memilih betina yang akan dikawininya dengan cara mendekati betina dan mulai menciumi pantat betina, aktivitas ini dilakukan berulangkali pada saat musim
kawin terjadi.
5.3.6 Perilaku bermain
Bermain adalah aktivitas yang paling sering dilakukan oleh anak banteng. Aktivitas ini dilakukan anak banteng untuk melatih otot agar dapat beradaptasi
dengan lingkungannya. Dari kelompok banteng yang diamati di Bandealit terlihat bahwa anak banteng terlihat sangat aktif bergerak. Anak banteng ini lebih suka
berlari kesana kemari walau banteng yang lain sedang makan. Dari pengamatan ada beberapa perilaku anakan yang terlihat adalah berlari-larian di sekitar
kelompok, meloncat-loncat di sekitar kelompok dan menanduk pelan ke arah banteng lain.
Aktivitas bermain ini biasanya dilakukan anak banteng sendirian. kadang kala anak banteng berlari-larian sendiri agak jauh namun jika ada gangguan
seperti datangnya pengamat maka banteng anakan tersebut diam sejenak memandangi sumber gangguan lalu berlari kembali ke kelompoknya. Aktivitas
bermain anak ini ada juga seperti menanduk banteng yang lebih dewasa namun reaksi banteng dewasa kadang diam saja kadang mengusirnya. Aktivitas bermain
seperti berlari-larian, lompat-lompatan kesana kemari dan mengganggu banteng dewasa ini merupakan proses belajar untuk melatih tubuh dan mengenal
lingkungan sekitarnya. Setiawati 1986 menyatakan bahwa anak banteng cenderung lebih banyak melakukan gerakan berupa berlari-lari, meloncat-loncat,
dan mengganggu banteng lainnya, hal ini timbul oleh adanya rangsangan ingin tahu dan belajar mengenal lingkungan sekitarnya. Pendapat tersebut dikuatkan
oleh Suratmo 1979 dan Wallace 1938 menyatakan bahwa tingkah laku bermain mempunyai manfaat besar karena tingkah laku ini merupakan latihan
dalam berkelahi untuk membela diri, melatih cara menangkap dan membunuh mangsanya, meningkatkan kelincahan badannya untuk dapat survival di alam.
5.3.7 Perilaku mengasuh anak
Mengasuh anak dilakukan oleh banteng betina dewasa. Anak banteng mulai bisa merumput pada umur kurang lebih 14 hari, tetapi selama sebulan pertama
masih tetap menyusu pada induknya Setiawati 1986. Anak banteng yang baru
lahir tidak bisa merumput atau minum sendiri, sehingga induk banteng akan mengasuh sampai anak bisa bertahan hidup sendiri. Kegiatan mengasuh anak ini
akan berakhir ketika datangnya musim kawin karena pada musim ini betina dewasa lebih memilih fokus pada jantan dewasa. Suratmo 1979 mengatakan
bahwa setiap mamalia, aktivitas mengasuh anaknya berhenti pada musim kawin walaupun kadang-kadang anaknya masih kecil. Induk dan anak banteng
merupakan suatu unit sosial terkecil, sering terlihat duduk bersama dan berdekatan Setiawati 1986. Aktivitas mengasuh anak ini biasanya dilakukan
oleh banteng betina. Induk banteng tidak akan membiarkan anaknya yang masih kecil bermain atau mencari makan terlalu jauh dari induknya.
Gambar 15 Aktifitas mengasuh anak. Banteng akan mengeluarkan kuakan lemah jika anak bermain atau
merumput sudah terlalu jauh dari induknnya. Hal ini seperti yang dikemukakan Hogerwerf 1970 banteng betina bila akan memanggil anaknnya dengan cara
mengeluarkan kuakan lemah dan anak-anaknya akan mendekati induknya. Perilaku mengasuh anak lain yang ditemukan salama pengamatan adalah sang
induk yang menjilat-jilat tubuh anaknya yang masih kecil, biasanya kegiatan ini berlangsung selama lima menit selain itu hal ini merupakan komunikasi antara
anak dan induk selain itu aktivitas ini bermaksud untuk membersihkan kulit sang anak. Perilaku mengasuh anak yang lain adalah perilaku induk menyusui.
5.3.8 Perilaku agonistik
Pada musim-musim tertentu banteng dewasa melakukan perkelahian yang tidak jarang menyebabkan kematian. Penyebab perkelahian antar banteng jantan
bisa karena perebutan kekuasaan atau memperebutkan banteng betina yang akan