Perpustakaan Perguruan Tinggi Basis Teori
seperti e-journal, e-books, koleksi digital dan sebagainya menjadi kekayaan pengetahuan yang wajib disediakan dalam perpustakaan perguruan tinggi dalam
mendukung pembelajaran maupun penelitian. Peran perpustakaan perguruan tinggi tidak lagi sekedar penyedia ruang fisik,
tetapi memfasilitasi kolaborasi sivitas akademika, memunculkan berbagai bentuk interaksi sumber-sumber pengetahuan dengan pengguna perpustakaan. Interaksi
yang dapat dibangun perpustakaan salah satunya melalui literasi informasi. The Association of College and Research Libraries ACRL yang dikutip
Deleo et al. 2009 mendefinisikan literasi informasi untuk perguruan tinggi sebagai suatu kemampuan seseorang dalam a menentukan ruang lingkup
informasi yang dibutuhkan, b mengakses informasi dengan efektif dan efisien, c mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan mensintesakan
informasi yang telah diseleksi ke dalam sistem pengetahuan dan nilai individu, d sebagai individu ataupun anggota suatu kelompok menggunakan informasi
dengan efektif untuk menyelesaikan untuk suatu tujuan tertentu, e memahami isu ekonomi, hukum dan sosial disekitarnya, dan f penggunaan serta akses
informasi secara etis dan legal. Kegiatan literasi informasi dijalankan untuk mendukung peran perpustakaan perguruan tinggi sebagai akses ke sumber-sumber
pengetahuan. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut DIKTI 2004:
a. Fungsi edukasi, artinya perpustakaan sebagai sumber belajar, dan koleksi yang disediakan dapat mendukung pencapaian aktivitas pembelajaran.
b. Fungsi informasi, artinya perpustakaan sebagai sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
c. Fungsi riset, artinya perpustakaan menyediakan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir dalam mendukung penelitian, pengkajian
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. d. Fungsi rekreasi, artinya perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif
yang dapat mengembangkan kreativitas, minat, dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
e. Fungsi publikasi, artinya perpustakaan berperan untuk mempublikasikan karya yang dihasilkan warga perguruan tingginya.
f. Fungsi deposit, artinya perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya
g. Fungsi interpretasi, artinya perpustakaan seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang
dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Fungsi-fungsi yang dinyatakan di atas sejalan dengan pendapat Budd 2005,
bahwa perpustakaan perguruan tinggi harus memodifikasi fungsi-fungsinya dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga fasilitas dan layanan dapat
dimanfaatkan secara maksimal. Portal perpustakaan dapat dikembangkan dengan mengacu pada fungsi
perpustakaan perguruan tinggi seperti pada fungsi informasi, publikasi dan deposit. Fungsi portal mengacu pada perpustakaan yaitu menyediakan sumber
pengetahuan yang dapat diakses dengan mudah, cepat melalui titik masuk tunggal, memfasilitasi publikasi pengetahuan, dan sentra untuk deposit serta penyimpanan
semua pengetahuan yang dihasilkan sivitas akademika. Layanan perpustakaan bersifat terintegrasi cenderung lebih banyak dicari
oleh pengguna dibandingkan dengan layanan secara terpisah. Perpustakaaan seharusnya menjadi perekat bagi pengguna perpustakaan dengan pengetahuan
yang dikelola, sehingga dapat memperkaya pengetahuan penggunanya. Penciptaan pengetahuan baru dapat muncul melalui berbagai aktivitas kolaborasi.
Kolaborasi yang dibangun melalui portal diharapkan mampu mengintegrasikan konten dan layanan ke dalam satu wadah tunggal yang mudah diakses oleh
pengguna. Teknologi informasi memungkinkan terciptanya kolaborasi tersebut.