Model Kriteria dan Indikator

Selanjutnya, Hadad 2003, menyatakan bahwa prinsip dan pola pengelolaan kolaboratif adalah sebagai berikut: 1 Pengelolaan kawasan yang berbasis masyarakat lokal dan mengikutsertakan para pihak terkait community based and multistakeholders management. 2 Para pihak menyepakati visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai bersama. 3 Mengacu pada rencana pengelolaan kawasan management plan yang disusun dan disepakati bersama oleh semua pihak. 4 Ada aturan yang jelas dan disepakati bersama oleh para pihak yang berkolaborasi dalam hal: ƒ Pembagian perantugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing pihak. ƒ Pembagian beban dan manfaat cost and benefit bagi para pihak. 5 Ada dewan perumuspenentu kebijakan governing board dan badan pelaksana kebijakanpengelola kegiatan kawasan executive management yang memenuhi persyaratan manajemen profesional.

2.6. Model

Model merupakan penyederhanaan dari kondisi yang sebenarnya. Tujuan penyusunan model adalah untuk: 1 pemahaman proses yang terjadi dalam sistem, 2 prediksi, dan 3 menunjang pengambilan keputusan Hartrisari, 2007. Hartrisari 2007 menggolongkan model ke dalam dua kategori, yaitu: model fisik dan model abstrakmental. Tipe-tipe model tersebut disajikan pada Gambar 4. Lebih lanjut, Hartrisari 2007 mendefinisikan tipe-tipe model tersebut sebagai berikut: • Model fisik merupakan model miniatur replika dari keadaan sebenarnya. • Model abstrakmental merupakan model yang bukan fisik, tetapi dapat menjelaskan kinerja dari sistem. • Model kuantitatif merupakan model abstrakmental yang menggunakan perhitungan matematik dan bersifat numerik, sehingga dapat digunakan untuk keperluan prediksi. • Model kualitatif merupakan model abstrakmental yang bersifat deskriptif dan tidak menggunakan perhitungan kuantitatif. • Model induktifempirik statistik merupakan model kuantitatif yang memberikan hubungan antara variabel output dan input, tetapi tidak memberikan penjelasan proses atau bagaimana mekanisme hubungan tersebut terjadi. • Model deduktifmekanistik matematik merupakan model kuantitatif yang memberikan hubungan antara variabel output dan input, serta menjelaskan mekanisme proses yang terjadi tersebut. • Model statik merupakan model yang memiliki permasalahan yang bersifat konstan. • Model dinamik merupakan model yang memiliki permasalahan yang berubah menurut waktu.

2.7. Kriteria dan Indikator

Kriteria adalah standar untuk penilaian sesuatu Purnomo, 2005. CIFOR 1999 menyatakan bahwa kriteria merupakan suatu titik tengah dimana informasi yang disediakan dari indikator dapat diintegrasikan dan cara penilaian yang dapat ditafsirkan menjadi semakin jelas. Indikator adalah parameter kualitatif dan atau kuantitatif yang dapat diukur dalam kaitannya dengan kriteria. Indikator merupakan komponen khusus dari suatu kriteria yang dapat diukur dan diuji keabsahannya, dimana melalui indikator dapat diketahui, apakah suatu unit manajemen telah mencapai atau tidak kriteria- kriteria pengelolaan Setyadi, et al., 2006. Model Fisik Statik Dinamik Kuantitatif Kualitatif InduktifEmpirik Statistik DeduktifMekanistik Matematik Statik Dinamik Statik Dinamik Mental Gambar 4 Tipe-tipe model diadopsi dari Hartrisari, 2007

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di instansi-instansi yang terkait dengan kegiatan restorasi kawasan hutan konservasi. Penerapanuji coba model dilakukan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP yang secara administratif pemerintahan termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Kegiatan penelitian berlangsung selama 19 bulan Januari 2010 – Juli 2011, dengan pengambilan data di lapangan selama 8 bulan Oktober 2010 – Mei 2011.

3.2. Desain dan Tahapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survai. Pengumpulan data dalam penelitian survai ini dilakukan melalui cara: 1 Wawancara interview dengan pakarahli, dilakukan untuk memperoleh datapersepsi pakarahli dalam merumuskan kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi, merumuskan kriteria lokasibagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi, dan merumuskan kriteria, subkriteria, alternatif prioritas kegiatantindakan restorasi di lokasi uji coba model. Penentuan pakarahli sebagai nara sumber dalam penelitian ini dilakukan melalui sampling bola salju snowball sampling. Pakarahli yang dijadikan sebagai nara sumber adalah pakarahli yang memiliki keahlian di bidang restorasi hutan dan pengelolaan kawasan hutan konservasi. Jumlah pakarahli fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. 2 Wawancara interview dengan pengambil kebijakan, dilakukan untuk memperoleh datapersepsi pengambil kebijakan dalam memboboti kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi, memboboti kriteria lokasibagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi, dan memboboti kriteria, subkriteria, alternatif prioritas kegiatantindakan restorasi di lokasi uji coba model. Penentuan pengambil kebijakan sebagai nara sumber dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu pimpinan dari instansi yang berkepentingan dengan kegiatan restorasi di kawasan hutan konservasi.