Fauna Potensi Biotik .1 Flora dan tipe habitat

rendah. Pada tipe vegetasi ini juga tumbuh banyak jenis epifit, seperti anggrek dan paku-pakuan serta liana. Jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di antaranya jenis walangan Pterospermum diversifolium, winong Tetrameles nudiflora, gondang Ficus variegata, budengan Diospyros cauliflora, pancal kidang Aglaia variegata, rau Dracontomelon mangiferum, glintungan Bischoffia javanica, ledoyo Dysoxylum amoroides, randu agung Gossampinus heptaphylla, nyampuh Litsea sp, bayur Pterospermum javanicum, bungur Lagerstromia speciosa, segawe Adenanthera microsperma, aren Arenga pinnata, langsat Langsium domesticum, bendo Artocarpus elasticus, suren Toona sureni, dan durian Durio ziberthinus. Terdapat pula vegetasi bambu seperti: bambu bubat Bambusa sp, bambu wuluh Schizostachyum mosum, dan bambu lamper Schizastychyum branchyladium. Di dalam kawasan juga terdapat beberapa jenis rotan, di antaranya : rotan manis Daemonorops melanocaetes, rotan slatung Plectomocomia longistigma, rotan warak Plectomocomia elongata dan lain- lain.

4.3.2 Fauna

Fauna yang telah teridentifikasi di kawasan Taman Nasional Meru Betiri hingga saat ini sebanyak 217 jenis, terdiri dari 92 jenis yang dilindungi dan 115 jenis yang tidak dilindungi, meliputi 25 jenis mamalia 18 di antaranya dilindungi, 8 reptilia 6 jenis di antaranya dilindungi, dan 184 jenis burung 68 jenis diantaranya dilindungi. Keragaman jenis fauna tersebut dapat dibagi menjadi beberapa kelas antara lain aves, mamalia, herpetofauna amphibi dan reptilia dan perairan. Kelompok besar yang berada dalam kawasan taman nasional adalah jenis aves, mamalia herbivora, primata dan karnivora besar dan reptilia besar penyu laut, biawak dan ular phyton. Fauna yang terdapat di kawasan TNMB diantaranya adalah Banteng Bos javanicus, Monyet ekor panjang Macaca fascicularis, Macan tutul Panthera pardus melas, Ajag Cuon alpinus javanicus, Kucing hutan Prionailurus bengalensis javanensis, Rusa Cervus timorensis, Bajing terbang ekor merah Iomys horsfieldii, Merak Pavo muticus, Penyu belimbing Dermochelys coriacea, Penyu sisik Eretmochelys imbricata, Penyu hijau Chelonia mydas, dan Penyu ridellekang Lepidochelys olivacea.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Habitat Banteng

Taman Nasional Meru Betiri mempunyai lima tipe vegetasi yaitu hutan pantai. Hutan Mangrove, Hutan Rawa, Hutan Rheophyt yaitu hutan vegetasinya telah beradaptasi dengan aliran sungai, Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah dimana beberapa vegetasi tersebut merupakan habitat yang ideal untuk habitat banteng Bos javanicus d‟Alton 1832. Lokasi penelitian dilakukan di beberapa tempat yaitu STPN I di Resort Sukamade pada Blok Sumbersari dab Blok 90an, SPTN II di Resot Bandealit pada Blok dan SPTN III di Baban tepatnya di blok Sadelan. Karakteristik habitat adalah toleransi satwa terhadap habitat yang ditempatinya. Hasil analisis vegetasi yang yang dilakukan pada habitat banteng, didapatkan bahwa padang pengembalaan Feeding ground yang terdapat di dua lokasi penelitian yaitu Sumbersari di Resort Sukamade dan Pringtali di Resort Bandealit jarang digunakan banteng untuk memenuhi kebutuhan pakannya. Tumbuhan yang tumbuh dominan di padang pengembalaan tersebut tidak disukai banteng hal ini yang menyebabkan tidak berfungsinya padang penggembalaan, hal ini dibuktikan dengan jarangnya ditemukan perjumpaan langsung maupun tidak langsung yaitu berupa jejak atau bekas rengutan pakan. Gambar 5 Padang penggembalaan Sumbersari kiri dan padang penggembalaan Pringtali kanan. Banteng lebih suka menggunakan kebun sebagai tempat makan dibandingkan dengan padang pengembalaan yang telah dibuatkan oleh pihak TNMB karena padang pengembalaan yang telah disiapkan pihak Taman Nasional ternyata didominasi oleh rumput yang tidak disukai dan tumbuhan yang bukan pakan banteng. Seperti pada padang pengembalaan Sumbersari yang dominan ditumbuhi plumping Panicium respens yang tidak disukai dan telean Lantana camara yang merupakan gulma. Padang pengembalaan Pringtali yang dominan ditumbuhi telean Lantana camara. Analisis vegetasi juga dilakukan di Blok Sadelan, walaupun bukan padang pengembalaan tetapi berdasarkan wawancara Blok ini sering didatangi oleh banteng walau tempatnya 1.019 m dpl. Berikut hasil analisis padang pengembalaan Pringtali Tabel 2, padang pengembalaan Sumbersari Tabel 3, dan Blok Sadelan Tabel 4. Tabel 2 Hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah di savana Pringtali No Nama Jenis Nama Ilmiah Famili KR FR INP 1. Krayutankariya Mikania micrantha Asteraceae 2.55 10.63 13.19 2. Sintru Clitoria ternatea. Leguminosae 15.91 14.89 30.80 3. Kerinyu Chromolaena odorata Asteraceae 6.48 14.89 21.37 4. Telean Lantana camara Verbenaceae 32.40 14.89 47.29 5. Babadotan Ageratum conyzoides. Compositae 2.16 4.25 6.41 6. Kawatan Cynodon dactylon Poaceae 8.44 12.76 21.21 7. Paitan Paspalum conjugatum Berg Poaceae 25.75 14.89 40.64 8. Sidagori Sida glabra Malvaceae 1.96 8.51 10.47 9. Pulutan Urena lobata Malvaceae 0.78 4.25 5.04 Jumlah 200 Sumber : Inayah 2011. Padang pengembalaan Pringtali merupakan salah satu habitat buatan yang sengaja dibuat oleh pihak TNMB dengan sebagai bentuk pengelolaan satwa banteng sebagai tempat makan dan istirahat di resort Bandealit. Luasan padang pengembalaan Pringtali adalah 6 ha dengan ditumbuhi oleh tumbuhan bawah, adapun 9 jenis tumbuhan bawah yang terdapat di FG Pringtali tumbuhan bawah yang dominan tumbuh di pringtali ini adalah telean Lantana camara dengan INP 47.29 dan disusul dengan paitan Paspalum conjugatum dengan INP 40.64. Kenyataannya habitat buatan ini tidak terawat sehingga sangat jarang didatangi banteng selain itu karena pada FG Pringtali ini dominan ditumbuhi oleh telean yang merupakan tumbuhan yang kurang disukai banteng sebagai sumber pakannya sehingga FG ini jarang digunakan oleh banteng.