Tingkat Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi di Dok Pembinaan UPT

Tabel 22 Matriks tahun 2010 Keterangan: 1 Rasio 1: rasio indikator pemakaian tenaga kerja 2 Rasio 2: rasio indikator pemakaian mesin 3 Rasio 3: rasio indikator jam kerja aktual 4 Rasio 4: rasio indikator jam kerja efektif 5 Rasio 5: rasio indikator jumlah ketidakhadiran karyawan

5.3 Tingkat Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi di Dok Pembinaan UPT

BTPI Setelah dilakukan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa dan interpretasi terhadap hasil pengolahan data. Hal-hal yang akan dibahas meliputi analisa terhadap masing-masing indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran kinerja dengan menggunakan model OMAX, analisa terhadap indeks pencapaian kinerja tiap periode pengukuran, dan analisa keseluruhan nilai kinerja total pada unit produksi. Analisa terhadap indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran kinerja Dok Pembinaan UPT BTPI dilakukan untuk memberikan gambaran tentang pencapaian hasil dari setiap indikator kinerja sehingga galangan, dalam hal ini pihak manajemen, dapat mengukur kinerja yang telah dilakukan dan selanjutnya melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja galangan. Berikut ini akan dijelaskan Kriteria Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual 53,33 24,25 46,19047619 85,714 1,33 100 72 137,143 85,714 0,67 10 Sangat Baik 93,3328571 66,12857143 125,9592857 85,714 0,76428571 9 86,6657143 60,25714286 114,7755714 85,714 0,85857143 8 79,9985714 54,38571429 103,5918571 85,714 0,95285714 7 73,3314286 48,51428571 92,40814286 85,714 1,04714286 6 66,6642857 42,64285714 81,22442857 85,714 1,14142857 5 59,9971429 36,77142857 70,04071429 85,714 1,23571429 4 53,33 30,9 58,857 85,714 1,33 3 Sedang 48,8866667 29,6 56,381 83,333 2,22 2 44,4433333 28,3 53,905 80,952 3,11 1 40 27 51,429 78,571 4 Sangat Buruk Skor Aktual 3 10 3 Bobot 21 14 14 21 30 Nilai Produktivitas 63 210 90 Keterangan Sedang Sangat Buruk Sangat Buruk Sangat Baik Sedang Saat ini Periode Dasar Index 363 300 21 Saat ini Periode Dasar Index 363 447 -18,791946 Efisiensi Efektivitas Skor Keterangan Indikator Performansi Target Baik Buruk Indikator Performansi hasil yang dicapai masing-masing indikator kinerja galangan untuk setiap periode pengukuran. Analisa ini dibuat berdasarkan hasil pengolahan data berupa tabel pengukuran kinerja di setiap periode pengukuran. Tabel hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 19 sampai Tabel 23 di atas. Nilai pencapaian untuk indikator tenaga kerja konstan pada skor 3 tiga dengan nilai sebesar 53,33 dengan bobot 21 . Hal ini terjadi karena tenaga kerja yang digunakan dan tenaga kerja yang tersedia tidak mengalami perubahan. Berdasarkan hasil pengukuran 5 tahun menggunakan model OMAX tersebut tampak bahwa pencapaian kinerja untuk indikator tenaga kerja sudah cukup baik karena berada pada skor 3 tiga dan konstan selama 5 tahun. Jika dilihat berdasarkan pencapaian sasaran akhir skor 10, indikator tenaga kerja ini perlu ditingkatkan dengan syarat seluruh tenaga kerja digunakan sepenuhnya untuk melakukan reparasi kapal. Hal tersebut dikarenakan perbedaan nilai yang cukup jauh antara pencapaian awal skor 3 dengan pencapaian sasaran akhir skor 10 dengan perbedaan mencapai 46,7 . Nilai pencapaian skor tertinggi untuk indikator kinerja pemakaian mesin dicapai pada tahun 2006 dengan skor 3 dan nilai sebesar 36,75. Nilai indikator yang memiliki bobot 14 tersebut lebih besar dari nilai pada tahun lainnya meskipun pada tahun 2008 dan 2009 mencapai skor yang sama yaitu skor 3 namun memiliki nilai lebih kecil yaitu 32,2 dan 35. Hal tersebut dapat terjadi karena pada tahun 2006 terjadi produksi yang lebih banyak daripada tahun-tahun lainnya sehingga pemakaian mesin juga lebih besar daripada tahun yang lainnya. Nilai indikator terendah dicapai pada tahun 2007 dan 2010 yaitu pada skor 0 dengan nilai masing-masing sebesar 26 dan 24,25. Penurunan yang terjadi pada tahun 2007 dan 2010 dari tahun sebelumnya dikarenakan pada tahun 2007 terjadi perbaikan dan pembangunan slipway pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember, sedangkan pada tahun 2010 terjadi peninggian dok galangan dari bulan Oktober sampai bulan Desember. Hal tersebut mengakibatkan pada tahun 2007 dan 2010 terjadi pemangkasan periode produksi menjadi 9 bulan dari 12 bulan. Pemangkasan periode produksi tersebut mengakibatkan produksi galangan juga menurun sehingga pemakaian mesin juga menurun. Nilai pencapaian skor tertinggi untuk indikator kinerja jam kerja aktual produksi dicapai pada tahun pada skor 3 dengan nilai 70. Nilai indikator yang memiliki bobot 14 tersebut lebih besar daripada nilai pada tahun yang lainnya meskipun pada tahun 2008 dan 2009 mencapai skor yang sama yaitu skor 3 dengan nilai masing-masing 61,9 dan 66,67. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pengurangan pemakaian waktu setup produksi pada tahun 2007 sampai 2010 dibandingkan dengan waktu setup produksi pada tahun 2006. Nilai indikator terendah pada tahun 2007 dan 2010 yaitu pada skor 0 dengan nilai masing-masing sebesar 49,52 dan 46,19. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penurunan terjadi karena pada tahun 2007 dan 2010 periode produksi hanya 9 bulan. Berdasarkan hasil pengukuran selama 5 tahun tampak bahwa kinerja untuk indikator jam kerja aktual produksi masih sangat rendah dan perlu diberi perhatian untuk lebih ditingkatkan karena nilai indikator tersebut masih jauh dibawah target realistis yang telah ditetapkan yang terdapat pada skor 10 yaitu sebesar 137,14. Solusi yang dapat digunakan agar target realistis dapat dicapai adalah dengan penambahan jumlah tenaga kerja langsung sehingga waktu yang digunakan untuk melakukan reparasi kapal sesuai dengan target realistis jumlah kapal yang direparasi lebih cepat terselesaikan. Nilai pencapaian untuk indikator kinerja jam kerja efektif konstan pada skor 10 sepuluh dengan nilai sebesar 85,71 dengan bobot 21 . Hal ini terjadi karena jam kerja efektif operating time yang digunakan dan jam kerja yang ditetapkan tidak mengalami perubahan. Berdasarkan hasil pengukuran 5 tahun tersebut tampak bahwa pencapaian kinerja untuk indikator jam kerja efektif sudah sangat baik. Nilai pencapaian untuk indikator kinerja ketidakhadiran karyawan konstan pada skor 3 tiga dengan nilai sebesar 1,33 dengan bobot 30 . Hal ini terjadi karena jumlah ketidakhadiran karyawan dengan jumlah karyawan tidak mengalami perubahan. Berdasarkan hasil pengukuran 5 tahun tersebut tampak bahwa pencapaian kinerja untuk indikator ketidakhadiran karyawan cukup baik sedang. Indikator jumlah ketidakhadiran karyawan pada kasus ini sulit untuk ditingkatkan. Hal tersebut dikarenakan ketidakhadiran karyawan yang terjadi di Dok Pembinaan UPT BTPI masih termasuk dalam penggunaan jatah cuti dalam satu tahun, yaitu masing-masing karyawan mendapatkan hak jatah cuti selama 12 hari dalam satu tahun. Nilai jumlah ketidakhadiran karyawan di Dok Pembinaan UPT BTPI yang didapat bernilai 80 hari dalam satu tahun, sedangkan jika karyawan menggunakan seluruh jatah cutinya dalam satu tahun maka nilai jumlah ketidakhadiran karyawan bernilai sebesar 240 hari. Selain itu, perolehan data jumlah ketidakhadiran karyawan pada kasus ini diperoleh berdasarkan asumsi-asumsi dan rekapitulasi data dua tahun terakhir yang dirata-ratakan. Hal tersebut terjadi karena tidak terdapatnya data tertulis jumlah ketidakhadiran karyawan staf lapang, sedangkan data jumlah ketidakhadiran karyawan staf administrasi hanya ada dari Januari 2010 sampai November 2011. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja selama 5 lima periode dengan menggunakan model Objective Matrix OMAX dapat dibuat tabel pencapaian kinerja total dan tabel prosentase peningkatan kriteria sebagai berikut: Tabel 23 Pencapaian kinerja total dengan menggunakan periode dasar dan periode sebelum No Periode Pencapaian Kinerja Total Indeks berdasarkan periode dasar Indeks berdasarkan periode sebelum Sekarang Dasar Sebelum 1 2006 447 300 49 2 2007 363 300 447 21 -18,79 3 2008 447 300 363 49 23,14 4 2009 447 300 447 49 5 2010 363 300 447 21 -18,79 Berdasarkan Tabel 23 di atas tampak bahwa Dok Pembinaan UPT BTPI mencapai nilai kinerja total tertinggi berdasarkan periode dasar terjadi pada tahun 2006, 2008 dan 2009, dimana peningkatan kinerja yang berhasil dicapai lebih tinggi dibandingkan dengan periode-periode yang lainnya. Pada tahun 2006, 2008 dan 2009 mencatat nilai indeks sebesar 49 . Hal tersebut dapat terjadi karena jumlah produksi reparasi kapal yang terjadi pada tahun 2006, 2008 dan 2009 lebih besar daripada jumlah produksi yang terjadi pada tahun 2007 dan 2010. Nilai kinerja total tertinggi berdasarkan periode sebelum terjadi pada tahun 2008, dimana peningkatan kinerja yang berhasil dicapai dibandingkan periode sebelumnya sangat tinggi dibandingkan dengan peningkatan kinerja yang terjadi pada tahun-tahun yang lain. Pada tahun 2008 mencatat nilai indeks sebesar 23,14 jauh meningkat dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2007 yang mencatat indeks sebesar -18,79 . Hal tersebut terjadi karena pada tahun 2008 terjadi peningkatan jumlah produksi yang sangat signifikan dari tahun 2007, dimana pada tahun 2008 jumlah produksi reparasi kapal yang terjadi di Dok Pembinaan UPT BTPI mencapai angka 130 kapal sedangkan pada tahun 2007 sebesar 104 kapal. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pada tahun 2007 terjadi perbaikan slipway sehingga bulan produksi dalam satu tahun pada tahun 2007 hanya sembilan bulan. Perbedaan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 24 di atas karena pada nilai indeks terhadap periode dasar menunjukkan peningkatan kinerja yang terjadi dilihat dari jumlah produksi reparasi kapal yang dilakukan oleh Dok Pembinaan UPT BTPI pada masing-masing periode. Periode yang digunakan sebagai pembanding pada pencarian indeks menggunakan periode dasar yaitu 300. Lain halnya dengan nilai indeks terhadap periode sebelum menunjukkan peningkatan kinerja yang dilihat adalah peningkatan jumlah produksi reparasi antara tahun yang ditentukan dengan tahun sebelumnya, sehingga periode yang digunakan sebagai pembanding untuk mencari indeks menggunakan periode sebelumnya tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, kinerja yang dihasilkan oleh Dok Pembinaan UPT BTPI sudah tergolong cukup baik karena pada setiap periode pengukuran banyak indikator kinerja yang pencapaian nilainya stabil pada skor 3 bahkan ada yang stabil pada skor 10. Skor 3 merupakan skala nilai rata-rata dari seluruh periode pengukuran. Meskipun terdapat beberapa indikator kinerja yang pencapaian nilainya berada di bawah skor 3, bahkan mencapai skor 0 yaitu pada tahun 2007 dan 2010. Hal tersebut dikarenakan faktor perbaikan dan perawatan sarana dan prasarana Dok Pembinaan UPT BTPI. Tentunya diharapkan pencapaian kinerja untuk semua indikator dapat melebihi nilai rata-rata pengukuran karena hal itu menunjukkan adanya perbaikan atau peningkatan kerja yang lebih baik. Namun kecenderungan yang terjadi pada sebagian besar nilai indikator-indikator kinerja yang diukur setiap periode ini ada yang stabil dan ada juga yang fluktuatif, dimana tingkat perubahan nilai indikator antara satu periode dengan periode berikutnya bisa meningkat ataupun menurun secara tajam. Hal ini menunjukkan suatu indikasi bahwa upaya perusahaan untuk melakukan perbaikan kinerja masih belum menunjukkan hasil yang lebih baik. Adapun indikator-indikator yang memiliki nilai tergolong rendah tidak pernah melebihi skor 3 antara lain pemakaian mesin dan jam kerja aktual. Bahkan, indikator-indikator tersebut ada yang berubah secara menurun pada tahun 2007 dan 2010 hingga mencapai skor 0.

5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Langkah Awal yang