Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Langkah Awal yang

Adapun indikator-indikator yang memiliki nilai tergolong rendah tidak pernah melebihi skor 3 antara lain pemakaian mesin dan jam kerja aktual. Bahkan, indikator-indikator tersebut ada yang berubah secara menurun pada tahun 2007 dan 2010 hingga mencapai skor 0.

5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Langkah Awal yang

Dilakukan Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas pada aktivitas reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI menggunakan model OMAX berturut-turut dari yang paling berpengaruh adalah jumlah ketidakhadiran karyawan, tenaga kerja, jam kerja efektif, pemakaian mesin, dan jam kerja aktual. Tingkat pengaruhnya ditentukan berdasarkan bobot kepentingan masing-masing indikator. Jumlah ketidakhadiran karyawan memiliki bobot kepentingan sebesar 30 , tenaga kerja sebesar 21 , jam kerja efektif sebesar 21 , pemakaian mesin sebesar 14 , dan jam kerja aktual sebesar 14 . Jumlah ketidakhadiran karyawan memiliki bobot paling tinggi dikarenakan karyawan lapang yang dimiliki oleh Dok Pembinaan UPT BTPI hanya ada tujuh orang dan masing-masing orang sudah memiliki tugasnya sendiri yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Hal tersebut mengakibatkan jika ada satu orang yang tidak hadir, maka tugas orang yang tidak hadir tersebut tidak dapat berjalan yang mengakibatkan kegiatan reparasi kapal tertunda. Tenaga kerja yang terdapat di Dok Pembinaan UPT BTPI terdiri dari dua bagian yaitu tenaga kerja lapang dan tenaga kerja administrasi. Jumlah tenaga kerja lapang yang ada di Dok Pembinaan UPT BTPI lebih sedikit dibanding jumlah tenaga kerja administrasi. Tenaga kerja lapang terdiri dari tujuh orang, sedangkan tenaga kerja administrasi terdiri dari 13 orang. Jumlah tenaga kerja lapang yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja administrasi tersebut mengakibatkan kurang efisiennya kegiatan reparasi kapal di Dok Pembinaan UPT BTPI. Jam kerja efektif antara tenaga kerja lapang dan administrasi di Dok Pembinaan UPT BTPI berbeda. Jam kerja efektif untuk tenaga kerja administrasi lebih lama dibanding tenaga kerja administrasi. Jam kerja efektif tenaga kerja administrasi adalah tujuh jam, sedangkan jam kerja efektif untuk tenaga kerja lapang adalah enam jam. Perbedaan jam kerja efektif tersebut juga mengakibatkan kegiatan reparasi kapal jadi kurang efektif. Pemakaian mesin dan jam kerja aktual memiliki bobot kepentingan yang lebih kecil dibanding dengan indikator lainnya dikarenakan pengaruh kedua indikator ini juga tergantung dari indikator yang lain seperti tenaga kerja dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Pemakaian mesin tergantung dari jumlah kapal yang direparasi dan kehadiran karyawan. Semakin banyak kapal yang direparasi dan semakin sering kehadiran karyawan khususnya karyawan yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian mesin maka pemakaian mesin di Dok Pembinaan UPT BTPI akan semakin efisien dan kegiatan reparasi kapal di Dok Pembinaan UPT BTPI juga akan efisien. Jam kerja aktual di Dok Pembinaan UPT BTPI juga tergantung dari indikator yang lainnya seperti jumlah kapal yang direparasi, tenaga kerja dan kehadiran karyawan. Semakin banyak kapal yang direparasi, semakin banyak tenaga kerja yang terlibat dan semakin sedikit ketidakhadiran karyawan maka jam kerja aktual di Dok Pembinaan UPT BTPI akan lebih efektif. Hal tersebut mengakibatkan perbandingan antara working time dan jam kerja aktual akan semakin sedikit. Berdasarkan hal tersebut, maka langkah awal yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas pada aktivitas reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI adalah dengan memperhatikan nilai indikator yang memiliki bobot tertinggi yaitu jumlah ketidakhadiran karyawan dengan bobot kepentingan sebesar 30 . Indikator ini mampu mencapai skor 3 bahkan secara stabil selama lima tahun berada di skor 3 dengan derajat kepentingan yang cukup tinggi dibandingkan dengan indikator lainnya. Langkah awal yang dapat dilakukan contohnya adalah memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan lapang terkait kegiatan reparasi. Pelatihan yang diberikan bertujuan agar seluruh karyawan lapang yang ada di Dok Pembinaan UPT BTPI dapat saling mengisi dalam melakukan tugas reparasi yang ada sehingga jika terjadi absen pada satu atau beberapa orang karyawan tidak akan menyebabkan kegiatan reparasi tertunda. Pencapaian kinerja keseluruhan dari Dok Pembinaan UPT BTPI dapat ditingkatkan bila pihak galangan memiliki komitmen untuk terus melakukan perbaikan pada indikator-indikator yang pencapaiannya masih rendah dan memperhatikan nilai indikator yang memiliki bobot cukup besar serta mempertahankan indikator yang pencapaiannya hampir atau sudah memenuhi target realistis yang ditentukan. Hasil pengukuran kinerja yang dilakukan selama 5 lima periode ini dapat memberikan gambaran tentang nilai pencapaian kinerja perusahaan yang sebenarnya sesuai dengan data yang dimiliki galangan. 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan