Pengukuran Sifat Fisika dan Kimia Tanah

dilakukan pemanenan kayu, dan hutan yang sudah dilakukan penebangan dan pembuatan jalur. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. 10 m 10 m 100 m Gambar 2. Plot pengamatan stratifikasi tajuk Data yang diperlukan dari jalur plot pengamatan untuk gambaran stratifikasi tajuk secara vertikal ini meliputi pengukuran diameter setinggi dada atau 20 cm di atas banir untuk pohon yang berbanir. Tinggi pohon total, tinggi cabang pertama, tinggi cabang kedua dan seterusnya sampai percabangan masih terlihat jelas, ketinggian tempat dan kelerengan. Sedangkan untuk proyeksi horizontalnya tampak atas dibuat dengan menentukan koordinat pohon pada sumbu jalur dan memproyeksikan lebar tajuk yang diambil dari empat titik terluar dari tajuk dan ditentukan azimuthnya dari pangkal pohon yang diukur, yaitu dengan bantuan orang lain yang berdiri pada titik terluar tajuk tersebut. Kemiringan lereng hutan diukur dengan menggunakan kompas brunton untuk penggambaran tajuk secara vertikal.

4.3.6 Pengukuran Sifat Fisika dan Kimia Tanah

Pengukuran kepadatan tanah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegiatan pemanenan terutama yang disebabkan oleh penyaradan. Pegukuran dilakukan dengan menggunakan metode tanah tidak terusik dengan menggunakan ring tanah. Pada jalan sarad dan areal hutan yang belum ditebang sebagai kontrol. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara sistematik yaitu pada kedua sisi dan bagian tengah jalan sarad dan selang 10 m ke arah memanjang jalan sarad. Penentuan sifat fisika tanah yaitu dengan melakukan pengambilan contoh tanah baik yang utuh tidak terusik maupun yang tidak utuh terusik. Pengambilan contoh tanah untuk penentuan sifat fisika tanah ini dilakukan di areal hutan yang belum ditebang dan yang sudah ditebang. Adapun sifat fisika tanah yang diamati antara lain tekstur tanah, berat isi, ruang pori dan kadar air contoh tanah. Untuk mengetahui tekstur tanah dapat dilakukan dengan pengambilan contoh tanah terusik. Cara pengambilan tanah utuh adalah sebagai berikut : a. Lapisan tanah diratakan dan dibersihkan dari serasah serta bahan organik lainnya, kemudian tabung diletakkan tegak lurus dengan permukaan tanah. b. Tanah di sekitar tabung digali dengan sekop. c. Tanah dikerat dengan pisau sampai hampir mendekati bentuk tabung. d. Tabung ditekan sampai 34 bagiannya masuk ke dalam tanah. e. Tabung lainnya diletakkan tepat diatas tabung pertama, kemudian ditekan kembali sampai bagian bawah dari tabung ini masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm. f. Tabung kedua dipisahkan dengan hati-hati, kemudian tanah yang berlebihan pada bagian atas dan bawah tabung dibersihkan. g. Tabung ditutup dengan tutup plastik. Untuk menganalisa sifat kimia tanah pH tanah, kandungan bahan organik dan nitrogen, serta unsur-unsur hara makro dan mikro, diambil contoh tanah terusik dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanah 2004 yaitu sebagai berikut : 1. Tentukan tempat atau titik pengambilan contoh tanah individu, dengan cara : 1 sistematik, seperti sistem diagonal atau zig-zag, atau 2 acak Gambar 3. Titik pengambilan contoh tanah individu 2. Pengambilan contoh tanah pada: areal 1 datar low land, areal 2 miring, areal 3 datar terpisah upland 3. Bersihkan permukaan tanah dari rumput, batu, atau kerikil, dan sisa-sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah. 4. Cangkul tanah tersebut sedalam lapisan olah 20 cm, kemudian pada sisi yang tercangkul, tanah diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan sekop atau cangkul. Apabila menggunakan bor tanah auger atau tabung, maka pada setiap titik pengambilan dibor sedalam 20 cm. 5. Campur dan aduk contoh tanah individu tersebut 10-15 contoh dalam satu tempat ember atau hamparan plastik, kemudian ambil kira-kira 1 kg, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik ini merupakan contoh tanah komposit. 6. Beri label yang berisi keterangan: tanggal dan kode pengambilan nama pengambil, nomor contoh tanah, lokasi desakecamatankabupaten, dan kedalaman contoh tanah. Pengambilan contoh tanah komposit ini dilakukan secara sistematik zig- zag sebanyak tiga titik. Berat contoh tanah yang diambil adalah 250 gram dari setiap petak pengamatan. 4.4 Analisis Data 4.4.1 Analisis Vegetasi

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Perkembangan tegakan pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) (Di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 11 232

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Struktur, Komposisi Tegakan dan Riap Tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada Areal Bekas Tebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif

0 2 160

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Struktur tegakan pasca penebangan pada sistem tebang pilih tanam jalur di konsesi hutan PT Erna Djuliawati

1 7 37