiah Famili KR FR INP 1. Krayutankariya Mikania micrantha Asteraceae 2.55 10.63 13.19 2. Sintru Clitoria ternatea. Leguminosae 15.91 14.89 30.80 3. Kerinyu Chromolaena odorata Asteraceae 6.48 14.89 21.37 4. Telean Lantana camara Verbenaceae 32.40 14.89 47.29 5. Babadotan Ageratum conyzoides. Compositae 2.16 4.25 6.41 6. Kawatan Cynodon dactylon Poaceae 8.44 12.76 21.21 7. Paitan Paspalum conjugatum Berg Poaceae 25.75 14.89 40.64 8. Sidagori Sida glabra Malvaceae 1.96 8.51 10.47 9. Pulutan Urena lobata Malvaceae 0.78 4.25 5.04 Jumlah 200 Sumber : Inayah 2011. Padang pengembalaan Pringtali merupakan salah satu habitat buatan yang sengaja dibuat oleh pihak TNMB dengan sebagai bentuk pengelolaan satwa banteng sebagai tempat makan dan istirahat di resort Bandealit. Luasan padang pengembalaan Pringtali adalah 6 ha dengan ditumbuhi oleh tumbuhan bawah, adapun 9 jenis tumbuhan bawah yang terdapat di FG Pringtali tumbuhan bawah yang dominan tumbuh di pringtali ini adalah telean Lantana camara dengan INP 47.29 dan disusul dengan paitan Paspalum conjugatum dengan INP 40.64. Kenyataannya habitat buatan ini tidak terawat sehingga sangat jarang didatangi banteng selain itu karena pada FG Pringtali ini dominan ditumbuhi oleh telean yang merupakan tumbuhan yang kurang disukai banteng sebagai sumber pakannya sehingga FG ini jarang digunakan oleh banteng. Tabel 3 Hasil analisi vegetasi tumbuhan bawah di savana Sumbersari No Nama Jenis Nama Ilmiah Famili KR FR INP 1. Kerayutan Mikania micrantha Asteraceae 8.83 12.12 20.95 2. Telean Lantana camara. Verbenaceae 30.48 15.15 45.64 3. Plumpung Panicium respens Poaceae 28.22 15.15 43.37 4. Sintru Clitoria ternatea. Leguminosae 10.84 15.15 25.99 5. Kacang – kacangan Desmodium puchellum Fabaceae 1.20 3.03 4.23 6. Lagetan Spilanthes acmelia Asteraceae 3.21 6.06 9.27 7. Kemukus Piper cubeba Piperaceae 0.80 3.03 3.83 8. Paitan Paspalum conjugatum Poaceae 6.82 9.09 15.91 9. Rumput gambir - - 5.62 9.09 14.71 10. Rumput teki Cyperus rotundus. Cyperaceae 1.20 3.03 4.23 11. Rumput kawat Cynodon dactylon Poaceae 2.00 6.06 8.06 12. Putri malu Mimosa pudica 0.80 3.03 3.83 Jumlah 200 Sumber : Inayah 2011. Padang penggembalaan Sumbersari terletak di Resort Sukamade SPTN I mempunyai luas 10 ha yang juga merupakan habitat buatan yang sengaja dibuat oleh pihak TNMB untuk pengelolaan satwa banteng. Menurut pihak TNMB awal dibuat FG ini dengan membabat tumbuhan dan pepohonan agar diharapkan nantinya akan tumbuh tumbuhan bawah sehingga bisa digunakan sebagai sumber pakan banteng. Sumbersari dipilih sebagai salah satu padang pengembalaan di TNMB karena letaknya yang dahulu merupakan habitat banteng dan terdapat sungai yang mengalir sepanjang tahun yaitu sungai Sumbersari. Keadaan padang pengembalaan Sumbersari sekarang tidak terawat dan banyak ditumbuhi bambu. Dari hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah dengan luasan plot 1 x 1 m didapatkan 12 jenis tumbuhan bawah dengan didominasi telean Lantana camaradengan INP 45,64 dan plumpung Panicium respens dengan INP 43,37. Dua tumbuhan bawah yang tumbuh di FG Sumbersari ini tidak disukai banteng sehingga banteng lebih memilih mencari makan di dalam kebun. Tabel 4 Hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah di blok Sadelan No Nama Jenis Nama Ilmiah Famili KR FR INP 1. Paitan Paspalum conjugatum Berg Poaceae 65.59 29.41 95.00 2. Jirek - - 0.53 5.88 6.41 3. Beru - - 1.07 5.88 6.95 4. Arbei Morus alba Moraceae 17.20 23.52 40.73 5. Jagiran - - 9.67 11.76 21.44 6. Muksor - - 3.22 11.74 14.99 7. Srau Dracontomelon mangiferum Anacardiaceae 2.68 11.76 14.45 Jumlah 200 Blok Sadelan merupakan salah satu daerah di Gunung Betiri yang memiliki keunikan yaitu sering didatangi oleh banteng untuk makan dan sebagai lintasan, hal ini dibuktikan dengan banyak ditemukannya jejak dan bekas rengutan pakan banteng. Blok Sadelan mempunyai luasan 5 ha dengan ketinggian 1.019 m dpl dengan tipe hujan tropis dataran rendah. Adapun hasil analisis vegetasi tumbuhan bawahnya ditemukan 7 jenis dengan paitan Paspalum conjugatum sebagai tumbuhan dominan dengan INP 95 dan arbei Morus alba . Tumbuhan paitan dan arbei ini termasuk pakan yang disukai banteng, hal ini dibuktikan dengan banyaknya bekas rengutan yang ditemukan yang ditemukan di Blok Sadelan ini. Hasil kegiatan pengamatan pakan berdasarkan hasil renggutan, pengamatan langsung, wawancara dengan masyarakat dan petugas diperoleh jenis-jenis tumbuhan yang dimakan oleh banteng di TNMB mencapai 22 jenis dari tingkat tumbuhan bawah sampai pohon. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dapat dilihat pada Tabel 5. Dapat dilihat bahwa banteng tidak hanya makan jenis-jenis tumbuhan bawah namun juga jenis-jenis yang dapat menjadi pohon ataupun bambu. Tabel 5 Jenis-jenis pakan banteng yang terdapat di TNMB No Nama lokal Famili Nama ilmiah 1. Kerayutan Asteraceae Mikania micrantha 2. Plumpung Poaceae Panicium respens 3. Kacang-kacangan Fabaceae Desmodium puchellum 4. Lagetan Asteraceae Spilanthes acmelia 5. Paitan Poaceae Paspalum conjugatum 6. Rumput kawat Poaceae Cynodon dactylon 7. Coklat Sterculiaceae Theobrroma cacao 8. Kirinyuh Asteraceae Chromolaena odorata 9. Babadotan Compositae Ageratum conyzoides. 10. Bambu wuluh Poaceae Schizoschyum blumea 11. Jerukan Annonaceae Polyalthia ruphii 12. Ketangibungur Lythraceae Lagerstromia speciosa 13. Ringin Moraceae Ficus benjamina 14. Jenti Fabaceae Sesbania sesban 15. Rambusa Passifloraceae Passiflora foetida 16. Waru Malvaceae Hibiscus tiliaceus 17. Kinurasembung sukmo Compositae Gynura procumbens 18. Rampelasan Lauraceae Litsea amara 19. Pukatakokak Solnaceae Solanum torfum 20. Lameta Poaceae Leersia hexandra 21. Bayur Sterculiaceae Pterospermum javanicum Tabel 4 Lanjutan Sumber : Inayah 20101. Banteng tidak makan hanya rumput saja tetapi bisa juga makan daun muda oleh karena itu banteng di TNMB tidak hanya grazer yaitu pemakan rumput dan semak tetapi juga lebih banyak browser pemakan daun dan pucuk muda. Pakan banteng seperti pada Tabel 4 banyak ditemui pada areal kebun sehingga membuat banteng lebih senang mencari makan di kebun dibanding di padang penggembalaan yang sengaja dibuat oleh pihak Taman Nasional untuk tempat sumber pakan banteng.

5.2 Populasi Banteng

5.2.1 Ukuran populasi

Pengamatan yang dilakukan di Taman Nasional Meru Betiri meliputi Resort Sukamade, Resort Bandealit dan Resort Baban Adapun teknis pengamatan menggunakan metode concentration count yaitu pengamatan dilakukan terkonsentrasi pada suatu titik yang diduga sebagai tempat adanya banteng dengan peluang perjumpaan banteng tinggi, misalnya pada tempat tersedianya pakan dan air untuk banteng. Resort Sukamade dan Resort Bandealit saja yang ditemukan banteng secara langsung berdasarkan hasil pengamatan. Pada Resort Baban hanya ditemukan jejak dan bekas rengutan pakan banteng. Dari hasil pengamatan menggunakan Concentration count yang diperoleh dugaan populasi minimum pada Resort Sukamade adalah 9 individu dan Resort Bandealit 69 individu dengan asumsi tidak terjadi pertukaran populasi antar titik konsentrasi. Perhitungan yang dilakukan Taman Nasional pada 2009 pada Resort Bandealit adalah sebanyak 66 individu sedangkan pada Resort Sukamade adalah 4 individu. Bandealit merupakan tempat yang ideal bagi populasi banteng, hal ini dibuktikan dengan perjumpaan paling banyak selama pengamatan berlangsung. Kelompok kelompok yang berada pada satu blok sesekali terlihat merumput bersama pada satu waktu. Pada kegiatan merumput bersama tersebut tidak ditemukannya permusuhan atau perkelahian antar individu banteng yang berbeda kelompok. 22. Arbei Moraceae Morus alba Tabel 5 Lanjutan Jumlah populasi banteng yang ditemukan di Sukamade tidak sebanyak yang ditemukan di Bandealit karena luas area dan penyebaran banteng yang jauh sehingga selama pengamatan berlangsung hanya ditemukan satu kelompok saja padahal dari informasi di lapang populasi banteng di Sukamade ini tergolong banyak. Gambar 6 Kelompok banteng di Bandealit. Lokasi yang tidak ditemukan banteng secara langsung adalah Blok Sadelan tepatnya di dekat gunung Betiri. Lokasi sadelan ini ditemukan banyak jejak baru dan rengutan makanan banteng. Diduga terdapat satu kelompok yang berada di lokasi tersebut.

5.2.2 Struktur populasi

Banteng di TNMB biasanya hidup berkelompok dan soliter. Kelompok banteng berjumlah antara 4-14 ekor terdiri dari betina, jantan dan anak. Banteng soliter ini adalah banteng yang kalah berkelahi dengan banteng lainnya untuk memperoleh kekuasaan. Ukuran kelompok banteng merupakan strategi pertahanan dari faktor makanan dan faktor gangguan. Menurut Hoogerwerf 1970 dalam Alikodra 1983 pada kondisi yang tidak terganggu banteng akan menghabiskan waktunya untuk melakukan aktivitas makan di daerah terbuka dengan membentuk kelompok lebih dari satu. Pada kondisi terganggu banteng akan lari dan bersembunyi. Kecepatan lari banteng di daerah terbuka lebih cepat dan mudah membelokkan