Kesamaan Komunitas IS Komposisi Jenis

kelerengan sedang 15-25 di hutan setelah dilakukan penjaluran yaitu sebesar 0,74. Dapat disimpulkan bahwa besarnya indeks kemerataan E pada hutan primer, hutan setelah dilakukan penebangan dan hutan setelah dilakukan penjaluran menunjukkan angka diatas 0,6, sehingga berdasarkan kriteria Magurran 1988 pada umumnya memiliki indeks kemerataan jenis E yang tinggi.

5.1.2.5 Kesamaan Komunitas IS

Indeks kesamaan komunitas menunjukkan tingkat kesamaan komposisi jenis dari dua komunitas yang dibandingkan pada masing-masing tingkat pertumbuhan. Nilai kesamaan pada hutan primer, hutan setelah penebangan dan hutan setelah penjaluran dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Indeks Kesamaan Komunitas yang ditemukan pada kondisi hutan primer, hutan setelah ditebang dan hutan setelah dilakukan penjaluran Kondisi hutan Kelerengan Tingkat Vegetasi Semai Pancang Tiang Pohon Primer-Tebangan 0-15 87.22 84.76 89.46 87.87 15-25 83.09 85.54 91.16 87.42 25-45 90.84 79.45 85.47 87.03 Primer-Penjaluran 0-15 63.42 60.18 50.55 53.14 15-25 61.39 61.49 63.77 63.13 25-45 65.92 57.24 67.63 62.97 Tebangan-Penjaluran 0-15 60.88 56.37 48.84 50.39 15-25 58.32 59.77 64.69 61.59 25-45 64.75 56.77 66.60 61.47 Menurut Kusmana dan Istomo 2005, indeks kesamaan komunitas dikatakan berbeda sama sekali apabila nilainya 0 dan umumnya dua komunitas dianggap sama apabila mempunyai IS 75. Dari Tabel 13 terlihat bahwa besarnya indeks kesamaan komunitas IS pada hutan primer dan hutan setelah penjaluran serta hutan setelah tebangan dan hutan setelah penjaluran umumnya berada di bawah 75. Indeks kesamaan komunitas IS terbesar pada hutan primer dan hutan setelah penjaluran pada tingkat semai di kelerengan curam 25-45 sebesar 65,92 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan sedang 15-25 sebesar 61,39, pada tingkat pancang indeks kesamaan komunitas IS terbesar di kelerengan sedang 15-25 sebesar 61,49 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan curam 25-45 sebesar 57,24, pada tingkat tiang indeks kesamaan komunitas IS terbesar di kelerengan curam 25- 45 sebesar 67,63 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan datar 0-15 sebesar 50,55, dan pada tingkat pohon indeks kesamaan komunitas IS terbesar di kelerengan sedang 15-25 sebesar 63,13 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan datar 0- 15 sebesar 53,14. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dua komunitas dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon yang dibandingkan dapat dikatakan relatif berbeda. Sedangkan besarnya indeks kesamaan komunitas IS pada hutan setelah tebangan dan hutan setelah penjaluran umumnya berada di bawah 75. Indeks kesamaan komunitas IS terbesar pada hutan setelah tebangan dan hutan setelah penjaluran pada tingkat semai di kelerengan curam 25-45 sebesar 64,75 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan sedang 15-25 sebesar 58,32, pada tingkat pancang indeks kesamaan komunitas IS terbesar di kelerengan sedang 15-25 sebesar 59,77 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan datar 0-15 sebesar 56,37, pada tingkat tiang indeks kesamaan komunitas IS terbesar di kelerengan curam 25-45 sebesar 66,60 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan datar 0-15 sebesar 48,84, dan pada tingkat pohon indeks kesamaan komunitas IS terbesar di kelerengan sedang 15-25 sebesar 61,59 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan datar 0-15 sebesar 50,39. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dua komunitas dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon yang dibandingkan dapat dikatakan relatif berbeda. Kecilnya nilai indeks kesamaan komunitas IS pada hutan primer dan hutan setelah penjaluran serta hutan setelah tebangan dan hutan setelah penjaluran disebabkan karena dua komunitas yang dibandingkan tidak pada plot pengamatan yang sama, namun plot penjaluran yang di ukur merupakan plot yang telah dilakukan penebangan setahun sebelumnya. Selain itu adanya komposisi baik jenis maupun jumlah individu antara dua komunitas yang dibandingkan terdapat perbedaan. Sedangkan besarnya indeks kesamaan komunitas IS pada hutan primer dan hutan setelah tebangan umumnya berada diatas 75. Indeks kesamaan komunitas IS terbesar pada hutan primer dan hutan setelah tebangan pada tingkat semai di kelerengan curam 25-45 sebesar 90,84 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan sedang 15-25 sebesar 83,09, pada tingkat pancang indeks kesamaan komunitas IS terbesar di kelerengan sedang 15-25 sebesar 85,54 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan curam 25-45 sebesar 79,45, pada tingkat tiang indeks kesamaan komunitas IS terbesar di kelerengan sedang 15- 25 sebesar 91,16 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan curam 25-45 sebesar 85,47, dan pada tingkat pohon indeks kesamaan komunitas IS terbesar di kelerengan datar 0-15 sebesar 87,87 sedangkan nilai indeks kesamaan komunitas IS terkecil di kelerengan curam 25-45 sebesar 87,03. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dua komunitas dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon yang dibandingkan dapat dikatakan relatif sama. Hal ini disebabkan karena plot pengamatan dilakukan pada tempat yang sama dengan komposisi jumlah individu dan jumlah jenis antara dua komunitas yang dibandingkan tidak terlalu berbeda jauh.

5.2 Kerusakan Tegakan Tinggal

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Perkembangan tegakan pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) (Di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 11 232

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Struktur, Komposisi Tegakan dan Riap Tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada Areal Bekas Tebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif

0 2 160

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Struktur tegakan pasca penebangan pada sistem tebang pilih tanam jalur di konsesi hutan PT Erna Djuliawati

1 7 37