2.2.2. Permasalahan Keamanan Pangan Pada Industri Jasa Boga
Katering
Perkembangan industri yang bergerak dalam pengolahan dan penyajian makanan siap santap yang disebut industri jasa boga atau katering telah
berkembang dengan pesat pada saat ini. Industri semacam ini banyak dimanfaatkan untuk penyediaan makanan di berbagai tempat dan untuk berbagai
keperluan, seperti penyajian makanan-makanan di suatu pesta, seminar, atau untuk karyawan pabrik dan perkantoran. Data sampai tahun 2004, di Bali saja
tercatat ada 326 usaha jasa katering, 1498 usaha restoran atau rumah makan, dan 145 hotel berbintang yang menyediakan jasa boga Antara, 2005. Menjamurnya
usaha jasa boga ini terjadi karena kebutuhan akan makanan yang praktis dan siap dikonsumsi oleh konsumen yang serba sibuk, sehingga konsumen tidak perlu
membuang waktu terlalu lama hanya untuk mempersiapkan dan menyajikan pangan.
Namun demikian, usaha jasa boga yang menyediakan pangan siap saji mempunyai resiko kemunginan dapat terjadinya penyakit yang ditularkan melalui
pangan foodborne disease apabila tidak dilakukan penanganan yang baik. Dari laporan-laporan di berbagai media massa diketahui bahwa pangan yang berasal
dari katering sering menimbulkan masalah keracunan yang meminta korban cukup banyak. Kasus keracunan pangan yang dilaporkan di media massa umumnya yang
menyerang sekelompok orang dalam jumlah besar, misalnya yang menyerang karyawan-karyawan di suatu pabrik yang mengkonsumsi pangan yang dipesan
dari pengusaha jasa boga atau katering. Terdapat pula kasus keracunan pangan
tetapi tidak dilaporkan, biasanya terjadi pada kelompok kecil konsumen atau yang konsumennya menyebar.
Dalam sepuluh tahun terakhir, kasus keracunan pangan 31 berasal dari produk pangan katering, 20 dari produk olahan pangan, dan 13 lainnya
berasal dari jajanan. Berdasarkan data Badan Perlindungan Konsumen BPKN bidang pangan, Kejadian Luar Biasa KLB kasus keracunan pangan setiap
tahunnya selalu meningkat baik dari jumlah korban maupun yang sakit. Tahun 2005 terjadi 184 KLB, dimana dari 23.864 orang yang mengkonsumsi pangan
tercatat 8.949 orang jatuh sakit dan 49 orang di antaranya meninggal. Sementara