Implikasi Model HASIL DAN PEMBAHASAN

TNGGP secara perlahan-lahan dapat ditinggalkan dan direstorasi menjadi hutan kembali sesuai kondisi semula. 3. Pengembangan usaha bunga hiasbunga potong Pengembangan usaha bunga hiasbunga potong juga dapat dilakukan di lahan pekarangan masyarakat yang terletak di daerah yang dingin. Untuk pengembangan usaha bunga hiasbunga potong oleh masyarakat sekitar kawasan TNGGP ini, pihak BB TNGGP perlu membuat kesepakatan MoU dengan perusahaan bunga potongbunga hias yang berusaha di sekitar kawasan hutan TNGGP agar perusahaan tersebut mau menampung bunga hiasbunga potong yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar sebagai wujud kepedulian perusahaan tersebut dalam pengembangan perekonomian masyarakat sekitarnya sekaligus sebagai wujud kepedulian perusahaan tersebut dalam menjaga kelestarian kawasan TNGGP. Untuk menjaga kualitas bunga potongbunga hias yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar, perusahaan bunga potongbunga hias tersebut perlu memberikan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat sekitar.

4.3. Implikasi Model

Model kebijakan restorasi kawasan hutan konservasi yang dihasilkan melalui penelitian ini memiliki beberapa implikasi sebagai berikut: 1. Karena variabel penilaian yang dipakai untuk seluruh kriteria bersifat umum, maka model kebijakan restorasi kawasan hutan konservasi hasil penelitian ini berlaku untuk seluruh kawasan hutan konservasi. 2. Model prioritas kegiatantindakan restorasi kawasan hutan konservasi yang dikembangkandibangun untuk kawasan TNGGP dapat diterapkan untuk kawasan hutan konservasi lainnya yang memiliki atau akan melakukan perluasan kawasan, terutama bagi 2 taman nasional yang saat ini memiliki kawasan perluasan, yaitu: Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, termasuk 3 kawasan taman nasional yang baru dibentuk yang memiliki permasalahan sosial ekonomi yang sama dengan kawasan perluasan TNGGP, yaitu: Taman Nasional Gunung Ciremai, Taman Nasional Merapi, dan Taman Nasional Gunung Merbabu.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka model kebijakan restorasi kawasan hutan konservasi yang terbangun adalah sebagai berikut: 1. Prioritas kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi ditentukan oleh 8 delapan kriteria kepentingan, yaitu: keberadaan jenis langka dan dilindungi bobot: 0,310, keanekaragaman tipe ekosistem bobot: 0,181, potensi keanekaragaman jenis bobot: 0,142, ekosistem penting sebagai penyedia air dan pengendalian banjir bobot: 0,127, pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari oleh stakeholders bobot: 0,122, lansekap atau ciri geofisik sebagai obyek wisata alam bobot: 0,050, tempat peninggalan budaya bobot: 0,035, logistik bagi penelitian dan pendidikan bobot: 0,033 dan 7 tujuh kriteria kemendesakan, yaitu: akibat yang ditimbulkan dari kerusakan hutan di suatu kawasan hutan konservasi bobot: 0,287, besarnya kepedulian stakeholders sebagai penerima manfaat kawasan hutan konservasi bobot: 0,182, bentuk dan sebaran kerusakan hutan di suatu kawasan hutan konservasi bobot: 0,162, persentase kerusakan hutan di suatu kawasan hutan konservasi bobot: 0,132, macam aktivitas masyarakat sekitar di suatu kawasan hutan konservasi bobot: 0,106, luasan suatu kawasan hutan konservasi bobot: 0,069, keberadaan hutan miskin jenis hutan tanaman di suatu kawasan hutan konservasi bobot: 0,062. 2. Prioritas lokasibagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi ditentukan oleh 10 kriteria, yaitu: luas kerusakan kawasan hutan konservasi bobot: 0,219, kekayaan jenis tumbuhan bobot: 0,151, sebaran satwaliar langka atau dilindungi bobot: 0,128, penutupan lahan bobot: 0,117, lerengslope bobot: 0,110, intensitas hujan bobot: 0,065, kepadatan penduduk di desa-desa sekitar kawasan hutan konservasi bobot: 0,063, jenis tanah bobot: 0,054, elevasiketinggian bobot: 0,051, dan luas pemilikanpenguasaan lahan rata-rata masyarakat di desa-desa sekitar kawasan hutan konservasi bobot: 0,041. 3. Acuan restorasi dapat dibangun berdasarkan dimensi kekayaan jenis flora asli dan parameter struktur horizontal vegetasi asli yang didapat dari