Deindustrialisasi pada Negara Berkembang

34 di India. Latar belakang penelitian tersebut adalah adanya fenomena beberapa di negara berkembang seperti pertumbuhan sektor jasa yang lebih cepat dibanding sektor manufaktur, munculnya gejala deindustrialisasi yang diikuti dengan rendahnya pendapatan per kapita, penurunan jumlah pekerja di sektor formal dan meluasnya sektor informal. Penelitian Dasgupta dan Singh 2005 menggunakan Kaldorian Framework dalam menganalisis peranan sektor pertanian, manufaktur dan jasa. Model regresi cross-section yang digunakan terdiri dari: log log 2.41 log log 2.42 log log 2.43 log log log 2.44 Persamaan 2.41 sampai dengan 2.43 digunakan untuk menganalisis hukum Kaldor pertama. Persamaan 2.44 digunakan untuk menganalisis hukum Kaldor kedua dan ketiga. Unit analisis dibagi menjadi dua. Kelompok pertama adalah 30 negara berkembang dengan tahun analisis 1980, 1990, dan 2000. Kelompok kedua adalah 29 negara bagian India dengan tahun analisis 19931994 dan 19992000 dan juga memisahkan antara sektor manufaktur yang terdaftar registered manufacturing dan tidak terdaftar un-registered manufacturing. Hasil analisis sepenuhnya mendukung hukum pertumbuhan Kaldor utamanya sektor manufaktur adalah mesin bagi pertumbuhan ekonomi. Alasan mengapa pertumbuhan sektor jasa yang relatif cepat disebabkan oleh pertumbuhan sektor manufaktur yang mempengaruhi pertumbuhan sektor jasa. Contoh sektor jasa yang sangat erat hubungannya dengan sektor manufaktur adalah sektor perdagangan dan transportasi. Menurut Dasgupta dan Singh 2005 pertumbuhan sektor jasa di bidang pengembangan teknologi informasi bukanlah dipengaruhi akan tetapi mempengaruhi pertumbuhan sektor manufaktur.

2.2.4 Deindustrialisasi pada Negara Berkembang

Dasgupta dan Singh 2006 membahas fakta terjadinya deindustrialisasi di negara berkembang dengan menggunakan Kaldorian Framework. Judul penelitiannya adalah “Manufacturing, Services, and Premature Deindustrialization in Developing Countries: A Kaldorian Analysis ”. 35 Deindustrialisasi yang terjadi di negara berkembang diikuti dengan level pendapatan yang rendah, peningkatan jumlah pengangguran, dan perluasan sektor informal dengan sangat cepat. Dasgupta dan Singh 2006 menggunakan enam persamaan untuk menganalisis terjadinya deindustrialisasi dengan unit analisis 48 negara untuk periode 1990–2000. Persamaan-persamaan tersebut dianalisis menggunakan metode regresi data panel. Tabel 5 adalah ringkasan ketujuh persamaan beserta hasil analisisnya. Tabel 5 Ringkasan analisis deindustrialisasi oleh Dasgupta dan Singh 2006 Jenis analisis Hasil analisis Pertumbuhan sektoral dan PDB dalam analisis Kaldorian Kaldor’s first law 1. . . R 2 = 0.9833 F Stat 1,46 = 2710.01 2. . . R 2 = 0.6966 F Stat 1,46 = 108.92 3. . . R 2 = 0.9811 F Stat 1,46 = 1576.34 Pertumbuhan sektor manufaktur, perubahan struktural dan pertum- buhan ekonomi Kal- dor’s second and third law 4. . . . R 2 = 0.9701 F Stat 1,46 = 731.69 5. . . . R 2 = 0.7641 F Stat 1,40 = 63.51 6. . . . R 2 = 0.8259 F Stat 1,46 = 92.51 Faktor-faktor yang mem pengaruhi perubahan kontribusi pekerja sektor manufaktur 7. . . . . . . . R 2 = 0.14 F Stat 10,180 = 2.56 Keterangan: - : variabel dummy untuk Amerika Latin - : variabel dummy untuk China - Koefisien regresi untuk tidak signifikan secara statistik Keterangan: : pertumbuhan PDB persen : perumbuhan nilai tambah sektor manufaktur persen : perumbuhan nilai tambah sektor pertanian persen : perumbuhan nilai tambah sektor jasa persen : perumbuhan produktivitas pekerja persen : perumbuhan pekerja sektor selain manufaktur persen : perumbuhan pekerja sektor pertanian persen : kontibusi pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja persen : bentuk logaritma natural dari PDB : bentuk kuadrat dari : proporsi gross fixed capital dalam PDB persen : tingkat keterbukaan perdagangan persentase ekspor ditambah impor ter hadap PDB 36 Fakta sebenarnya berdasarkan hasil analisis adalah sektor manufaktur tetap menjadi sektor utama penggerak perekonomian di beberapa negara-negara berkembang yang menjadi fokus analisis. Akan tetapi sektor jasa termasuk jasa yang berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi information and communication technology ICT juga mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di beberapa negara berkembang lainnya seperti India. Khusus kasus India, jasa-jasa yang berhubungan dengan ICT seperti software komputer memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan ekspor dan pertumbuhan jasa ini melebihi pertumbuhan sektor manufaktur dan GDP. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Dasgupta dan Singh 2006 menyatakan bahwa deindustrialisasi yang terjadi di negara berkembang mempunyai dua tipe yaitu: a. Sektor manufaktur lebih berkembang ke arah sektor manufaktur yang bersifat informal. Contohnya adalah India. b. Tipe kedua adalah negara yang mengalami pathological deindustrialization. Pada kasus ini, negara tersebut mengalami perubahan struktural tapi tidak dapat meningkatkan perekonomian yang lebih sustainable. Negara ini terlalu berspesialisasi pada satu sektor berdasarkan keunggulan komparatif yang dimiliki saat ini dan tidak terlalu memperhatikan keunggulan komparatifnya untuk jangka panjang. Contohnya adalah negara-negara Amerika Latin. Deindustrialisasi yang dialami menunjukkan adanya kegagalan proses industrialisasi dan ketidakmampuan membangun sektor jasa modern. Kesimpulan dari penelitian Dasgupta dan Singh 2006 adalah negara- negara berkembang yang mempunyai pendapatan perkapita pada level rendah dan menengah mempunyai income elasticity of demand terhadap barang-barang manufaktur tetap tinggi. Negara yang mengalami pathological deindustrialization seharusnya mengevaluasi kebijakan industrialisasinya agar pertumbuhan ekonominya lebih terarah dan tepat sasaran. Sebaliknya bagi negara yang mengalami deindustrialisasi seperti tipe pertama, deindustrialisasi yang terjadi adalah yang bermakna positif sehingga kebijakan industrialisasi yang ada tidak perlu direvisi kembali. 37 Analisis deindustrialisasi dengan pendekatan Kaldorian pada negara berkembang ini dapat memberikan fakta bahwa terdapat dua tipe deindustrialisasi yaitu deindustrialisasi positif dan negatif. Deindustrialisasi positif pada negara berkembang terjadi karena sektor manufakturnya berkembang ke arah sektor yang bersifat informal sehingga tidak membawa dampak buruk pada perekonomian. Deindustrialisasi negatif yang terjadi pada negara berkembang disebabkan oleh kesalahan arah pengembangan sektor manufaktur atau dengan kata lain proses industrialisasinya mengalami kegagalan sehingga tidak mampu memberikan pertumbuhan ekonomi yang sustain.

2.2.5 Deindustrialisasi di Indonesia