Hutan hujan tropika tropical rain forest memiliki ciri-ciri sebagai berikut Soerianegara dan Indrawan, 2002 :
1. Iklim selalu basah
2. Tanah kering dan bermacam-macam jenis tanah
3. Di pedalaman, pada tanah rendah rata atau berbukit 1000 m dpl dan pada
tinggi sd 4000 m dml 4.
Dapat dibedakan menjadi 3 zona menurut ketinggiannya: Hutan hujan bawah 2 – 1000 m dpl
Hutan hujan tengah 1000 – 3000 m dpl Hutan hujan atas
3000 – 4000 m dpl
5. - Hutan hujan bawah, jenis kayu yang penting antara lain: dari suku Dipterocarpacea antara lain: Shorea, Hopea, Dipterocarpus, Vatica, dan
Dryobalanops. Genus-genus lain antara lain: Agathis, Altingia, Dialium, Duabanga, Dyera, Gossanepinus, Koompassia, Octomeles.
- Hutan hujan tengah, jenis kayu yang umum terdiri dari suku-suku Lauraceae, Fagaceae, Cunoniaceae, Magnoliaceae, Hammamelidaceae,
Ericaceae dan lain-lain. -
Hutan hujan atas, jenis kayu utama terdiri dari suku Coniferae, Ericaceae, dan lain-lain.
6. Terdapat terutama di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Irian.
2.1.2 Komponen Penyusun
Berdasarkan komponen penyusunnya hutan hujan tropika meliputi Ewusie,
1980 :
1. Komponen abiotik yang terdiri dari
a. Suhu
Iklim hutan hujan tropika ditandai oleh suhu yang tinggi dan sangat rata. Rataan suhu tahunan berkisar antara 20
C dan 28 C dengan suhu
terendah pada musim hujan dan suhu tertinggi pada musim kering. Setiap naik 100 m di pegunungan, rataan suhu berkurang 0,4-0,7
C.
b. Curah hujan
Hutan hujan tropika menerima curah hujan berlimpah sekitar 2000- 3000 mm dalam setahunnya.
c. Kelembaban atmosfer
Kelembaban hutan hujan tropika rata-rata sekitar 80 . Pada tumbuhan teduhan lamanya kelembaban maksimum bertambah dari
sekitar 14 jam selama musim kering menjadi 18 jam pada musim hujan.
d. Angin
Di wilayah tropika kecepatan angin biasanya lebih rendah dan angin topan tidak begitu sering. Rataan kecepatan angin tahunan di daerah
hutan hujan pada umumnya kurang dari 5 kmjam dan jarang melampaui 12 kmjam.
e. Cahaya
Meskipun jumlah sinar matahari harian tidak pernah kurang dari 10 jam di manapun di wilayah tropika, tetapi jumlah sinar matahari cerah
sesungguhnya selalu kurang dari jumlah tersebut di atas, karena derajat keberawanan yang tinggi.
f. Karbondioksida
Karbondioksida dianggap penting dari segi ekologi karena bersama- sama dengan cahaya merupakan faktor pembatas bagi fotosintesis dan
perkembangan tumbuhan. 2. Komponen biotik
Komponen dasar hutan hujan tropika adalah pepohonan yang tergabung dalam tumbuhan herba, perambat, efifit, pencekik, saprofit, dan
parasit.
2.1.3 Penyebaran Hutan Hujan Tropika di Indonesia
Soerianegara dan Indrawan 1988 membagi formasi hutan Indonesia ke dalam 3 zona vegetasi, yaitu:
a Zona barat, yang berada dibawah pengaruh vegetasi Asia, meliputi pulau
Sumatera dan Kalimantan dengan jenis-jenis kayu yang dominan dari Suku Dipterocarpaceae.
b Zona timur, berada di bawah pengaruh vegetasi Australia meliputi pulau
Maluku, Nusa Tenggara dan Irian Jaya. Jenis dominan adalah dari suku Araucariaceae dan Myrtaceae.
c Zona peralihan, dimana pengaruh dari kedua benua tersebut bertemu yaitu
Pulau Jawa dan Sulawesi, terdiri dari jenis Araucariacea, Myrtaceae, dan Verbenaceae. Sekalipun dapat dikatakan pemisahan demikian tidaklah berarti
bahwa batas tersebut merupakan garis tegas dari penyebaran vegetasi. Selanjutnya dikemukakan bahwa penyebaran hutan hujan tropika di
Indonesia terdapat terutama di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian.
2.2 Dinamika Masyarakat Tumbuhan 2.2.1 Definisi Suksesi