terhadap tempat tumbuh dan stabilisasi. Proses ini disebut suksesi atau sere. Selama suksesi berlangsung hingga tercapai stabilisasi atau keseimbangan
dinamis dengan lingkungan terjadi pergantian-pergantian masyarakat tumbuh- tumbuhan hingga terbentuk masyarakat yang disebut vegetasi klimaks. Pada
masyarakat yang telah stabil pun selalu terjadi perubahan-perubahan, misalnya karena pohon-pohon tua tumbang dan mati, timbullah anakan-anakan pohon atau
pohon-pohon yang selama ini hidup tertekan, setiap ada perubahan, akan ada mekanisme atau proses yang mengembalikan pada keadaan kesetimbangan.
2.2.2 Proses Suksesi
Waktu berlangsungnya suksesi tergantung pada siklus hidup sebagian besar organisme dalam ekosistem. Suksesi terestrial dimulai dengan terbentuknya
endapan abu vulkanik baru sampai terbentuknya hutan dalam ukuran dekade sampai abad McNaughton dan Wolf, 1973.
Menurut Shukla dan Chandel 1977, evolusi komunitas tanaman melibatkan beberapa proses penting, diantaranya adalah :
a. Nudation, yaitu terbukanya vegetasi penutup tanah.
b. Migration including initial colonisation, yaitu cara dimana tumbuh-tumbuhan
sampai pada daerah yang terbuka. Biji atau benih tumbuhan tersebut tersebar ke daerah-daerah tersebut terbawa oleh angin, aliran air, hewan-hewan
tertentu, manusia, glasier, dan sebagainya. c.
Ecesis, yang merupakan proses perkecambahan, pertumbuhan, berkembang biak dan menetapnya tumbuhan baru tersebut. Sebagai hasil ecesis individu-
individu dari spesies tumbuh baik di suatu tempat. Tanaman pertama yang tumbuh pada area yang baru tersebut dinamakan pioner colonisers.
d. Agregation, dimana pada awalnya tanaman-tanaman pionir berada dalam
jumlah yang sangat sedikit dan tumbuh secara berjauhan dengan yang lainnya. Seiring berjalannya waktu, individu-individu tersebut berkembang dan
menghasilkan struktur reproduktif yang akan tersebar disekelilingnya dan setelah berkecambah akan membentuk kelompok beragregasi.
e. Evolution of community relationship, yaitu suatu proses dimana daerah
kosong ditempati spesies yang berkoloni, spesies tersebut akan berhubungan satu sama lainnya.
f. Invation, yaitu dalam proses kolonisasi, biji tumbuhan yang telah beradaptasi
dalam waktu yang relatif panjang, pada tempat tersebut biji tumbuh dan menetap.
g. Reaction, yaitu terjadi perubahan habitat yang disebabkan oleh tumbuhan itu
sendiri. Kondisi ini sebagai dampak dari interaksi antara vegetasi dan habitat. Reaction
merupakan proses yang terus menerus dan menyebabkan kondisi yang kurang cocok bagi tumbuhan yang telah ada dan lebih cocok pada
individu yang baru. Dengan demikian, reaction memiliki peranan yang sangat penting didalam pergantian jenis tumbuhan.
h. Stabilization, yaitu suatu proses dimana telah terbentuk individu yang
dominan dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur vegetasi yang sudah dapat dikatakan relatif konstan.
i. Klimaks, yaitu tahap akhir perubahan vegetasi, keadaan habitat dan struktur
vegetasi konstan, karena pembentukkan jenis dominan telah mencapai batas. Jenis dominan dari komunitas klimaks hampir mendekati harmonis dengan
habitat dan lingkungannya Whitmore 1984 membagi siklus pertumbuhan hutan atas tiga tingkatan,
yaitu fase rumpang, fase perkembangan, dan fase pendewasaan, dimana secara bersama-sama membentuk mosaik yang terus menerus mengalami perubahan
keadaan dan bentuk. Di daerah Amerika Tengah, Budowski 1965 dalam Longman dan Jenik
1992 menyatakan empat tahap yang terjadi pada suksesi hutan tropis, yaitu : tingkat pionir, tingkat sekunder awal, tingkat sekunder akhir dan klimaks. Jenis-
jenis yang terdapat pada dua tingkat pertama memiliki penyebaran yang luas dan kemunculannya dalam hutan tropis tertentu tetap pada jumlah yang besar. Jenis-
jenis yang berada pada tingkat sekunder akhir mencapai ukuran tertentu dan di Afrika setidaknya sering terdapat pada kondisi formasi hutan yang agak lebih
kering daripada hutan yang beregenerasi itu sendiri. Akhirnya pada tingkat klimaks, tercapainya keseimbangan komunitas.
2.2.3 Perubahan Masyarakat Tumbuh-tumbuhan dalam Proses Suksesi