Analisis Risiko Produksi Cabai Merah

Gambar 9. Biaya Produksi, Pendapatan Kotor, Pendapatan atas Biaya Tunai, dan Biaya atas Biaya Total Usahatanai Cabai Merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi Tahun 20092012

6.3. Analisis Risiko Produksi Cabai Merah

Petani cabai merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi menghadapi beberapa macam risiko dalam menjalankan usahanya. Oleh karenanya, agar kerugian dapat diminimalisir, pelaku usaha cabai merah harus mengetahui seberapa besar risiko yang dihadapinya. Pada dasarnya tidak terdapat ukuran yang pasti untuk menilai seberapa besar tingkat risiko suatu usaha. Akan tetapi, hal ini dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan. Dalam penelitian ini, risiko cabai merah dianalisis dengan melihat nilai variance, standar deviasi, dan koefisien variasi dari nilai produktivitas cabai merah per hektar. Selain itu, aspek risiko juga diukur dengan melihat nilai pendapatan bersih usahatani. Dalam menganalisis tingkat risiko suatu usaha, perlu diketahui tingkat frekuensi kejadian dalam periode waktu tertentu. Hal ini dibutuhkan untuk mengetahui seberapa besar peluang nilai keuntungan ataupun kerugian yang mungkin diterima. Dalam penelitian ini, banyaknya kejadian dijelaskan ke dalam tiga kondisi, yaitu kondisi terendah, normal, dan tertinggi. Sementara penentuan nilai peluang tersebut berdasarkan kemungkinan produktivitas cabai merah per hektar dalam empat musim. Nilai peluang setiap kejadian berbeda-beda antara satu petani dengan petani yang lain. Adapun nilai rata-rata peluang dapat dilihat pada Tabel 22. Setelah diketahui tingkat peluang dari masing-masing kejadian, maka nilai risiko dapat dianalisis dengan melihat expected value, standard deviation, dan coefficient variance, seperti yang terlihat pada Tabel 23. Nilai expected value menggambarkan bahwa tingkat produktivitas rata-rata yang diharapkan oleh petani cabai merah di Desa Perbawati adalah sebesar 92,32 kwintal per hektar cateris paribus. Tabel 22. Rata-rata Produktivitas dan Penerimaan dalam Kondisi Tertinggi, Normal, dan Terendah Usahatani Cabai Merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi Tahun 2009-2012 Kondisi Peluang Produktivitas Return Rp KwintalHa Tinggi 0,25 185,8 139.023.290,00 Normal 0,25 116,12 62.492.985,91 Rendah 0,5 33,68 32.618.521,91 Sementara nilai standard deviation mengandung arti bahwa risiko produksi yang dihadapi petani cabai merah, dimana semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Standard deviation pada usaha cabai merah di Desa Perbawati adalah sebesar 63,60 kwintal per hektar atau 68 persen dari nilai produktivitas yang diperoleh petani cateris paribus. Tabel 23. Nilai Expected Value, Standard Deviation, dan Coefficient Variation dari Produktivitas Cabai Merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi Tahun 2009-2012 Uraian Nilai Expected Value 92,32 Standar Deviation 63,60 Coefficient variation 0,68 Tingkat risiko produksi yang dihadapi petani cabai merah di Desa Perbawati tersebut relatif tinggi jika dibandingkan dengan tingkat risiko produksi cabai merah di beberapa tempat lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 24. Pada Tabel 24 menunjukkan bahwa tingkat risiko cabai merah di Desa Perbawati, menghadapi risiko produksi tertinggi jika dibandingkan dengan dua tempat lainnya, yaitu di Desa Citapen Bogor dan di Permata Hati Organic Farm Bogor. Perbedaan tingkat risiko ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya: 1. Tingkat risiko produksi cabai merah di Kelompok Tani Pondok Menteng lebih rendah karena pengelolaan usahatani cabai merah dilakukan dalam Kelompok Tani yang aktif, sehingga sistem agribisnis cabai merah telah berjalan dengan optimal. Selain itu, pola tanam yang dilakukan oleh Kelompok Tani Pondok Menteng hanya satu kali dalam satu tahun dan sisanya tiga bulan untuk penanaman tanaman sawi dan tiga bulan untuk masa bera, serta penggunaan obat-obatan kimia pun cukup terkendali, sehingga kesuburan tanah masih cukup terjaga. 2. Tingkat risiko di Permata Hati Organic Farm merupakan paling rendah hal ini disebabkan pengelolaan usahatani lebih intensif dan optimal karena merupakan suatu perusahaan sehingga memiliki sumberdaya manusia yang lebih ahli dan sumberdaya teknologi yang lebih canggih dan moderen. Tabel 24. Tingkat Risiko Cabai Merah Keriting di Beberapa Tempat Lokasi Penelitian Tingkat Risiko Poktan Desa Citapen 0,5 Permata Hati Organic Farm 0,048 Dilihat dari sisi pendapatan usahatani seperti terlihat pada Tabel 25, tingkat pendapatan yang diharapkan oleh petani cabai merah di Desa Perbawati sebesar Rp 66.688.330,00 per hektar. Sementara risiko yang diterima oleh petani cabai merah di Desa Perbawati adalah sebesar 65 persen dari nilai penerimaan yang diperoleh petani dengan rata-rata standar deviasi sebesar Rp 43.507.042,63 per hektar. Dari nilai tersebut, maka jika dibandingkan dengan perhitungan risiko dari sisi produktivitas, nilai risiko yang dihitung dari sisi penerimaan ternyata lebih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa besarnya risiko yang dihadapi oleh petani cabai merah hanya dipengaruhi oleh aspek teknis, namun tidak menutup kemungkinan bahwa pendapatan juga berpengaruh terhadap risiko yang dihadapi petani cabai merah. Tabel 25. Nilai Expected Value, Standard Deviation, dan Coefficient Variation dari Penerimaan Cabai Merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi Tahun 2009-2012 Uraian Nilai Expected Value 66.688.330,00 Standar Deviation 43.507.042,63 Coefficient variation 0,65

6.4. Sumber-sumber Risiko pada Kegiatan Produksi