Model Deindustrialisasi Tinjauan Teori-Teori

22 saat ini sangat kecil baik terhadap GDP maupun terhadap total pekerja dan sektor ekspor utama adalah knowladge-based services.

2.1.4 Model Deindustrialisasi

Bagian ini mengadopsi IMF Working Paper IMF 1997 dan model ini menunjukkan bahwa deindustrialisasi merupakan proses alami dari sebuah pertumbuhan ekonomi dan bisa terjadi walaupun tanpa adanya perdagangan dengan negara-negara lainnya. Model ini didasarkan pada ketiga fakta berikut: 1. Demand untuk produk makanan mempunyai elastisitas pendapatan yang inelastis Engel’s Law. 2. Real demand untuk produk jasa meningkat seiring dengan peningkatan pendatan nasional riil. 3. Produktivitas pekerja di sektor jasa mempunyai peningkatan yang lebih kecil dibanding sektor manufaktur ataupun industri secara keseluruhan. Asumsi awal yang digunakan sebagai penyederhanaan adalah perekonomian dianggap tertutup. s i a Y Y Y Y + + = 2.14 Keterangan: Y : real output a Y : real output sektor pertanian i Y : real output sektor manufaktur s Y : real output sektor jasa Konsumsi produk makanan dari sektor pertanian untuk setiap orang diasumsikan tetap. Jumlah populasi L juga diasumsikan tetap dan semuanya diasumsikan sebagai pekerja. bL Y a = 2.15 Huruf b pada persamaan 2.15 merupakan sebuah konstanta. Output sektor jasa merupakan bagian dari real output. cY Y s = 2.16 23 Produktivitas Pekerja Asumsi yang digunakan adalah: 1. Peningkatan produktivitas pekerja sektor jasa lebih rendah dibanding sektor manufaktur. 2. Peningkatan produktivitas pekerja sektor manufaktur dan pertanian sama. 3. Peningkatan produktivitas diasumsikan sama sepanjang waktu. 4. Output per pekerja pada t = 0 diasumsikan sama. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka: t a e y y λα = t i e y y λα = 2.17 t s e y y α = dengan y 0, λ 1, dan α 0. s i a y y y , , merupakan output per pekerja untuk sektor pertanian, manufaktur dan jasa. λ adalah indeks pertumbuhan produktivitas. Output per pekerja juga dapat dirumuskan sebagai: a a a L Y y = i i i L Y y = 2.18 s s s L Y y = Total pekerja adalah s i a L L L L + + = 2.19 Dari persamaan 2.15 sampai dengan 2.18 didapatkan: [ ] t t e c ce y Y L λα α − − − + = 1 2.20 t t e c c e y y 1 1 − − − + = λ α α 2.21 t s e c c y 1 1 − − − + = λ α L Y y = adalah rata-rata produktivitas pekerja. Karena λ 1 dan α 0, pada saat t mendekati tak hingga maka: 24 c y y s 1 → 2.22 Persamaan 2.22 mengindikasikan bahwa rata-rata pertumbuhan produktivitas akan menurun mendekati pertumbuhan produktivitas yang dicapai sektor jasa. Hal tersebut merupakan ilustrasi dari teori asymtotic stagnancy dimana pertumbuhan ekonomi dibatasi oleh produktivitas sektor jasa Baumol et al 1989 dalam IMF 1997. Employment Share a P , i P , dan s P merupakan proporsi pekerja sektor pertanian, manufaktur dan jasa dalam total pekerja. L L P a a = L L P i i = L L P s s = 2.23 a P , i P , dan s P juga dapat dirumuskan sebagai berikut: t a e y b P λα − = t s e c c c P α λ 1 1 − − − + = 2.24 s a i P P P − − = 1 2.25 t t i e c c c y be P α λ λα 1 1 1 − − − − + − − = 2.26 Berdasarkan persamaan 2.24 dan 2.25, jika t mendekati tak hingga maka: → a P → i P 1 → s P Pada saat tak hingga infinity, kontribusi pekerja sektor pertanian dan sektor manufaktur akan konvergen menuju nol dan kontribusi pekerja sektor jasa akan konvergen menuju satu. Walaupun telah didapatkan kesimpulan ini, akan tetapi masih dibutuhkan analisis lebih lanjut mengenai sektor manufaktur. The Share of Industry Jika persamaan 2.25 di-difference terhadap waktu maka akan didapatkan: dt dP dt dP dt dP s a i − − = 2.27 Berdasarkan persamaan 2.24, persamaan 2.27 dapat dituliskan kembali menjadi: 25 1 1 s s a i P P P dt dP − − − = α λ λα 2.28 dt dP i jika 1 1 s s a P P P − − α λ λα 2.29 a P λα mengindikasikan tingkat penurunan kontribusi pekerja sektor pertanian dan 1 1 s s P P − − α λ mengindikasikan peningkatan kontribusi pekerja sektor jasa. Pada negara miskin nilai a P cukup besar, maka pertidaksamaan 2.29 terpenuhi dan kontribusi pekerja sektor industri akan meningkat dt dP i . Proses pembangunan selanjutnya bisa menurunkan a P dan pertidaksamaan 2.29 akan berubah tanda menjadi “” sehingga pada saat ini kontribusi pekerja sektor industri akan mulai menurun. Gambar 5 menunjukkan perubahan kontribusi pekerja untuk sektor pertanian, industri dan jasa berdasarkan waktu dan pendapatan per kapita. Kontribusi output sektor manufaktur terhadap real output total adalah [ ] t t a s i e c c y be c Y Y Y Y Y Y 1 1 1 1 − − − − + − − = − − = λ α α 2.30 Sumber: IMF 1997 Gambar 5 Proporsi pekerja sektor pertanian, manufaktur dan jasa terhadap total pekerja persen Kontribusi output sektor manufaktur ini meningkat dengan cepat pada tahap awal pembangunan dan seiring perjalanan waktu akan konvergen menuju batas atas tertentu Gambar 6. Oleh karena itu, pada perekonomian yang telah maju kontribusi output sektor manufaktur menjadi stabil pada titik tertentu sedangkan proporsi pekerja yang bekerja di sektor manufaktur semakin berkurang karena produktivitas sektor ini semakin meningkat. Time, per capita income Æ 26 Sumber: IMF 1997 Gambar 6 Proporsi output sektor manufaktur terhadap real output persen 2.2 Tinjauan Empiris Beberapa studi empiris tentang deindustrialisasi telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian tersebut diantaranya sebagai berikut. Bagian 2.2.1 sampai dengan 2.2.7 membahas penelitian khusus tentang deindustrialisasi sedangkan sisanya merupakan penelitian lain yang dapat mendukung analisis penulis tentang deindustrialisasi.

2.2.1 Deindustrialisasi pada Negara-Negara OECD