total. Proses produksi yang terhambat akan mengakibatkan waktu proses produksi akan bertambah lama, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi produktivitas.
3 Kelemahan sistem manajemen.
Kelemahan sistem manajemen diantaranya dapat berupa kelemahan training, kualitas, perencanaan, estimasi, kontrol dan sistem pengawasan. Sistem
manajemen adalah salah satu faktor produksi yang tidak secara nyata langsung tampak pada proses produksi tetapi pengaruhnya sangat besar. Jika terjadi
kelemahan sistem manajemen, maka seluruh proses produksi akan terhambat mulai dari desain hingga pekerjaan di bengkel-bengkel. Hal tersebut pada
akhirnya akan menghambat proses produksi dan kemudian membuat biaya produksi membengkak, sehingga dapat mengurangi produktivitas.
4 Kelemahan tenaga kerja.
Kelemahan tenaga kerja dapat disebabkan karena kelemahan motivasi, sehingga semangat untuk bekerja keras berkurang dan juga bisa memungkinkan
terjadinya kesalahan-kesalahan saat proses produksi. Hal tersebut pada akhirnya akan dapat mengurangi produktivitas. Kelemahan tenaga kerja yang lain dapat
disebabkan diantaranya karena kelemahan kemampuan, kelemahan kesehatan, kemalasan, absen, sakit. Pada akhirnya kelemahan-kelemahan tenaga kerja ini
akan mengurangi produktivitas tenaga kerja labor productivity dan produktivitas perusahaan company secara keseluruhan.
2.3.2 Pengukuran produktivitas galangan
Pengukuran produktivitas galangan yang biasa dilakukan adalah pengukuran produktivitas peralatan produksi dan pengukuran produktivitas tenaga kerja labor
productivity. Parameter-parameter pengukuran produktivitas produksi adalah ukuran utilitas, efisiensi, beban kerja load faktor, dan rasio penggunaan berth
berth occupation ratio Anugrah, 1996. Parameter-parameter pengukuran produktivitas tenaga kerja adalah Joton baja, JOpipa, JOmkabel dan parameter
yang lain yang sejenis Al-Kattan, 1992 yang dikutip oleh Sunarto, 1999. Ukuran-ukuran produktivitas tersebut terbatas pada peralatan produksi dan tenaga
kerja saja, sehingga tidak dapat menunjukkan produktivitas galangan yang menggambarkan kemampuan galangan perusahaan secara total dan keseluruhan.
2.3.3 Konsep efisiensi dan efektivitas
Soeharto, A dan Soejitno 1996 yang dikutip oleh Mahendra 2007, menyatakan bahwa efektivitas berhubungan dengan output, dimana di dalam
proses produksi dapat dipenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan ketepatan, kuantitas, kualitas, waktu. Jika prosentase target di atas semakin besar, maka
efektivitas yang dicapai semakin tinggi. Walaupun tingkat efisiensi yang dihasilkan tinggi, bukan berarti terjadi peningkatan efektivitas. Diperlukan strategi
yang paling menguntungkan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi, sehingga produktivitas yang maksimal akan dicapai.
Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah terpenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi atau harapan. Konsep ini hanya dapat
berorientasi pada masukan, keluaran atau keduanya. Kualitas juga berhubungan dengan proses produksi, dimana proses produksi tersebut akan berpengaruh pada
kualitas yang dicapai. Hubungan antara efisiensi, efektivitas, kualitas dan produktivitas dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Skema hubungan antara efisiensi, efektivitas dan produktivitas Soeharto, A dan Soejitno, 1996 yang dikutip oleh Mahendra, 2007
Berdasarkan skema di atas dapat dilihat bahwa produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas, dan kualitas. Jadi dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah :
Efisiensi suatu peralatan menunjukkan kedayagunaan peralatan tersebut. Dengan kata lain efisiensi mengacu pada tingkat intensitas kerja dari peralatan
tersebut. Suatu peralatan dikatakan memiliki efisiensi tinggi jika dalam suatu waktu tertentu rate produk aktual mendekati rate produk terpasang. Rate
production adalah perbandingan antara produk dengan satuan waktu terkecil, dalam hal ini adalah jam, atau dapat ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut
Groover, 1990 yang dikutip oleh Sunarto, 1999:
Berdasarkan hal tersebut, bila dirumuskan efisiensi adalah perbandingan antara rate produk aktual terhadap rate produk terpasang Dilworth, 1989 yang dikutip
oleh Sunarto, 1999, dapat dituliskan sebagai berikut :
2.3.4 Konsep utilitas