BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei Willingness to PayWTP dan Ability to Pay ATP terhadap Biaya Administrasi Perbankan dan setelah dilakukan analisis data
statistikserta pembahasannya, maka dapat disimpulkan bahwa. 1.
Masyarakat Kota Medan ternyata memiliki kemampuan dalam membayar biaya administrasi perbankan pada tingkat harga Rp 10.000 – 20.000 tetapi
meskipun masyarakat tersebut mampu untuk membayar biaya administrasi tersebut, tidak sedikit yang memilih untuk tidak mau membayar biaya
administrasinya pada tingkat harga yang sudah ditentukan. Masyarakat Kota Medan yang pada penelitian ini dibagi atas nasabah Bank Mandiri,
Bank BCA dan Bank Muamalat meskipun memiliki tingkat pendapatan yang sudah memadai dan bahkan lebih dari cukup, tetap saja merasa berat
untuk membayarkan biaya administrasi tersebut. Hal ini terjadi bukan tidak memiliki alasan yang jelas. Tetapi masyarakat banyak yang
memberikan presepsinya bahwa biaya administrasi tersebut belum begitu wajar dan masih memberatkan para nasabah mengingat pelayanan Bank
masih ada yang belum memadai. 2.
Kemauan masyarakat untuk membayar biaya administrasi perbankan sangat jauh berbeda dengan harga yang sudah diterapkan oleh Bank.
Masyarakat mau membayar biaya administrasi tersebut berkisar pada rata-
Universitas Sumatera Utara
rata Rp 3.000 - Rp 10.000. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik ekonomi dan sosial responden. Adapun faktor yang paling berpengaruh terhadap
kemauan membayar biaya administrasi perbankan adalah pendapatan responden, pendidikan responden, serta usia responden. Hubungan
variable tersebut yaitu semakin tinggi pendapatan responden, semakin tinggi pendidikan, dan semakin besar usia responden maka kemauan
membayar biaya administrasi perbankan juga akan semakin besar dan semakin bervariasi.
3. Biaya administrasi ternyata memiliki hubungan terhadap peningkatan dan
penurunan nilai BOPO. Seperti yang diketahui pada penelitian ini, bahwa Bank Mandiri dan Bank BCA adalah Bank yang memiliki nilai BOPO
cukup ideal dan dibawah batas standar nilai BOPO yaitu sebesar 70. Sedangkan Bank Muamalat berdasarkan Laporan Keuangan pada tahun
2014 menunjukkan nilai BOPO yang cukup besar dan ini bisa saja dikatakan tidak memiliki efisiensi dalam penggunaan biaya
administrasinya. Artinya, Pendapatan Operasional yang masuk ke Bank Muamalat lebih kecil dari Biaya Operasional yang keluar. Ini yang
menyebabkan Bank Muamalat masih belum memiliki komitmen untuk melakukan efisiensi.
5.2 Saran