3 Penentuan acuan restorasi 4 Penentuan prioritas jenis terpilih
2 Tahap uji coba model, meliputi: 1 Lokasi uji coba model
2 Penentuan kategori prioritas restorasi TNGGP 3 Penentuan lokasibagian TNGGP yang perlu segera direstorasi
a. Penutupan lahan di kawasan TNGGP b. Kondisi kriteria lainnya di kawasan TNGGP
c. Lokasibagian TNGGP yang perlu segera direstorasi 4 Penentuan acuan restorasi TNGGP
5 Penentuan prioritas jenis terpilih di TNGGP 6 Prioritas kegiatantindakan restorasi TNGGP
a. Persepsi masyarakat sekitar terhadap kegiatan restorasi kawasan TNGGP
b. Partisipasi masyarakat sekitar terhadap kegiatan restorasi kawasan TNGGP
Secara lebih detail, metode yang digunakan pada setiap tahapan kegiatan penelitian dijelaskan dalam uraian berikut ini.
3.3. Pembangunan Model 3.3.1. Perumusan Kriteria Kawasan Hutan Konservasi yang Perlu Segera
Direstorasi Perumusan kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera
direstorasi dilakukan melalui pendekatan dua aspek, yaitu: aspek tingkat kepentingan importance suatu kawasan hutan konservasi dan aspek tingkat
kemendesakan urgency suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi.
a. Metode Pengumpulan Data:
Untuk memperoleh datapersepsi tentang kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi berdasarkan aspek tingkat kepentingan
importance suatu kawasan hutan konservasi dan aspek tingkat kemendesakan urgency suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi
dilakukan melalui wawancara interview dengan pakarahli yang menjadi nara sumber, yaitu berasal dari Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi, Kemenhut
dan Puslit Biologi, LIPI. Sebagai bahan wawancara interview digunakan kuesioner yang berisi kriteria hipotetik kawasan hutan konservasi yang perlu
segera direstorasi berdasarkan hasil studi literatur Lampiran 21. Kriteria
hipotetik tersebut berfungsi untuk memudahkan pakarahli dalam memahami tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengumpulan data yang dilakukan.
Pakarahli yang menjadi nara sumber kemudian merumuskan kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi sesuai dengan persepsinya.
Kriteria yang dirumuskan pakarahli tersebut bisa sama atau berbeda dengan kriteria hipotetik yang telah disusun karena tergantung pada persepsi
pakarahli tersebut dalam memandang suatu kriteria Lampiran 5. Pakarahli yang menjadi nara sumber kemudian memberikan arahan terhadap variabel
penilaian untuk masing-masing kriteria yang telah dirumuskannya beserta arahan skala intensitas untuk variabel penilaiannya, sedangkan untuk detail
variabel penilaiannya dirumuskan melalui hasil studi literatur maupun arahan pakarahli tersebut.
b. Metode Analisis Data:
Jika terdapat beberapa pakarahli, maka dilakukan rekapitulasi terhadap rumusan kriteria yang dihasilkan oleh masing-masing pakar tersebut dan untuk
kriteria-kriteria yang miripserupa digabungkan. Setelah diperoleh rumusan kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi yang
dihasilkan oleh pakarahli, kemudian rumusan kriteria tersebut diboboti oleh pengambil kebijakan yang menjadi nara sumber.
Pembobotan terhadap masing-masing kriteria dilakukan melalui teknik perbandingan berpasangan pairwise comparisons dengan menggunakan
kuesioner yang telah disiapkan. Jika terdapat beberapa pengambil kebijakan, maka terlebih dahulu dicari nilai rata-rata geometrik dari nilai perbandingan
berpasangan yang dilakukan oleh para pengambil kebijakan tersebut untuk selanjutnya dilakukan perhitungan bobot masing-masing kriteria dengan
menggunakan software Expert Choice 2000. Berdasarkan hasil analisis data tersebut diperoleh matriks kriteria kawasan
hutan konservasi yang perlu segera direstorasi, yang berisi: kriteria, bobot kriteria, variabel penilaian, dan skala intensitas.
Untuk menentukan kategori prioritas suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi dengan memperhatikan aspek tingkat kepentingan importance
suatu kawasan hutan konservasi dan aspek tingkat kemendesakan urgency suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1 Berdasarkan matriks kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi, plotkan kawasan hutan konservasi yang akan dinilai sesuai
dengan nilai kondisi kawasan hutan konservasi tersebut pada masing- masing aspek tingkat kepentingan dan tingkat kemendesakan.
2 Perhitungan skor masing-masing kriteria pada masing-masing aspek dilakukan dengan cara mengalikan bobot dengan skala intensitas masing-
masing kriteria pada masing-masing aspek. 3 Penjumlahan total skor untuk masing-masing aspek. Untuk menentukan
prioritas suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi, maka nilai total skor untuk masing-masing aspek tersebut diletakkan pada kuadran
yang sesuai Gambar 5, yaitu sebagai berikut: Prioritas I Kuadran I, Prioritas II Kuadran II, Prioritas III Kuadran III, Prioritas IV Kuadran IV.
4 Kategori penilaian untuk merumuskan prioritas suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi dapat dilihat pada diagram matriks prioritas
suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi Gambar 6, yaitu sebagai berikut: Prioritas I tingkat kepentingan tinggi – tingkat
kemendesakan tinggi, Prioritas II tingkat kepentingan rendah – tingkat kemendesakan tinggi, Prioritas III tingkat kepentingan tinggi – tingkat
kemendesakan rendah, Prioritas IV tingkat kepentingan rendah – tingkat kemendesakan rendah.
Gambar 5 Posisi kuadran prioritas restorasi suatu kawasan hutan konservasi
Tingkat kemendesakan Rendah Tinggi
T i
n g
k a
t k
e p
e n
t i
n g
a n
Rendah Tinggi
Kuadran I Prioritas I
Kuadran II Prioritas II
Kuadran III Prioritas III
Kuadran IV Prioritas IV
Mendesak M Tidak Mendesak TM
Penting P Prioritas I:
Suatu kawasan hutan konservasi bernilai penting
dan mendesak untuk direstorasi
Prioritas III:
Suatu kawasan hutan koservasi bernilai penting,
tetapi tidak mendesak untuk direstorasi
Tidak Penting TP Prioritas II:
Suatu kawasan hutan konservasi tidak bernilai
penting, tetapi mendesak untuk direstorasi
Prioritas IV:
Suatu kawasan hutan konservasi tidak bernilai
penting dan tidak mendesak untuk
direstorasi
Gambar 6 Diagram matriks prioritas restorasi suatu kawasan hutan konservasi
3.3.2. Perumusan Kriteria LokasiBagian Kawasan Hutan Konservasi Tertentu yang Perlu Segera Direstorasi
Perumusan kriteria lokasibagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi dilakukan melalui pendekatan terhadap kriteria yang
dapat berlaku umum pada semua kawasan hutan konservasi.
a. Metode Pengumpulan Data: