5.2 Model Objective Matrix OMAX
5.2.1 Penilaian indikator kinerja
1 Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria “Efisiensi”
1 Tenaga kerja
Penentuan nilai indikator tenaga kerja dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8 Nilai indikator tenaga kerja
Periode Tenaga Kerja yg.
Digunakan orang Tenaga Kerja yg. Ada
orang Prosentase Tenaga
Kerja 2006
16 30
53,33 2007
16 30
53,33 2008
16 30
53,33 2009
16 30
53,33 2010
16 30
53,33 Rata-rata
53,33
Tenaga kerja yang ada di Dok Pembinaan UPT BTPI sebanyak 30 orang. Tenaga kerja tersebut terdiri dari 7 orang staf lapang tetap, 13 orang staf
administrasi tetap, dan 10 orang staf lapang tidak tetap. Reparasi kapal dilakukan oleh staf lapang tetap dan tidak tetap. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk reparasi sebanyak 16 orang. Terdapat 1 orang yang tidak melakukan pekerjaan reparasi yaitu juru alur.
Meskipun tidak terjun dalam proses reparasi kapal, namun juru alur termasuk ke dalam tenaga kerja langsung karena tugas juru alur yang berkaitan langsung
dengan proses reparasi. Tugas juru alur yaitu untuk menentukan kapal yang dapat naik di atas galangan sesuai dengan standar ukuran alur yang dipakai dan
kapasitas galangan serta bertanggung jawab penuh dalam mengatur kapal-kapal yang akan masuk maupun keluar galangan.
Berdasarkan rumus
rasio indikator
tenaga kerja:
Prosentase tenaga kerja yang digunakan di Dok Pembinaan UPT BTPI adalah 53,33 . Hal tersebut dapat terjadi karena tenaga kerja yang ada di Dok
Pembinaan UPT BTPI digunakan sama dari tahun 2006 sampai 2010 yaitu sebanyak 16 orang dari 30 orang tenaga kerja. Tenaga kerja yang tidak digunakan
dalam kegiatan reparasi adalah 13 orang staf administrasi dan 1 orang staf lapang sebagai juru alur.
Pembagian tugas yang dilakukan oleh staf lapang tetap pada saat melakukan reparasi kapal adalah 1 orang sebagai juru alur, 1 orang mengoperasikan mesin
dan sisa 5 orang lainnya melakukan persiapan kapal naik dok di dalam air. Persiapan yang dilakukan adalah persiapan dudukan lunas dan bantalan untuk
lunas agar kapal dapat berdiri dengan posisi mantap yang dilakukan mulai dari kapal berada di dalam air hingga kapal naik dok. Setelah kapal naik dok dan
sudah dalam posisi yang mantap, mesin dimatikan. Tugas selanjutnya adalah melakukan penyekrapan, pembakaran teritip, pengecatan dan penurunan kapal ke
dalam air setelah reparasi kapal selesai dilakukan. Tugas-tugas yang dilakukan oleh staf lapang tidak tetap sebagian sama
dengan yang dilakukan oleh staf lapang tetap. Perbedaannya adalah operasional mesin yang hanya dilakukan oleh staf lapang tetap juru mesin, penaikan kapal
ke dok, dan penurunan kapal dari dok. Selain itu, perbedaan lainnya adalah tugas tambahan yang hanya dilakukan oleh staf lapang tidak tetap. Tugas yang
dimaksud seperti tenaga perbengkelan, listrik, dan pergantian kayu.
2 Pemakaian mesin
Penentuan nilai indikator pemakaian mesin dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9 Nilai indikator pemakaian mesin
Periode Jam Pemakaian Mesin
jam Jumlah Jam Tersedia
jam Prosentase Pemakaian Mesin
2006 882
2.400 36,75
2007 624
2.400 26
2008 780
2.400 32,5
2009 840
2.400 35
2010 582
2.400 24,25
Rata-rata 30,9
Mesin yang digunakan adalah mesin winch yang berfungsi untuk menarik kapal pada saat kapal akan naik dok dan memberikan tahanan pada saat kapal
turun dok setelah kapal selesai direparasi. Lama waktu mesin stand by untuk digunakan dalam satu hari sama dengan waktu kerja kantor UPT BTPI yaitu
selama delapan jam dalam satu hari, sehingga dalam satu tahun, jumlah jam tersedia untuk pemakaian mesin adalah 2.400 jam dengan asumsi dalam satu
tahun periode kerja adalah 300 hari. Mesin digunakan hanya pada saat kapal naik dok dan turun dok. Lama
waktu kapal naik dan turun dok masing-masing adalah tiga jam, sehingga lama operasional mesin untuk reparasi satu buah kapal adalah enam jam. Berdasarkan
Tabel 10 di atas, dapat dilihat pada tahun 2006, jumlah kapal yang melakukan
reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI ada 147 kapal sehingga jam pemakaian mesin pada tahun tersebut adalah 147 kapal x 6 jam = 882 jam. Tahun 2007 ada
104 kapal, 130 kapal pada tahun 2008, 140 kapal pada tahun 2009, dan 97 kapal pada tahun 2010. Jam pemakaian mesin yang digunakan berturut-turut adalah 624,
780, 840, dan 582 jam. Tingkat utilitas Dok Pembinaan UPT BTPI dapat dikatakan masih rendah karena fasilitas dalam hal ini mesin winch tidak
dioperasikan mendekati kapasitasnya. Prosentase pemakaian mesin diperoleh dengan cara jam pemakaian mesin
dibagi jumlah jam tersedia dikalikan 100 . Hasil prosentase pemakaian mesin berturut-turut dari tahun 2006 sampai 2010 adalah 36,75 ; 26 ; 32,5 ; 35 ;
dan 24,25 . Tahun 2006 prosentase pemakaian mesin bernilai 36,75 . Hal tersebut menandakan bahwa pada tahun 2006, mesin hanya digunakan 36,75
dari jumlah jam pemakaian yang tersedia sebesar 2400 jam. Waktu pemakaian mesin yang terpakai pada tahun 2006 hanya 882 jam. Nilai prosentase pada tahun
2007 sampai 2010 juga menandakan hal yang sama. Jumlah kapal yang melakukan reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI pada tahun 2006 sampai 2010
dapat dilihat pada Tabel 10 dan Gambar 6.
Tabel 10 Jumlah kapal yang melakukan reparasi berdasarkan ukuran di Dok Pembinaan UPT BTPI.
Ukuran Kapal Tahun
Jumlah 2006
2007 2008
2009 2010
1-10 GT 40
25 23
30 21
139 11-20 GT
18 9
18 14
10 69
21-30 GT 84
67 86
93 58
387 31-50 GT
4 2
3 1
5 15
50 GT 1
1 2
3 7
Jumlah 147
104 130
140 97
618
Gambar 7 Fluktuasi produksi reparasi kapal tahun 2006 sampai 2010 di Dok
Pembinaan UPT BTPI
Tahun 2007 dan 2010, jumlah kapal yang naik jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2006, 2008, dan 2009 karena pada tahun 2007 bulan
Oktober sampai Desember dilakukan perbaikan dan pembangunan slipway di galangan dan pada tahun 2010 bulan Oktober sampai Desember dilakukan
peninggian dok galangan.
2 Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria “Efektivitas”
1 Jam kerja aktual
Penentuan nilai indikator jam kerja aktual dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11 Nilai indikator jam kerja aktual produksi
Periode Jam Kerja Aktual Produksi
jam Working Time jam
Prosentase Jam Kerja Aktual
2006 1470
2.100 70
2007 1040
2.100 49,524
2008 1300
2.100 61,905
2009 1400
2.100 66,667
2010 970
2.100 46,19
Rata-rata 58,86
2006 2007
2008 2009
2010 Kapal Ukuran 1-10 GT
40 25
23 30
21 Kapal Ukuran 11-20 GT
18 9
18 14
10 Kapal Ukuran 21-30 GT
84 67
86 93
58 Kapal Ukuran 31-50 GT
4 2
3 1
5 Kapal Ukuran 50 GT
1 1
2 3
Jumlah total 147
104 130
140 97
20 40
60 80
100 120
140 160
Ju m
lah K
ap al
Jam kerja aktual produksi adalah jam kerja yang benar-benar digunakan oleh staf lapang di Dok Pembinaan UPT BTPI dalam operasional reparasi kapal.
Jam kerja aktual produksi diperoleh dengan mengalikan jumlah kapal dengan jam yang digunakan oleh pekerja dalam mereparasi satu kapal. Waktu yang
dibutuhkan oleh staf lapang tetap untuk mereparasi satu kapal adalah 10 jam dengan pembagian waktu yaitu: penaikan kapal ke atas dok selama 3 jam,
penyekrapan selama 1 jam, pembakaran teritip selama 2 jam, pengecatan selama 1 jam, dan penurunan kapal dari dok ke dalam air setelah selesai dilakukan reparasi
selama 3 jam. Pengerjaan yang dilakukan oleh staf lapang tetap tersebut bukan
keseluruhan pengerjaan pada proses reparasi kapal. Pengerjaan tersebut hanyalah tugas yang dilakukan oleh staf lapang tetap. Pengerjaan reparasi kapal lainnya
dilakukan oleh staf lapang tidak tetap. Working time adalah jam kerja yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
kepada staf lapang di Dok Pembinaan UPT BTPI. Working time staf lapang Dok Pembinaan UPT BTPI yaitu selama 7 jam dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00
dalam satu hari dan dalam satu tahun periode kerja diasumsikan selama 300 hari, sehingga working time staf lapang di Dok Pembinaan UPT BTPI adalah 2.100 jam
dalam periode satu tahun 300 hari. Prosentase jam kerja aktual Dok Pembinaan UPT BTPI diperoleh dengan cara jam kerja aktual produksi dibagi dengan
working time dikalikan 100 . Berdasarkan tabel nilai indikator jam kerja aktual produksi di atas, jam kerja
aktual produksi Dok Pembinaan UPT BTPI berturut-turut dari tahun 2006 sampai 2010 adalah 1470 jam dengan jumlah kapal yang direparasi sebanyak 147 kapal
atau 70 dari jam kerja sebesar 2.100 jam dalam satu tahun; 1.040 jam dengan jumlah kapal yang direparasi sebanyak 104 kapal atau 49,52 dari jam kerja
sebesar 2100 jam dalam satu tahun, 1300 jam dengan jumlah kapal yang direparasi sebanyak 130 kapal atau 61,91 dari jam kerja sebesar 2100 jam
dalam satu tahun, 1400 jam dengan jumlah kapal yang direparasi sebanyak 140 kapal atau 66,67 dari jam kerja sebesar 2.100 jam dalam satu tahun, dan 970
jam dengan jumlah kapal yang direparasi sebanyak 97 kapal atau 46,19 dari
jam kerja sebesar 2.100 jam dalam satu tahun. Jumlah kapal yang direparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI dapat dilihat pada Tabel 10.
2 Jam kerja efektif
Penentuan nilai indikator jam kerja efektif dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12 Nilai indikator jam kerja efektif
Periode Operating Time jam
Working Time jam Prosentase Jam Kerja
Efektif 2006
1800 2.100
85,714 2007
1800 2.100
85,714 2008
1800 2.100
85,714 2009
1800 2.100
85,714 2010
1800 2.100
85,714 Rata-rata
85,714
Jam kerja efektif operating time adalah jam kerja yang baku yang harus dilaksanakan di luar jam istirahat makan siang selama satu jam. Apabila dalam
satu hari, working time di Dok Pembinaan UPT BTPI adalah 7 jam, maka setelah dikurangi waktu istirahat makan siang yang sudah ditentukan oleh perusahaan
selama 1 jam diperoleh operating time selama 6 jam dalam satu hari. Dengan asumsi yang sama yaitu periode bekerja dalam satu tahun diasumsikan selama 300
hari, maka operating time Dok Pembinaan UPT BTPI dalam satu tahun adalah 1.800 jam. Operating time dari tahun 2006 sampai 2010 nilainya sama sehingga
prosentasenya pun bernilai sama yaitu sebesar 85,714 . Prosentase jam kerja efektif diperoleh dengan cara operating time dibagi working time dikali 100 .
3 Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria “Inferensial”
1 Ketidakhadiran karyawan
Nilai indikator ketidakhadiran karyawan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13 Nilai indikator jumlah ketidakhadiran
Periode Jumlah karyawan
orang Jumlah Karyawan Absen
hari Prosentase Ketidakhadiran
2006 20
80 1,33
2007 20
80 1,33
2008 20
80 1,33
2009 20
80 1,33
2010 20
80 1,33
Rata-rata 1,33
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa jumlah karyawan yang tersedia di Dok Pembinaan UPT BTPI sebanyak 20 orang dengan rincian 7 orang
staf lapang dan 13 orang staf administrasi. Nilai jumlah karyawan absen pada Tabel 14 di atas bernilai sama yaitu 80 hari. Nilai tersebut adalah nilai gabungan
jumlah ketidakhadiran karyawan staf lapang dan karyawan staf administrasi. Data ketidakhadiran karyawan staf lapang diperoleh dengan cara wawancara langsung
salah seorang pekerja lapangan dan pegawai kantor UPT BTPI. Hal tersebut dikarenakan Dok Pembinaan UPT BTPI tidak memiliki data tertulis terkait absen
staf lapang. Sedangkan data ketidakhadiran karyawan staf administrasi diperoleh dari rekapitulasi absen, namun data yang ada hanya dari Januari 2010 sampai
November 2011. Berdasarkan hasil wawancara, untuk jumlah ketidakhadiran karyawan staf
lapang diperoleh dari asumsi-asumsi. Ketidakhadiran karyawan diasumsikan dalam satu bulan rata-rata hanya satu orang yang absen dan hanya satu hari orang
tersebut absen, sehingga diperoleh hasil jumlah ketidakhadiran karyawan sebesar 12 hari dalam satu tahun untuk staf lapang.
Nilai jumlah ketidakhadiran karyawan staf administrasi diperoleh dari rata- rata rekapitulasi data yang diperoleh yaitu Januari 2010 sampai November 2011.
Penggunaan rata-rata dari rekapitulasi data dikarenakan data yang ada hanya data dari Januari 2010 sampai November 2011. Hal tersebut mengakibatkan nilai rata-
rata dari rekapitulasi data tersebut dibutuhkan untuk dijadikan asumsi jumlah ketidakhadiran karyawan staf administrasi dalam satu tahun. Berdasarkan hasil
rekapitulasi data, untuk jumlah ketidakhadiran karyawan staf administrasi adalah 68 hari dalam satu tahun. Dengan demikian, diperoleh hasil dalam satu tahun
jumlah hari karyawan absen adalah 80 hari. Prosentase ketidakhadiran karyawan memiliki nilai sebesar 1,33 diperoleh dengan cara:
5.2.2 Pencapaian awal dari indikator kinerja skor 3