Persyaratan Hygiene dan Sanitasi
Berkaitan langsung dengan bahan makanan dan kesehatan masyarakat
dalam usaha jasa boga atau usaha katering, perolehan Sertifikat Laik Hygiene
Sanitasi Jasa Boga atau Usaha Katering merupakan persyaratan mutlak berjalannya usaha. Untuk memperoleh Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasa Boga
atau Usaha Katering, pengusaha dapat mengajukan permohonan kepada Kepala
Dinas Kesehatan KabupatenKotaPelabuhan setempat Lampiran 2. Untuk perusahaan Jasa Boga atau Usaha Katering yang telah lolos, diberikan Sertifikat
Laik Hygiene Sanitasi Jasa Boga atau Usaha Katering yang berlaku selama 3 tiga tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi syarat. Sertifikat Laik
Hygiene Sanitasi Jasa Boga atau Usaha Katering yang diperoleh oleh perusahaan harus dipasang di dinding yang mudah dilihat oleh petugas atau masyarakat
umum. Pengajuan permohonan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga oleh
pengusaha kepada Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota setempat disertai lampiran-lampiran yang diwajibkan.
Dalam rangka pemberian Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasaboga, Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota atau Kepala KKP membentuk Tim
Pemeriksa Uji Kelaikan Jasa Boga yang bertugas melakukan penilaian terhadap kelengkapan persyaratan. Tim Pemeriksa terdiri dari orang-orang yang memiliki
pengetahuan di bidang higiene sanitasi dan bertugas melakukan pemeriksaan lapangan dan menilai kelaikan higiene sanitasi jasaboga.
Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Jasa Boga menggunakan formulir uji kelaikan fisik hygiene sanitasi jasaboga Lampiran 6 dan formulir pengambilan
atau pengiriman contoh dan spesimen lampiran 4. Penilaian Hygiene Sanitasi Jasa Boga didasarkan kepada nilai pemeriksaan yang dituangkan di dalam berita
acara kelaikan fisik Lampiran 3 dan berita acara pemeriksaan contoh atau specimen Lampiran 5, sebagai berikut :
1. Pemeriksaan fisik
1.1. Golongan A1, minimal nilai 65 maksimal 70, atau rangking
65 – 70 1.2.
Golongan A2, minimal nilai 70 maksimal 74, atau rangking 70 – 74
1.3. Golongan A3, minimal nilai 74 maksimal 63, atau rangking
74 – 83 1.4.
Golongan B, minimal nilai 83 maksimal 92, atau rangking 83 – 92
1.5. Golongan C, minimal nilai 92 maksimal 100, atau rangking 92 – 100
2. Pemeriksaan laboratorium 2.1. Angka kuman E.coli pada makanan 0gr contoh makanan
2.2. Angka kuman pada alat makan dan minum 0 nol 2.3. Tidak diperoleh adanya carrier pembawa kuman patogen pada
penjamah makanan yang diperiksa. 2.4. Cemaran kimia pada makanan negatif
Jika hasil pemeriksaan fisik yang telah memenuhi syarat, tetapi belum didukung dengan hasil laboratorium, maka pemberian Rekomendasi Laik Hygiene
Sanitasi kepada Pengusaha Jasa Boga ditunda sampai hasil laboratorium memenuhi syarat.
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha jasa boga juga diatur dalam Permenkes RI Nomor 1096MenkesPERVI2011, Dinas Kesehatan sewaktu-
waktu dapat melakukan uji petik audit hygiene sanitasi dan pengujian mutu jasa boga untuk menilai kondisi fisik, fasilitas dan lingkungan Tempat Pengelolaan
Makanan TPM, tingkat cemaran makanan dan atau dalam hal ada kejadian luar biasa atau wabah dan keadaan yang membahayakan lainnya. Uji petik
dilaksanakan dalam rangka pemantapan pelaksanaan pengawasan dan untuk tujuan pembinaan dan pengembangan pengawasan jasa boga. Biaya pelaksanaan
uji petik dibebankan pada anggaran Pemerintah.