Deindustrialisasi di Indonesia Tinjauan Teori-Teori

37 Analisis deindustrialisasi dengan pendekatan Kaldorian pada negara berkembang ini dapat memberikan fakta bahwa terdapat dua tipe deindustrialisasi yaitu deindustrialisasi positif dan negatif. Deindustrialisasi positif pada negara berkembang terjadi karena sektor manufakturnya berkembang ke arah sektor yang bersifat informal sehingga tidak membawa dampak buruk pada perekonomian. Deindustrialisasi negatif yang terjadi pada negara berkembang disebabkan oleh kesalahan arah pengembangan sektor manufaktur atau dengan kata lain proses industrialisasinya mengalami kegagalan sehingga tidak mampu memberikan pertumbuhan ekonomi yang sustain.

2.2.5 Deindustrialisasi di Indonesia

Suwarman 2006 menulis tesis yang berjudul “Faktor-faktor Apakah yang Mendorong Terjadinya Proses Deindustrialisasi di Indonesia?”. Penelitian tersebut mempunyai tujuan utama untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi sektor manufaktur dalam perekonomian Indonesia. Data yang digunakan mencakup data nasional triwulanan dengan rentang waktu tahun 1989– 2005. Metode ekonometrik yang digunakan adalah analisis kointegrasi dengan metode Bounds Testing Cointegration pendekatan ARDL Autoregressive Distributed Lag . Variabel dependen yang digunakan adalah logaritma proporsi nilai tambah sektor manufaktur dalam PDB LPNT. Variabel independen yang digunakan adalah: a. Pendapatan perkpita yang didekati dengan logaritma pendapatan nasional per kapita LY dan kuadrat LY LYK. b. Harga riil produk-produk manufaktur yang didekati dengan logaritma rasio indeks harga produk manufaktur terhadap indeks harga umum LHR. c. Proporsi nilai pembentukan modal tetap domestik bruto PMTDB terhadap PDB I. d. Proporsi nilai ekspor produk manufaktur terhadap PDB XM. e. Proporsi nilai impor produk manufaktur terhadap PDB MM. f. Proporsi neraca perdagangan produk-produk manufaktur terhadap PDB NPM. g. Proporsi nilai impor bahan baku terhadap PDB MBB. 38 h. Proporsi nilai impor barang modal terhadap PDB MBM. Model yang diuji Suwarman 2004 untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi sektor manufaktur dalam perekonomian Indonesia terdiri atas dua macam yaitu: 2.45 2.46 Hasil estimasi dari kedua model tersebut adalah terdapat hubungan jangka panjang dengan pengaruh yang positif dan negatif. Variabel pendapatan per kapita, PMTDB, ekspor produk manufaktur, neraca perdagangan produk manufaktur dan impor barang modal mempunyai hubungan jangka panjang dan berpengaruh positif terhadap kontribusi sektor manufaktur dalam PDB. Sedangkan variabel harga riil produk manufaktur dan impor produk manufaktur mempunyai hubungan jangka panjang dan berpengaruh negatif terhadap kontribusi sektor manufaktur dalam PDB. Variabel impor bahan baku tidak memiliki hubungan jangka panjang dengan kontribusi sektor manufaktur dalam PDB. Berdasarkan hasil analisis tersebut, Suwarman 2006 menyimpulkan bahwa proses deindustrialisasi di Indonesia bukan merupakan dampak alamiah dari keberhasilan pembangunan Indonesia. Hal tersebut terlihat dari pengaruh pendapatan perkapita terhadap kontribusi sektor manufaktur dalam PDB dimana peningkatan pendapatan perkapita masih menyebabkan peningkatan kontribusi sektor manufaktur dalam perekonomian Indonesia. Jika proses deindustrialisasi merupakan dampak alamiah dari keberhasilan pembangunan maka seharusnya peningkatan pendapatan per kapita akan menurunkan kontribusi sektor manufaktur dalam PDB atau telah dilaluinya titik balik turning point dari efek peningkatan pendapatan per kapita.

2.2.6 Penelitian Lain yang Mendukung