Penyusunan matrik Metode Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix OMAX

yang tersedia untuk semua kriteria. Data untuk perhitungan kriteria atau rasio ini diperoleh dari tiap-tiap bagian yang diukur. 6 Skor Pada baris skor bagian bawah badan matrik besar pencapaian pada poin no 5 bagian atas badan matrik dirubah ke dalam skor yang sesuai, ini dilakukan dengan mencocokkan besaran realisasi pencapaian rasio point no 5 dengan butir matrik yang ada dan ekivalen dengan skor tertentu. 7 Nilai Nilai daripada pencapaian yang berhasil diperoleh untuk setiap kriteria pada periode tertentu didapat dengan mengalikan skor pada kriteria tertentu dengan bobot kriteria tersebut. 8 Indikator pencapaian Pada periode tertentu, jumlah seluruh nilai dari tiap-tiap kriteria dicantumkan pada kotak indikator pencapaian. Besarnya indikator diisi sesuai dengan indikator mula-mula. Semua indikator berada pada skor 3 pada saat matrik mulai dioperasikan. 9 Indeks Peningkatan produktivitas ditentukan dari besarnya kenaikan indikator pencapaian yang terjadi antara yang baru dengan yang lama. Kesembilan susunan ini membentuk kerangka model.

2.4.3 Penyusunan matrik

Penyusunan dan pelaksanaan matrik ini merupakan suatu proses yang jelas dan langsung yang membutuhkan sedikit keahlian. 1 Menentukan kriteria produktivitas Langkah pertama ini adalah mengidentifikasikan kriteria produktivitas yang sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini akan dilaksanakan. Kriteria ini harus menyatakan kondisi atau kegiatan yang mendukung produktivitas unit kerja yang diukur dan dapat dikontrol oleh unit kerja tersebut. Kriteria ini menyatakan ukuran efisiensi dari masukan, efektivitas dari keluaran dan ukuran-ukuran lainnya yang secara tidak langsung mendukung proses kegiatan unjuk kerja yang akan diukur. Supaya efektif, kriteria ini harus sudah dimengerti, mudah diukur, administrasinya dilakukan secara baik dan dapat diterima. Disinilah pentingnya untuk mengikutsertakan semua pihak di galangan dalam penyusunan dan pelaksanaan matrik ini. Selanjutnya kriteria ini sebaiknya berdiri sendiri tidak saling bergantung satu sama lain dan merupakan faktor- faktor yang terukur. 2 Menjelaskan data Setelah seluruh kriteria dapat diidentifikasikan dengan baik, langkah berikutnya adalah mendefinisikan kriteria tersebut secara terperinci. Tiap- tiap kriteria memerlukan penjelasan lebih lanjut, misalnya tingkat ketidakhadiran, harus dijelaskan rasio-rasio yang membentuk kriteria ini. Demikian juga sumberdaya untuk setiap pengukuran tertentu harus pula diidentifikasikan dengan jelas, laporan yang akurat, orang-orang yang bertanggung jawab dan terlibat, atau sumberdaya lain, untuk setiap bilangan dalam perhitungan matrik harus dispesifikasikan dengan baik. Dalam setiap keadaan merupakan langkah terbaik untuk meninggalkan segala keraguan yang ada dalam mengoperasikan bilangan dan perhitungan matrik. 3 Penilaian pencapaian mula-mula Setelah menentukan kriteria yang akan diukur, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan pengumpulan data dari tiap-tiap kriteria, maka langkah berikutnya mengolah data tersebut sehingga layak untuk digunakan sebagai data pencapaian mula-mula dengan cara perhitungan rata-rata dari periode data yang diperoleh misalnya selama pengerjaan bangunan baru. Pencapaian mula-mula diletakkan pada skor 3 dari skala 0 sampai 10 untuk memberikan lebih banyak tempat bagi perbaikan daripada untuk terjadinya penurunan. Pencapaian ini juga biasanya tidak diletakkan pada tingkat yang lebih rendah lagi agar memberikan kemungkinan terjadinya pertukaran dan memberikan kelonggaran apabila sekali-kali terjadi kemunduran. 4 Menetapkan sasaran skor 10 Apabila skala skor 3 merupakan pencapaian mula-mula, maka skor 10 merupakan pencapaian yang akan dituju nantinya. Skala skor 10 ini berkenaan dengan sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam waktu mendatang, dan karenanya harus berkesan optimis. Sasaran yang diambil harus merupakan gambaran yang realistis, tetapi harus diperhitungkan pula faktor-faktor yang masuk akal, bahwa beberapa waktu mendatang telah terjadi perubahan atau kemungkinan telah ada peralatan baru, proses-proses yang lebih baik memungkinkan dapat mencapai sasaran yang dirasakan saat ini belum mungkin untuk dicapai. 5 Menetapkan sasaran jangka pendek Pengisian skor yang tersisa lainnya dari matrik dapat dilakukan langsung setelah butir skor 0 yang merupakan rasio terburuk yang mungkin terjadi, merupakan level terbawah yang dapat pula ditentukan kemudian, skor 3 dan skor 10 telah ditetapkan. Butir-butir yang tersisa yaitu skor 1, 2, 4 sampai dengan 9 merupakan suatu sasaran antara sebelum tingkat pencapaian akhir dipenuhi. Biasanya skala linier digunakan untuk pengisisan antara pencapaian saat ini dengan sasaran yang ingin dicapai pada setiap kriteria produktivitas. Oleh sebab itu, jarak bilangan dari setiap tingkat skor 3 ke skor 0 juga dilakukan seperti pengskoran di atas. Jadi sekali lagi disini ditegaskan bahwa tidak ada syarat yang baku mengenai hal ini dan tergantung pada kesepakatan saja, karena pokok perhatian mengenai struktur skala ini tidaklah begitu penting dibandingkan dengan seberapa baik pengskoran ini dimengerti oleh orang-orang yang unjuk kerjanya diukur. Dengan demikian ada sebelas tingkat pencapaian untuk setiap kriteria. Satu kriteria menempati satu kolom dari atas ke bawah dari badan matrik. Penempatan dari hasil yang diharapkan pada setiap tingkat merupakan bagian yang penting dari pengskalaan, karena hasil-hasil tersebut membentuk suatu rintangan khusus yang harus diatasi untuk maju dari satu sasaran jangka pendek ke sasaran jangka pendek berikutnya. 6 Menentukan derajat kepentingan Semua kriteria tidaklah mempunyai pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat kepentingannya tiap kriteria diberi bobot. Pembobotan memberikan suatu kesempatan untuk memberikan perhatian secara langsung pada kegiatan- kegiatan yang berpotensi besar bagi peningkatan produktivitas. Pembobotan biasanya dilakukan oleh manajer puncak atau oleh dewan produksi yang dimiliki galangan. Total pembobotan untuk semua kriteria harus sama dengan 100. Bila pembobotan telah selesai, maka matrik ini secara teknis dapat digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas dan dapat diketahui bagaimana cara meningkatkan produktivitas Mahendra, 2007.

2.4.4 Pengoperasian matrik