Analisa Data Kerusakan Pohon Akibat Penebangan Satu Pohon Analisa Data Kerusakan Tegakan Akibat Kegiatan Pemanenan Kayu Analisa Keterbukaan Lahan Bekas Tebangan

4.4.1.4 Indeks Kemerataan Jenis

Indeks kemerataan jenis yang secara umum paling banyak digunakan oleh para ekologis menurut Ludwig Reynold, 1988. S ln H E  dimana : E = Indeks kemerataan jenis H’ = Indeks keanekaragaman jenis S = Jumlah jenis

4.4.1.5 Koefisien Kesamaan Komunitas

Untuk mengetahui kesamaan relatif dari komposisi jenis dan struktur antara dua tegakan yang dibandingkan dapat digunakan rumus sebagai berikut Costing, 1956; Bray dan Curtis, 1957; Greigh-Smith, 1964 dalam Soerianegara dan Indrawan, 1988 : 2W C IS = a + b dimana : CIS = Koefisien masyarakat atau koefisien kesamaan komunitas W = Jumlah nilai yang sama atau terendah ≤ dari dua jenis-jenis yang terdapat dalam dua tegakan yang dibandingkan a = Jumlah nilai kuantitatif dari semua jenis yang terdapat dalam dua tegakan yang dibandingkan b = Jumlah nilai kuantitatif semua jenis yang terdapat pada tegakan kedua Dari nilai kesamaan komunitas IS dapat ditentukan koefisien ketidaksamaan komunitas ID yang besarnya 100 – IS.

4.4.2 Analisa Data Kerusakan Pohon Akibat Penebangan Satu Pohon

Kerusakan pohon akibat penebangan dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah pohon yang rusak akibat penebangan dengan hasil pengurangan antara jumlah pohon sebelum penebangan dan jumlah pohon yang dipanen dalam satu petak contoh Tim Peneliti PAU-Ilmu Hayat IPB. 1994. R K p = x 100 P - 1 dimana : K p = Kerusakan pohon akibat penebangan satu pohon R = Jumlah pohon yang mengalami kerusakan akibat penebangan satu pohon P = Jumlah pohon sebelum penebangan di plot pengamatan Perhitungan persentase kerusakan pohon akibat penebangan dirinci menurut kelas diameternya.

4.4.3 Analisa Data Kerusakan Tegakan Akibat Kegiatan Pemanenan Kayu

Kerusakan tegakan akibat kegiatan pemanenan kayu dapat dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah pohon yang rusak atau hilang akibat kegiatan pemanenan kayu penebangan dan penyaradan dengan jumlah pohon sebelum penebangan dikurangi jumlah pohon yang ditebang Tim Peneliti PAU-Ilmu Hayat IPB. 1994. R Ks = x 100 P – n Dimana : Ks = Persentase kerusakan akibat kegiatan pemanenan kayu R = Jumlah pohon yang rusak akibat kegiatan pemanenan kayu P = Jumlah pohon sebelum penebangan n = Jumlah pohon yang ditebang

4.4.4 Analisa Keterbukaan Lahan Bekas Tebangan

Persen keterbukaan lahan akibat penebangan atau penyaradan dihitung berdasarkan perbandingan antra luas lahan yang terbuka akibat kegiatan penebangan atau penyaradan dengan luas petak pengamatan. Tim Peneliti PAU- Ilmu Hayat IPB. 1994. L K = x 100 10000 m 2 dimana : K = Persentase keterbukaan lahan akibat penebangan atau penyaradan L = Luas lahan terbuka akibat penebangan atau penyaradan Keterbukaan lahan per hektar dapat ditentukan dari hasil penjumlahan antara keterbukaan lahan akibat kegiatan penebangan dan keterbukaan lahan akibat kegiatan penyaradan.

4.4.5 Pengukuran Sifat Fisika Tanah

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Perkembangan tegakan pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) (Di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 11 232

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Struktur, Komposisi Tegakan dan Riap Tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada Areal Bekas Tebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif

0 2 160

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Struktur tegakan pasca penebangan pada sistem tebang pilih tanam jalur di konsesi hutan PT Erna Djuliawati

1 7 37