Tabel 26. Batas kritis, prosedur monitoring, tindakan koreksi, verifikasi dan rekaman dokumentasi dan pencatatan
CCP Batas
Kritis Prosedur Monitoring
Tindakan Koreksi Apa
Siapa Verifikasi
Rekaman Apa
Dimana Bagaimana
Kapan Siapa
Penyim- panan
Produk CCP1
Suhu 4
o
C Suhu
Refrige- rator
Mengawasi secara visual
Setiap proses
penyim- panan
Juru masak
KOREKSI : -Bila suhu
pendinginan tidak tercapai,
pindahkan ke pendingin lain dan
lapor ke Kepala bagian pemasakan
PENCEGAHAN TERULANG :
- Review pemeliharaan alat
pendingin - Kalibrasi
suhu setiap 2 tahun sekali
-Review hasil
monitoring dan tindakan
koreksi - Hasil-
hasil monitoring
suhu pendingina
n - Hasil
verifikasi
Penerima an Beras
CCP2 CoA
residu pestisid
a sesuai standar
CoA Penerima-
an bahan baku
Memeriksa kelengkapan
CoA secara visual
Setiap pengiri-
man Bagian
Pembeli an
KOREKSI : -Bila tidak ada
CoA, bahan baku ditahan oleh
kepala bagian pembelian
-Bila kadar residu pestisida melewati
standar, bahan baku ditolak
PENCEGAHAN TERULANG :
-Mengirim surat komplain ke
suplier - Analisis
residu pestisida
pada produk setahun
sekali - Review
hasil monitoring
dan tindakan koreksi
- Hasil- hasil
monitoring CoA residu
pestisida - Hasil
verifikasi
Pemasak an
CCP3 Waktu
± 45 menit
Waktu Area
Masak Mengukur
waktu Setiap
mema- sak
Juru masak
KOREKSI : -Stop pemasakan,
tambahkan waktu masak
PENCEGAHAN TERULANG :
- Briefing juru masak
- Review instruksi kerja pemasakan
-Sampling pengukuran
waktu setiap sebulan
sekali - Review
hasil monitoring
dan tindakan koreksi
- Hasil- hasil
monitoring waktu
pemasakan - Hasil
verifikasi
Pemasak an
CCP4 Suhu
110
o
C dan ± 4
jam Waktu
dan suhu
Area Masak
Mengamati masakan
sampai mendidih dan
mengukur waktu
Setiap mema-
sak Juru
masak KOREKSI :
-Stop pemasakan, tambahkan suhu
dan waktu masak PENCEGAHAN
TERULANG :
- Briefing juru masak
- Review instruksi kerja pemasakan
-Sampling pengukuran
suhu setiap sebulan
sekali - Kalibrasi
alat ukur suhu 1 tahun
sekali - Review
hasil monitoring
dan tindakan koreksi
- Hasil- hasil
monitoring suhu dan
waktu pemasakan
- Hasil verifikasi
CCP Batas
Kritis Prosedur Monitoring
Tindakan Koreksi Apa
Siapa Verifikasi
Rekaman Apa
Dimana Bagaimana
Kapan Siapa
Pendingi nan
produk CCP5
Suhu 4
o
C Suhu
Tempat menyimpa
n makanan
dingin Mengamati
suhu Setiap
hari Juru
masak KOREKSI :
-Bila suhu pendinginan tidak
tercapai, pindahkan ke
pendingin lain dan lapor ke Kepala
bagian pemasakan PENCEGAHAN
TERULANG :
- Review pemeliharaan alat
pendingin -Kalibrasi
suhu setiap 2 tahun sekali
-Review hasil
monitoring dan tindakan
koreksi - Hasil-
hasil monitoring
suhu pendingina
n - Hasil
verifikasi
Pemanas an
kembali CCP6
Suhu 100
o
C dan ± 1
jam Waktu
dan suhu
Area Masak
Mengamati masakan
sampai mendidih dan
mengukur waktu
Setiap mema-
naskan kembali
Juru Masak
KOREKSI : -Stop pemanasan,
tambahkan suhu dan waktu
pemanasan PENCEGAHAN
TERULANG :
- Briefing juru masak
- Review instruksi kerja pemanasan
kembali -Sampling
pengukuran suhu setiap
sebulan sekali
- Kalibrasi alat ukur
suhu 1 tahun sekali
- Review hasil
monitoring dan tindakan
koreksi - Hasil-
hasil monitoring
suhu dan waktu
pemanasan kembali
- Hasil verifikasi
4.4. Rekomendasi Pengembangan Sistem HACCP pada PT ELN
Untuk pengembangan sistem HACCP pada perusahaan PT ELN direkomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Menugaskan penanggung jawab untuk setiap harinya memantau
kebersihan karyawan dan lingkungan kerja agar terjaga dengan baik dan memperhatikan pelaksanaan aspek higiene dan sanitasi karyawan, seperti
pakaian yang kurang lengkap atau kotor, serta kebiasaan mencuci tangan. 2.
Meningkatkan efektifitas program pembersihan dan sanitasi di ruang pengolahan sehingga dapat menghindari adanya kontaminasi silang,
seperti sanitasi alat-alat produksi terutama alat-alat yang kontak dengan pangan.
3. Peningkatan kesadaran dan sikap karyawan dalam budaya higiene dan
sanitasi di perusahaan dengan program pelatihan yang berkelanjutan, sehingga semangat, sikap dan perilaku karyawan dalam menerapkan SOP
dan GHP lebih konsisten.
4. Melakukan komunikasi eksternal dengan menginformasikan kebijakan
mutu dan keamanan pangan ke para pemasok supplier perusahaan. 5.
Melengkapi semua komponen dokumentasi yang diperlukan seperti standard operating procedure
SOP, sanitation standard operating procedure
SSOP, Instruksi Kerja IK, rekaman-rekaman hasil monitoring, verifikasi, dan tindakan koreksi.
6. Melakukan kaji ulang review akhir konsep rencana HACCP yang sudah
disusun sebelum melaksanakan implementasinya di PT ELN. 7.
Melengkapi data validasi terhadap rencana HACCP yang sudah disusun dan ditetapkan perusahaan selama melakukan uji coba penerapan sistem
HACCP. 8.
Melakukan verifikasi terhadap rencana HACCP yang disusun selama melakukan uji coba penerapan sistem HACCP.
9. Melakukan perbaikan yang diperlukan dan melakukan validasi kembali
jika ada perubahan dalam rencana HACCP tersebut.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
Hasil analisis yang didasarkan pada beberapa aspek yaitu berdasarkan data persentase kontribusi jasa boga terhadap kasus KLB keracunan pangan, data
kasus KLB akibat masakan rumah tangga dibandingkan dengan kasus KLB akibat jasa boga, data tren pertumbuhan jumlah usaha jasa boga terhadap korban KLB
keracunan pangan, dan data persepsi pengguna usaha jasa boga yang umumnya tidak mengenal kewajiban usaha jasa boga untuk memiliki sertifikat keamanan
pangan jasa boga yaitu sertifikat laik hygiene sanitasi, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa sistem keamanan pangan jasa boga yang ada yaitu Sertifikat
Laik Hygiene dan Santasi yang diwajibkan pemerintah melalui Permenkes No. 1096MenkesPERVI2011, cukup untuk menekan kasus Kejadian Luar Biasa
KLB Keracunan Pangan. Namun demikian masih di butuhkan penelitian lebih lanjut dengan jangkauan data kasus KLB dan pertumbuhan usaha jasa boga dari
beberapa wilayah yang lebih luas lagi untuk mendukung kajian ini. Kondisi kelaikan fisik untuk hygiene dan sanitasi di PT ELN dengan
menggunakan Kriteria menurut Permenkes tahun 2011, menunjukkan nilai bobot sebesar 82 yang termasuk dalam kategori Golongan A3 nilai bobot 74 – 83.
Oleh karena itu, PT ELN harus melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai nilai bobot kategori Golongan B yaitu nilai 83 – 92.
Rancangan sistem HACCP Hazard Analysis Critical Control Point atau HACCP Plan
untuk pangan siap saji jasa boga di PT ELN telah disusun sesuai dengan 12 tahapan langkah yang diterapkan dalam SNI 01.4852-1998 dan
Pedoman BSN 1004-2002 yang terdiri dari pelatihan, kebijakan mutu dan keamanan pangan, pembentukan tim HACCP, deskripsi produk dan identifikasi
pengguna, tujuan dan verifikasi diagram alir proses, analisis bahaya, CCP, batas kritis untuk tiap CCP, monitoring, prosedur tindakan koreksi, prosedur verifikasi,
dan prosedur dokumentasi dan pencatatan. Sedangkan untuk pengembangan sistem HACCP, direkomendasikan melakukan kaji ulang review akhir konsep
rencana HACCP yang sudah disusun sebelum melaksanakan implementasinya.