Gambar  19. Penampakan  visual  warna  minuman:  atas  sebelum
penyimpanan,  bawah  setelah  12  minggu  penyimpanan. Berturut-turut    dari  kiri  ke  kanan  yang  tidak  ditambah
pengawet,  ditambah  natrium  benzoat,  kalsium  propionat, dan kalium sorbat
6. Total Plate Count TPC
Keamanan  pangan  dari  segi  mikrobiologi  merupakan  salah  satu indikator yang menunjukkan apakah suatu bahan pangan layak dikonsumsi
atau  tidak.  Oleh  karena  itu,  pengujian  mikrobiologis  untuk  produk minuman cair siap minum Ready to Drink, disingkat RTD menjadi faktor
penting yang tidak boleh dilupakan. Minuman yang ditambahkan berbagai jenis bahan pengawet perlu diuji secara mikrobiologis untuk dilihat jumlah
total  mikroba  dan  total  kapang-khamirnya.  Penggunaan  satu  produk minuman yang tidak ditambahkan bahan pengawet diikutsertakan sebagai
standar pembanding. Standar untuk produk minuman fungsional di Indonesia belum ada.
Dari segi bahan baku, standar yang mendekati produk minuman fungsional berbasis kumis kucing adalah SNI 01-4320-1996 tentang produk minuman
tradisional  serbuk.  Tetapi  karena  formula  minuman  dalam  penelitian  ini tidak diserbukkan, maka ketentuan yang diacu adalah berdasarkan SNI 01-
3719-1995  yang  mengatur  tentang  minuman  sari  buah.  Minuman fungsional berbasis kumis kucing diasumsikan memiliki karakteristik fisik
dan  kimia  yang  serupa  dengan  minuman  sari  buah,  yaitu  merupakan
produk minuman segar siap minum dengan kadar gula cukup tinggi 20- 30.  Menurut  SNI  01-3719-1995,  jumlah  total  mikroba  TPC  yang
diperbolehkan  ada  dalam  produk  akhir  maksimal  2.0  x  10
2
CFUml sampel, sedangkan jumlah total kapang-khamir yang masih diperbolehkan
maksimal 5.0 x10
1
koloniml sampel.
Tabel 4. Total mikroba yang tumbuh pada minuman kontrol dan minuman
yang ditambahkan pengawet selama penyimpanan
No Minuman
Jumlah mikroba CFUml pada pengamatan minggu ke-
2 4
6 8
10 12
1 2
3 4
Kontrol +Propionat
+Benzoat +Sorbat
1 1
1 1
1 3
3 1
60 2
= tidak ditambah pengawet Jumlah  total  mikroba  TPC  minuman  fungsional  yang  ditambah
berbagai  jenis  bahan  pengawet  pada  penyimpanan  suhu  ruang  ±  28 C
telah  diamati  selama  12  minggu  penyimpanan.  Kandungan  mikroba  pada sampel  selama  penyimpanan  dapat  dilihat  pada  tabel  4.  Setelah  diamati
selama  12  minggu  penyimpanan,  tampaknya  jumlah  mikroba  pada minuman rendah  2.0 x 10
2
CFUml. Apabila dilihat kesesuaian dengan ketentuan  dalam  SNI,  keempat  formula  minuman  yang  disimpan  selama
12  minggu  pada  suhu  ruang  telah  memenuhi  syarat  mikrobiologis  karena jumlah TPC pada produk minuman yang diuji masih di bawah batas yang
ditetapkan  dalam  SNI    2.0  x  10
2
.  Rendahnya  total  mikroba  pada minuman mungkin disebabkan rendahnya nilai pH minuman  4.0. Nilai
pH  medium  sangat  mempengaruhi  jenis  jasad  renik  yang  dapat  tumbuh. Fardiaz  1992  menyatakan  bahwa  bakteri  mempunyai  pH  optimum
sekitar  6.5-7.5.  Pada  pH  di  bawah  5.0  dan  di  atas  8.5  bakteri  tidak  dapat tumbuh dengan baik kecuali bakteri asam.
Minuman fungsional berbasis kumis kucing ini mengandung kadar gula  sebesar  24.  Sehingga  jenis  mikroba  yang  diduga  terdapat  dalam
minuman  adalah  kapang  dan  khamir.  Oleh  karena  itu,  penting  juga dilakukan analisis total kapang khamir.
7. Total Kapang Khamir