Komponen Teknologi dan Fitur Portal Perpustakaan Perguruan Tinggi

menggunakan teknologi seperti a cross-searching atau lintas pencarian, b harvesting; c perangkat pengingat alerting dan menggabungkan semua hasil dan ditampilkan bagi pengguna dengan menggunakan web browser. Adakalanya informasi yang disampaikan berupa tautan-tautan ke bahan-bahan perkuliahan. Bila dilihat hampir sebagian besar portal perpustakaan perguruan tinggi terintegrasi dengan portal universitas sistem akademik, kepegawaian, keuangan, dan sebagainya. Portal tidak hanya sekedar website bersifat penyampaian informasi atau profil organisasi, tetapi portal perpustakaan perguruan tinggi dibangun dengan komunitas yang spesifik yaitu mahasiswa, staf, dosen, peneliti. Pengembangan portal perpustakaan perlu memperhatikan aspek: pengorganisasian sumber- sumber informasi elektronik, penggunaan teknologi antarmuka pencarian, autentifikasi, personalisasi dan kustomisasi. Dari berbagai pendapat di atas, disimpulkan bahwa portal perpustakaan perguruan tinggi merupakan portal yang mengelola sumber-sumber pengetahuan, ketersediaan integrasi beberapa sistem baik sistem pencarian maupun layanan, akses melalui titik masuk tunggal yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan komponen teknologi portal lainnya. Berikut di bawah ini penjelasan komponen teknologi dan fitur portal perpustakaan perguruan tinggi: 1. Informasi umum perpustakaan Informasi umum perpustakaan berisi profil perpustakaan, seperti sejarah perpustakaan, lokasi, jenis layanan, jenis koleksi, jam layanan, bantuan pustakawan dan sebagainya. Penyampaian profil perpustakaan merupakan syarat utama dalam menyampaikan keberadaan perpustakaan sebagai penghubung informasi antara perpustakaan dengan pengguna. 2. Single sign on dan teknologi autentifikasi Covet 2003 dan Pendit 2008 menyebutkan autentifikasi merupakan proses identifikasi seseorang dengan mensyaratkan terlebih dahulu memasukkan kode pengenal dan kata sandi pada sistem komputer. Proses autentifikasi mengijinkan seseorang dapat mengakses suatu fasilitas atau menu dalam suatu aplikasi atau sumber-sumber pengetahuan. Komponen autentifikasi berkaitan erat dengan personalisasi dan kustomisasi melalui keleluasaan yang diberikan sistem komputer bagi pengguna untuk melakukan aktivitas pada sistem komputer. Penggunaan autentifikasi biasanya berhubungan dengan koleksi atau layanan tertentu seperti mengakses electronic journal yang dilanggan. Proses autentifikasi dapat dilakukan dengan identitas keanggotaan di institusi ataupun berdasarkan pada kesepakatan afiliasi dengan organisasi tertentu. Autentifikasi bisa melalui identifikasi pada alamat situs institusi IP Address atau melalui jaringan terbatas seperti proxy server dengan pengaturan dari dalam atau luar institusi. Pendit 2008 menyebutkan autentifikasi yang terpusat merupakan solusi bagi penggunaan fasilitas yang disediakan dalam portal. Beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi autentifikasi seperti Shibboleth, Kerberos, Athens. 3. Layanan pembatasan akses proxy services Layanan proxy disediakan untuk akses pada sumber pengetahuan elektronik berlisensi dilanggan. Proxy server merupakan teknologi server yang ditempatkan antara aplikasi dan klien dan server yang menyampaikan layanan kepada pengguna. Salah satu teknologi proxy yang banyak digunakan dalam teknologi autentifikasi adalah Virtual Private Network VPN. 4. Sistem pencarian Sistem pencarian meliputi a sistem antarmuka tunggal yang menyediakan akses ke multi sumber pengetahuan yang berbeda single-search interface, b pencarian dengan strategi federated search secara simultan pada beberapa basisdata elektronik. Ketersediaan sistem-sistem terintegrasi baik dari beberapa sarana penelusuran maupun layanan perpustakaan merupakan inti layanan portal perpustakaan. Sistem pencarian terintegrasi memfasilitasi pengguna untuk mengakses melalui titik yang saling terhubung. Salah satu adanya keterpakaian sumber pengetahuan melalui penyediaan sarana penelusuran yang baik. OCLC Online Computer Library Center menyatakan dalam risetnya pada tahun 2005 terdapat 84 orang memilih mesin pencari search engine dan hanya 1 orang memilih website perpustakaan sebagai sumber informasi dalam pencarian informasi. Fenomena mesin pencari Google yang mampu mengumpulkan ribuan sumber informasi di internet dan menampilkan hasil pencarian dengan perangkingan berdasarkan tingkat kerelevanan topik yang mendekati apa yang dicari pengguna, menjadi rujukan bagi perpustakaan perguruan tinggi dalam mengembangkan sistem pencarian. Seperti hasil riset OCLC pada tahun 2005 terdapat 62 orang memilih Google sebagai mesin pencari dari 20 mesin pencari yang lain. Riset ini menunjukkan Google merupakan pilihan utama sebagai sarana penelusuran dalam pencarian informasi. Swanson dan Green 2011 mengemukakan hasil pencarian Google lebih mudah ditemukan, karena melalui satu tahap pencarian dan hal itu menjadikan pertimbangan orang dalam mencari informasi di internet. Boyd et al. 2006 menyatakan model pencarian Google yang disebut Google-like single box, memberi kesempatan bagi pengguna memasukkan kata kunci melalui satu kotak pencarian. Fungsi kerja mesin pencari Google dengan pencarian antarmuka tunggal disertai kelebihan pada hasil pencarian yang mendekati apa yang dibenak pengguna, menjadi pertimbangan dalam mendesain sistem pencarian maupun antarmuka pencarian. Meskipun tetap ada pilihan, seperti pencarian tingkat lanjut dengan berbagai pilihan lebih luas seperti berdasarkan pada tahun, jenis koleksi e-books atau e-journals. Ketika perpustakaan sudah memiliki banyak sumber pengetahuan berbasis elektronik dan tidak menyediakan sistem pencarian search system yang memadai, maka pengguna tidak tertarik menggunakan sistem pencarian perpustakaan tersebut. Strategi penelusuran informasi pada beberapa basisdata elektronik, seperti federated search menurut Pendit 2008 merupakan sistem yang mencari informasi pada basisdata yang pertama sebagai langkah awal untuk mengambil metadatanya lalu berpindah pada basisdata berikutnya dengan pola sama. Sistem selanjutnya adalah melakukan perangkingan temuan yang diperoleh berdasarkan kerelevanan hasil pencarian sehingga dapat memenuhi harapan pengguna. Strategi pencarian berbasis federated search merupakan pencarian secara simultan, setidaknya menyediakan satu sistem antarmuka ke multi sumber informasi single search interface dan pengguna dapat melakukan personalisasi pada hasil pencarian. Pilihan sistem pencarian dengan fitur personalisasi merupakan fitur yang patut disediakan, sehingga pengguna dapat mengelola hasil pencarian, antara lain: menyimpan hasil pencarian dalam folder sendiri, meng-link-kan dengan manajemen sitasi, menghubungkan dengan berbagai sumber pengetahuan lainnya melalui satu sistem antarmuka dan sebagainya. Swanson dan Green 2011 menyatakan teknologi federated searching dapat dijadikan peluang bagi perpustakaan untuk mengembangkan sarana penelusuran terintegrasi dari beberapa antarmuka sarana penelusuran yang dimiliki perpustakaan. Pengembangan teknologi federated searching dapat menggunakan aplikasi open source seperti dbWiz, MasterKey Pendit, 2008. Teknologi federated search interface menurut Breeding 2008; Gibson et al. 2009; Caswell dan Wynstra 2010 memfasilitasi perpustakaan dalam meningkatkan ruang lingkup sistem pencarian, seperti faceted navigation, relevancy ranking of results more relevant searching experience enriched displays; meningkatkan penggunaan sumber pengetahuan yang jarang digunakan; memfasilitasi pengguna tingkat pemula dalam menggunakan berbagai sarana penelusuran. Teknologi federated searching memfasilitasi kemudahan pengguna dalam mencari informasi pada berbagai sumber pengetahuan dengan waktu singkat. Kelebihan-kelebihan seperti ini merupakan fitur yang diinginkan pengguna dalam menggunakan sarana penelusuran dan menampilkan hasil pencarian. 5. Teknologi r esource linking protokol OpenURL Link Resolver Penelitian yang baik harus didukung dengan rujukan-rujukan yang memadai. Penelusuran pada sumber elektronik selain berdasarkan pada kata kunci, juga dapat melalui sitasi artikel jurnal. Kendala yang muncul bila pengguna mencari suatu sitasi dari satu sumber elektronik ke sumber elektronik lainnya bisa berdampak pada lamanya waktu pencarian. Solusi yang ditempuh beberapa perpustakaan perguruan tinggi luar negeri dengan menyediakan teknologi link resolver. Prinsip kerja teknologi link resolver yaitu menghubungkan pengguna dari suatu sitasi sumber elektronik ke sumber elektronik untuk memperoleh artikel lengkap. Seperti yang dikemukakan Dixon et al. 2010 teknologi link resolver menyediakan fasilitas bagi pengguna untuk memasukkan artikel sitasi pada kotak pencarian sehingga diperoleh teks lengkap dari artikel tersebut. Teknologi link resolver merupakan protokol OpenURL sebagai standar linking yang ditetapkan NISO National Information Standards Organization Pendit, 2008. Prinsip kerja protokol OpenURL berupa perintah atau mekanisme untuk mengubah sitasi, bibliografi atau rujukan ke sebuah sumber informasi menjadi URL Uniform Resource Locator atau alamat sebuah berkas di internet, kemudian menampilkan metadata dari jurnal tersebut. Criswell 2004 menyebutkan standar OpenURL memindahkan object-specific information, misalnya sitasi artikel dari sumber informasi katalog atau indeks menuju suatu layanan yang menyediakan basisdata online sebagai linking tools yang memampukan bagi pengguna untuk menavigasikan pada basisdata teks lengkap ataupun basisdata yang berkaitan. 6. Pertukaran data Dalam menjalin kerjasama antar perpustakaan perguruan tinggi terutama dalam membentuk suatu katalog induk bersama mensyaratkan suatu kesepakatan dalam pertukaran data. Penggunaan protokol standar untuk pertukaran data, misalnya Z39.50 untuk temu balik informasi dan protokol OAI-PMH Open Archive Initiative-Protocol Metadata Harvesting sebagai teknologi yang banyak digunakan dalam berbagi layanan metadata kerjasama antar perpustakaan digital 7. Teknologi LibX Toolbar LibX Toolbar merupakan browser plugin toolbar yang dapat ditambahkan pada browser Modzilla Firefox dan Internet Explorer. Fungsi dari LibX Toolbar untuk mempercepat pencarian pada sarana penelusuran berbasis web. Aplilkasi LibX Toolbar diterapkan pada katalog online, citation linker, e-resources dan sebagainya. LibX Toolbar merupakan aplikasi berbasis open source, sehingga tidak menyulitkan bagi pengembang aplikasi untuk memodifikasi fitur didalamnya. 8. Manajemen sitasi Manajemen sitasi merupakan sarana untuk mengelola sitasi dan daftar pustaka yang diperoleh dari sumber elektronik maupun sumber tercetak. Pengumpulan dan pengorganisasian sitasi dan daftar pustaka dilakukan secara otomatis melalui ketersediaan sumber elektronik berlisensi. Beberapa penyedia sumber elektronik berlisensi menyediakan sarana manajemen sitasi yang ada pada masing-masing sumber elektronik berlisensi. Setiap daftar pustaka yang diperoleh dari sarana manajemen sitasi dapat dimasukkan ke lembar hasil tulisan sehingga mempersingkat waktu pengguna dalam membuat sitasi dan daftar pustaka. Sarana manajemen sitasi selain tersedia dalam sumber elektronik berlisensi tersebut, juga terdapat aplikasi manajemen sitasi lainnya seperti Refworks, EndNote, Mendeley, Zotero, ataupun Reference Manager yang memfasilitasi pengguna untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan daftar pustaka secara bersamaan dari beberapa penyedia sumber elektronik berlisensi. Ketersediaan sarana manajemen sitasi sebagai fitur personalisasi bagi pengguna untuk mengelola jenis sitasi yang diinginkan pengguna. 9. Personalisasi dan kustomisasi Fitur personalisasi menurut Franklin 2006 adalah fitur yang mengijinkan pengguna untuk mengelola konten portal sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya. Fitur personalisasi dalam portal berkaitan dengan teknologi autentifikasi yang memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk memilih sumber pengetahuan atau berkomunikasi dengan pustakawan, memilih sarana penelusuran pencarian atau mengatur tampilan hasil pencarian. Kustomisasi menurut Franklin 2006 adalah fitur yang disajikan sesuai dengan karakter pengguna portal tersebut. Fitur kustomisasi dapat diterapkan pada ketersediaan berbagai perangkat teknologi untuk mengakses konten portal perpustakaan, seperti perangkat desktop atau teknologi mobile. 10. Direktori Direktori merupakan daftar yang disusun dengan kriteria tertentu. Dalam perpustakaan bentuk direktori dapat berupa kumpulan pengetahuan, cabang perpustakaan; staf perpustakaan yang dilengkapi foto sebagai penghubung dengan komunitas yang dituju. Fitur direktori menyajikan aspek kustomisasi ketika pengguna memilih direktori yang diinginkan. Pengguna dapat mencari informasi yang sesuai dengan minatnya melalui penyediaan berbagai direktori yang beragam. 11. Komunikasi dalam komunitas. Sinotte 2004 dalam Daneshgar dan Parirokh 2007 menyatakan bahwa perpustakaan dapat menciptakan pengetahuan baru melalui berbagai aktivitas seperti manajemen koleksi, mengevaluasi validitas, reliabilitas suatu informasi dalam kegiatan literasi informasi. Interaksi dapat dibangun dalam suatu kolaborasi baik secara online dengan bentuk forum diskusi atau onsite, seperti dalam bentuk pelatihan yang menghadirkan interaksi diantara pengguna, atapun antara sumber-sumber pengetahuan dengan dosen dan mahasiswa atau peneliti melalui peran pustakawan. Butters 2003 mengemukakan ada beberapa istilah yang dapat dikelompokkan sebagai fitur komunikasi komunitas dalam portal, misalnya message boards, ask an expert, collaborative working, chat channels, instant messaging, computer conferencing dengan berbagai subyek komunikasi. Interaksi dalam suatu komunitas maupun antar komunitas dapat memunculkan keinginan untuk berbagi pengetahuan karena adanya kesamaan minat. 12. Berita perpustakaan dan kalendar Saat ini fitur berita perpustakaan dikaitkan dengan penggunaan aplikasi social networking web 2.0 seperti Facebook, Twitter atau teknologi sindikat RSS Feeds Really Simple Syndication. Facebook dan Twitter adalah aplikasi yang paling banyak digunakan baik secara perorangan maupun organisasi untuk menciptakan jaringan secara virtual dengan orang lain atau masyarakat. Keberadaan aplikasi web 2.0 dapat dijadikan peluang perpustakaan untuk mempromosikan layanan dan sumber pengetahuan. Teknologi RSS Feeds secara rutin memberi informasi terbaru secara otomatis tentang suatu hal. Banyak perpustakaan perguruan tinggi menggunakan teknologi sindikat dan dikombinasikan dengan blog perpustakaan untuk menyampaikan informasi terbaru. Kelebihan teknologi sindikat RSS Feeds selain cepat, juga mudah diakses dengan berbagai perangkat komunikasi seperti telepon genggam dengan dukungan fitur tertentu. Blog sebenarnya merupakan media yang mudah dan efisien bagi pustakawan untuk mendesiminasi informasi secara online, baik antar pustakawan maupun dengan pengguna agar selalu being informed. Seperti yang dikemukakan McIntryre dan Nicolles 2008 bahwa blog berkontribusi dalam mengembangkan suatu organisasi berbasis pengetahuan dan membangun pengetahuan institusional dalam jangka panjang. Blog perpustakaan memperluas a metode dalam mengelola informasi dari pencarian, b pengkategorian, c memperbarui, d merespon, bahkan dalam e mempreservasi informasi untuk masa yang akan datang sehingga mudah ditelusur Rodriquez, 2010. Penyediaan media blog sebagai layanan personal bagi pengguna perpustakaan. Fitur kalendar merupakan fitur yang tidak dapat dipisahkan dalam portal, karena fitur tersebut sebagai media komunikasi penyampaian kegiatan. Fitur kalendar tidak lagi sekedar menginformasikan kegiatan tetapi dapat memfasilitasi pengguna untuk berbagi kegiatan dengan pengguna lainnya. 13. Kolaborasi dengan Sistem Manajemen Perkuliahan Materi perkuliahan online merupakan bagian dari sistem manajemen perkuliahan bagi perguruan tinggi yang menerapkan pembelajaran berbasis pada teknologi internet. Ketersediaan materi perkuliahan secara online diharapkan membantu mahasiswa dalam penyelesaian tugas-tugas kuliah ataupun berinteraksi dengan dosen dengan bantuan sarana teknologi informasi. Interaksi yang baik dalam pengembangan kolaborasi antara literasi informasi dan materi perkuliahan, tidak hanya faktor dukungan dosen dan mahasiswa, tetapi bagaimana membangun hubungan kerjasama antara fakultas dan pustakawan sebagai mitra sejajar, sehingga esensi keberhasilan pembelajaran dapat tercapai Buehler, 2004. Dukungan sumber-sumber pengetahuan dan layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan materi perkuliahan akan meningkatkan keterpakaian sumber pengetahuan maupun layanan, karena bersifat kustomisasi bagi dosen dan mahasiswa. Seperti yang dikemukakan Black dan Blankenship 2010 bahwa integrasi sumber-sumber perpustakaan dalam sistem manajemen perkuliahan memiliki peluang yang baik untuk memperluas pengalaman belajar bagi mahasiswa dan meningkatkan penggunaan sumber-sumber perpustakaan.

2.1.7 Teknologi mobile

Dalam tiga tahun terakhir ini kemunculan perangkat telepon pintar atau PC tablet mempengaruhi koneksivitas pengguna dengan lingkungan, artinya pengguna ‘always connected’ dengan siapapun dalam waktu hitungan detik. Horizon Report 2011 menyatakan bahwa di Jepang hampir 75 orang menggunakan perangkat mobile sebagai pilihan pertama untuk mengakses sumber informasi di internet dibanding perangkat lainnya. Hal ini menunjukkan akses internet menjadi meningkat dan berbanding lurus dengan kepemilikan perangkat mobile. Hasil riset yang dilakukan Pew Internet Project 2011, menunjukkan 25 orang dewasa di Amerika Serikat menggunakan smartphone sebagai sarana utama untuk mengakses sumber informasi Smith, 2010. Kelompok orang dewasa di perguruan tinggi dengan rentang umur 17- 40 tahun merupakan pasar potensial dalam mengakses internet secara mobile. Smith et al. 2009 menyatakan dalam penelitian ECAR Educause Center for Applied Research terdapat 51,2 mahasiswa mengakses internet melalui perangkat mobile dengan frekuensi per minggu dan sekitar 11,8 responden akan membeli satu perangkat mobile baru dalam satu tahun akan datang. Dari hasil riset di atas, terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dengan perkembangan teknologi mobile yaitu kapabilitas perangkat mobile, konten berbasis web harus fleksibel serta kehandalan infrastruktur jaringan internet. Kenyataan ini didukung pernyataan Seeholzer dan Salem 2011 bahwa mahasiswa di Amerika lebih berminat menggunakan mobile web device untuk berinteraksi dengan sumber pengetahuan dan layanan perpustakaan dibanding datang ke perpustakaan. Berdasarkan pada kondisi seperti ini perpustakaan perlu memberi perhatian pada pengembangan layanan berbasis mobile agar keterpakaian sumber pengetahuan dan layanan perpustakaan meningkat. Akses layanan perpustakaan setidaknya bersifat multichannel dengan melihat pengguna terbesar perpustakaan perguruan tinggi berasal dari kelompok dewasa.

2.1.8 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Lingkungan perguruan tinggi saat ini berubah dengan cepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan perguruan tinggi seperti teknologi informasi, ekonomi, demografi serta aspek perilaku masyarakat. Wilson dan Tauber sebagaimana dikutip Budd 2005 menyatakan perhatian perguruan tinggi saat ini pada aspek: a konservasi pengetahuan dan ide-ide, b pengajaran, c penelitian, d publikasi, e perluasan layanan dan interpretasi. Tantangan tersebut jelas mempengaruhi keberadaan perpustakaan. Pemanfaatan teknologi informasi bagi perpustakaan dalam skala global tidak dapat ditawar lagi untuk mengelola sumber-sumber pengetahuan. Brophy 2005 mengemukakan keberadaan perpustakaan perguruan tinggi seharusnya mendukung kebijakan dan praktek dari lembaga induknya. Keseimbangan penyediaan koleksi berbasis elektronik dan tercetak berpengaruh pada aspek kepemilikan, akses cepat dan layanan. Tren sumber-sumber elektronik