3 METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli - September 2011 di Dok Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan UPT BTPI, Muara
Angke, Jakarta. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah galangan Dok Pembinaan UPT BTPI, Muara Angke.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan contoh kasus produktivitas pada galangan Dok Pembinaan UPT
BTPI, Muara Angke, Jakarta yang belum dilakukan pengukuran secara matematis. Menurut Yin 2008 metode studi kasus merupakan metode yang mengacu pada
penelitian yang mempunyai unsur how dan why pada pertanyaan utama penelitiannya dan meneliti masalah-masalah kontemporer masa kini serta
sedikitnya peluang peneliti dalam mengontrol peristiwa kasus yang ditelitinya. Pengukuran produktivitas galangan sendiri dilakukan dengan menggunakan
metode Objective Matrix OMAX.
3.3 Pengumpulan Data
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang sudah tersedia di galangan Dok Pembinaan UPT BTPI, Muara
Angke, Jakarta. Data yang digunakan adalah: 1
Data hasil produksi bagian reparasi kapal di Dok Pembinaan UPT BTPI, Muara Angke, Jakarta 5 tahun terakhir;
2 Data jumlah tenaga kerja;
3 Data pemakaian mesin;
4 Data jam kerja aktual produksi;
5 Data jam kerja efektif; dan
6 Data jumlah ketidakhadiran.
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode Objective Matrix OMAX dengan langkah-langkah:
1 Penetapan kriteria
Pada tahap ini, ditentukan kriteria-kriteria yang akan ditetapkan untuk digunakan dalam menghitung produktivitas dengan menggunakan metode
OMAX. Kriteria-kriteria yang akan diukur meliputi kriteria efisiensi, kriteria efektivitas, dan kriteria inferensial. Kriteria yang ditetapkan mengacu pada kriteria
yang digunakan oleh Mahendra 2007 yang telah meneliti tentang “Peningkatan Produktivitas Galangan Kapal Menggunakan Model OMAX Studi kasus: di PT.
BEN SANTOSA Surabaya”. Kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 1: Tabel 1 Kriteria-kriteria dalam pengukuran produktivitas menggunakan model
OMAX oleh Mahendra 2007
Efisiensi Man Hour KgJO
Material Pemakaian Mesin
Pemakaian Tenaga Kerja Efektivitas
Jam Kerja Aktual Jam Kerja Efektif
Inferensial Jumlah Ketidakhadiran
Kriteria efisiensi menunjukkan bagaimana penggunaan sumberdaya perusahaan galangan, seperti tenaga kerja, energi, material serta modal yang
sehemat mungkin. Kriteria efektivitas menunjukkan bagaimana galangan mencapai hasil bila dilihat dari sudut akurasi dan kualitasnya. Kriteria inferensial
menunjukkan suatu kriteria yang tidak secara langsung mempengaruhi produktivitas tetapi bila diikutsertakan dalam matriks dapat membantu
memperhitungkan variabel yang mempengaruhi faktor-faktor yang mayor. Mahendra 2007 awalnya menetapkan sebanyak tiga belas indikator
kinerja. Namun, setelah dilakukan wawancara dan pengisian kuesioner oleh tim manajemen diperoleh hasil bahwa indikator kinerja yang dapat digunakan hanya
tujuh indikator seperti yang disebutkan pada Tabel 1 di atas.
2 Perhitungan rasio-rasio
Perhitungan rasio dilakukan terhadap kriteria-kriteria yang sudah ditentukan yaitu:
1 Man hour KgJO
Adalah performansi tenaga kerja per unit produk KgJO 2
Material Rasio-rasio yang membentuk kriteria material :
3 Kriteria tenaga kerja
Rasio-rasio yang membentuk kriteria tenaga kerja :
4 Kriteria pemakaian mesin
Rasio yang membentuk kriteria pemakaian mesin :
5 Kriteria jam kerja aktual produksi
Rasio yang membentuk kriteria jam kerja aktual produksi :
6 Kriteria jam kerja efektif
Rasio yang membentuk kriteria jam kerja efektif :
7 Kriteria ketidakhadiran
Rasio yang membentuk kriteria ketidakhadiran :
3 Pengukuran kinerja standar
Kinerja standar diperoleh dari rata-rata rasio masing-masing kriteria pada periode yang ditetapkan. Dalam hal ini, periode yang ditetapkan adalah lima tahun
terakhir dari tahun 2006 sampai 2010.
4 Penetapan sasaran akhir
Penetapan sasaran akhir ditentukan oleh pihak galangan Dok Pembinaan UPT BTPI, Muara Angke setelah memperoleh nilai kinerja standar. Pada
penetapan sasaran ini, terdiri dari tiga skala skor yaitu skala skor 3 merupakan pencapaian mula-mula, skala skor 10 berupa sasaran yang ingin dicapai dalam
waktu mendatang dan karenanya harus bersifat optimis, dan skala skor 0 merupakan level terbawah, rasio terburuk yang mungkin terjadi. Penetapan
sasaran akhir ditentukan dengan menggunakan kuesioner Lampiran 1. 5
Penetapan bobot rasio Penetapan bobot rasio diperoleh dari hasil kuesioner Lampiran 2. Jumlah
seluruh bobot dari masing-masing kriteria produktivitas berjumlah 100 . Pembobotan ini dimulai dengan membagi 100 untuk prosentase efisiensi,
efektivitas, dan inferensial. Misalnya: Efisiensi
: A
Efektifitas :
B Inferensial
: C
Total :
100 Berdasarkan prosentase di atas, kemudian dibagi pembobotannya sesuai dengan
jumlah dan kepentingan kriteria yang termasuk didalamnya, misalnya: 1
Kriteria yang termasuk dalam efisiensi -
Man hour : a1
- Material
: a2
- Pemakaian Mesin
: a3 -
Pemakaian Tenaga Kerja : a4
Total :
100 2
Kriteria yang termasuk dalam efektivitas -
Jam Kerja Aktual : b1
- Jam Kerja Efektif
: b2 Total
: 100
3 Kriteria yang termasuk dalam inferensial
- Jumlah Ketidakhadiran
: c Total
: 100
6 Pembetukan matriks sasaran
Setelah ditentukan skala skor 0, skor 3, dan skor 10 dari hasil kuesioner, selanjutnya ditentukan skala sisa yaitu skala skor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 untuk
membentuk suatu matriks sasaran dengan cara interpolasi. Kenaikan nilai pada skor 1 dan 2 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu:
skor 3 – skor 0 3 – 0
Kenaikan nilai pada skor 4 sampai dengan 9 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu:
skor 10 – skor 3 10 – 3
7 Penentuan skor aktual
Skor aktual ditentukan berdasarkan hasil pengukuran rasio masing-masing kriteria pada periode tertentu yang diubah kedalam skor pada matriks sasaran
yang sesuai. 8
Penentuan nilai aktual Nilai aktual ditentukan berdasarkan hasil perkalian antara skor aktual
dengan bobot kriteria tersebut. 9
Penentuan performance indicator Performance indicator diperoleh dari penjumlahan nilai aktual dari semua
kriteria pengukuran yang dilakukan. 10
Perhitungan index produktivitas IP Untuk menghitung Index Produktivitas IP dengan menggunakan rumus:
Peningkatan produktivitas bisa diketahui dari besarnya kenaikan performance indikator yang terjadi.
11 Bentuk tabel matriks
Gambar 2 Contoh bentuk tabel matriks Berdasarkan bentuk matriks di atas, rasio 1 adalah rasio pemakaian tenaga
kerja; rasio 2 adalah rasio pemakaian mesin; rasio 3 adalah rasio jam kerja aktual; rasio 4 adalah rasio jam kerja efektif; dan rasio 5 adalah rasio ketidakhadiran
karyawan. Hasil akhir dari matriks berupa nilai indeks dengan interpretasi bahwa semakin besar nilai indeks pada suatu periode tertentu maka produktivitas suatu
perusahaan pada periode tersebut semakin tinggi juga.
Kriteria Inferensial
Rasio ‐Rasio
Rasio 1
Rasio 2
Rasio 3
Rasio 4
Rasio 5
Nilai Aktual
10 Sangat
Baik 9
8 7
6 5
4 3
Sedang 2
1 Sangat
Buruk Skor
Aktual Bobot
Nilai Produktivitas
Keterangan Saat
ini Periode
Dasar Index
Saat ini
Periode Sebelum
Index Target
Skor
Indikator Performansi
Keterangan
Buruk Baik
Indikator Performansi
Efisiensi Efektivitas
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Produktivitas Galangan