4.2.3.3. LokasiBagian TNGGP yang Perlu Segera Direstorasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pembobotan dan overlay terhadap peta-peta kriteria untuk menentukan lokasibagian TNGGP yang perlu
segera direstorasi, maka dapat diketahui prioritas lokasi restorasi di kawasan TNGGP Prioritas I, Prioritas II, Prioritas III, dan Prioritas IV seperti terlihat pada
Gambar 36. Rumus yang digunakan dalam menentukan lokasibagian TNGGP yang
perlu segera direstorasi adalah sebagai berikut:
∑
=
=
n i
i i
xS B
Y
1
dimana: Y = Nilai prioritas lokasibagian kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi
B
i
= Bobot kriteria ke-i S
i
= Skala intensitas kriteria ke-i Adapun penentuan panjang selang interval untuk tiap kategori penilaian
ditentukan dengan rumus:
P = ∑
- n
Ymin Ymax
Dimana: P = Panjang selang interval tiap kategori penilaian
Ymax = Nilai maksimum Ymin = Nilai minimum
n = Jumlah kategori penilaian Kategori penilaian untuk merumuskan lokasibagian kawasan hutan
konservasi yang perlu segera direstorasi adalah sebagai berikut: 5 Prioritas I Prioritas Sangat Tinggi, nilai selang interval: 4 – 5
6 Prioritas II Prioritas Tinggi, nilai selang interval: 3 – 4 7 Prioritas III Prioritas Sedang, nilai selang interval: 2 – 3
8 Prioritas IV Prioritas Rendah, nilai selang interval: 1 – 2 Untuk kawasan hutan konservasi yang berupa hutan tanaman dengan
tegakan penyusunnya jenis eksotik secara otomatis dimasukkan ke dalam kategori Prioritas I, karena menurut kaidah konservasi terdapatnya keaslian di
suatu kawasan hutan konservasi merupakan hal yang mutlak.
Gambar 36 Peta prioritas lokasi restorasi di kawasan TNGGP Berdasarkan peta prioritas lokasi restorasi di kawasan TNGGP tersebut
dapat diketahui bahwa Prioritas I dan Prioritas II lokasi restorasi banyak terdapat di bagian terluartepi kawasan hutan TNGGP, sedangkan Prioritas III dan
Prioritas IV lokasi restorasi banyak terdapat di bagian terdalamtengah kawasan TNGGP. Sesuai dengan urutan prioritasnya, maka Prioritas I dan Prioritas II
lokasi restorasi ini merupakan prioritas lokasi yang perlu diutamakandidahulukan upaya restorasinya apabila dibandingkan dengan prioritas lokasi lainnya, yaitu
Prioritas III dan Prioritas IV lokasi restorasi. Prioritas I dan Prioritas II lokasi restorasi kawasan TNGGP ini pada
umumnya terdapat di kawasan perluasan TNGGP, yaitu kawasan yang mengalami alih fungsi dari kawasan hutan produksi eks Perum Perhutani menjadi
kawasan hutan konservasi yang kini dikelola sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kawasan TNGGP. Pada lokasi kawasan perluasan TNGGP ini
memang banyak mengalami gangguan akibat berbagai aktivitas yang terjadi di kawasan tersebut, seperti: penebangan liar, pengambilan hasil hutan nonkayu,
pengambilan kayu bakar, perambahan lahan, dan aktivitas penyadapan getah damar dan pinus serta kegiatan tumpangsari yang masih belum berhenti setelah
terjadinya alih fungsi kawasan hutan tersebut. Berbagai gangguan yang terjadi di kawasan hutan tersebut dapat menyebabkan kerusakan kawasan hutan.
Selain itu, pada lokasi kawasan perluasan TNGGP ini juga dapat dijumpai jenis-jenis tumbuhan yang tergolong eksotik berupa hutan tanaman miskin jenis.
Keberadaan jenis-jenis tumbuhan eksotik di suatu kawasan hutan konservasi tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi yang mensyaratkan terjaganya
keaslian jenis tumbuhan di kawasan hutan konservasi tersebut, sehingga untuk mengatasi keberadaan hutan miskin jenis dengan jenis-jenis tumbuhan eksotik di
dalamnya tersebut harus direstorasi dengan menggunakan jenis-jenis tumbuhan asli agar dapat kembali seperti kondisi hutanekosistem awal yang diketahui.
Berbeda dengan Prioritas I dan Prioritas II lokasi restorasi, Prioritas III dan Prioritas IV lokasi restorasi pada umumnya terdapat di bagian terdalamtengah
kawasan TNGGP, yang merupakan kawasan TNGGP awal sebelum adanya perluasan kawasan TNGGP. Adapun luas prioritas lokasi restorasi di kawasan
TNGGP adalah sebagai berikut: Prioritas I lokasi restorasi memiliki luas sebesar 2.622 ha, Prioritas II lokasi restorasi memiliki luas sebesar 3.220 ha, Prioritas III
lokasi restorasi memiliki luas sebesar 18.480 ha, dan Prioritas IV lokasi restorasi memiliki luas sebesar 14 ha. Luas prioritas lokasi restorasi di kawasan TNGGP
dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini. Tabel 8 Luas prioritas lokasi restorasi di kawasan TNGGP dalam ha
Resort Luas ha
Grand Total
Prioritas I
Prioritas
II
Prioritas
III
Prioritas
IV
Bodogol 342
151 2.373
6 2.872
Cimande 30
119 2.092
2 2.244
Cisarua 113
157 2.031
1 2.302
Gn. Putri 132
330 538
1.000 Goalpara
47 124
693 0 865
Mandalawangi 257
296 917
1.471 Nagrak
640 428
1.722 2.790
Pasir Hantap 159
227 781
1 1.168
Sarongge 226
490 456
1 Selabintana
157 204
2.070 1
2.432 Situgunung
294 368
2.751 3.414
Resort Luas ha
Grand Total
Prioritas I
Prioritas
II
Prioritas
III
Prioritas
IV
Tapos 43 89
915 2
1.049 Tegallega
181 237
1.140 1
1.558
Grand Total 2.622
3.220 18.480
14 24.336
Adapun luas prioritas lokasi restorasi di kawasan TNGGP berdasarkan pembagian resort dan penutupan lahan disajikan secara detail pada Lampiran
16. Secara umum, penutupan lahan yang termasuk prioritas I dan prioritas II adalah berupa belukar dan hutan tanaman jenis eksotik, sedangkan penutupan
lahan yang termasuk prioritas III dan prioritas IV adalah berupa hutan sekunder dan hutan primer. Prioritas lokasi restorasi ini juga dapat menjadi indikasi
mengenai sensitifitas suatu lokasi untuk direstorasi, artinya jika suatu lokasi kawasan hutan konservasi tertentu mengalami kerusakan hutan, maka restorasi
dilakukan berdasarkan urutan prioritas yang dimiliki oleh lokasi tersebut.
4.2.4. Penentuan Acuan Restorasi TNGGP