Tabel 19. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan yang
Digunakan untuk Usahatani Cabai Tahun 2011-2012
Luas Lahan Ha Petani Orang
Persentase
0,25 8
34,78 0,25 - 0,5
8 34,78
0,6 - 1,0 3
13,04 1,0
4 17,39
Total 23
100,00
5.3.7. Status Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan lahan di Desa Perbawati terbagi atas tiga kategori, yaitu milik sendiri, menyewa, dan milik sendiri dan menyewa. Namun, sebagian
besar petani menyewa lahan untuk melakukan usahatani cabai. Hal ini terjadi karena tingginya harga lahan, sehingga petani memillih untuk menyewa, dengan
menyewa sisa modal dapat digunakan untuk musim tanam berikutnya.
Tabel 20. Karakteritik Petani Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Tahun 2011
– 2012
Status Kepemilikan Lahan Petani Orang
Persentase
Milik sendiri 1
4,35 Menyewa
21 91,30
Milik sendiri dan menyewa 1
4,35
Total 23
100,00
Karakteristik petani cabai di Desa Perbawati yang dijadikan responden sebagian besar berada pada usia produktif dengan tingkat pendidikan yang rendah.
Petani cabai ini menjadikan usahatani cabai sebagai pekerjaan utama. Luas lahan yang digunakan untuk usahatani cabai dapat dikatakan relatif besar dan sebagian
besar lahan tersebut adalah menyewa.
5.3.8. Pola Tanam
Berdasarkan hasil penelitian, di Desa Perbawati,, Kecamatan Sukabumi terdapat empat musim tanam cabai merah. Empat musim tanam tersebut, yaitu
pertama pada bulan September-Februari 2010, kedua April-Oktober 2010, ketiga Desember-Juni 2011, dan keempat September-Februari 2012. Tingkat
produktivitas keempat musim tanam tersebut berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh faktor iklim dan cuaca. Hasil tertinggi diperoleh pada musim ketiga, yaitu
pada rentang waktu antara bulan Desember hingga Juni 2011. Pada rentang bulan
tersebut merupakan musim panas, dimana musim yang sangat tepat untuk penanaman cabai. Selain itu, pada waktu tersebut jumlah hama dan penyakit
tanaman pada cabai merah relatif sedikit. Sementara hasil terendah biasanya diperoleh pada musim pertama dan keempat, yaitu pada rentang waktu antara
bulan September hingga Februari. Hal ini dikarenakan pada waktu tersebut merupakan musim hujan, sehingga terdapat banyak hama dan penyakit.
Adapun pola tanam yang dilakukan oleh petani cabai di Desa Perbawati adalah monokultur dengan luasan lahan rata-rata satu hektar setiap musim tanam.
Hal ini dikarenakan karakteristik tanaman cabai yang rentan terhadap serangan hama dan penyakit, serta banyak menyerap unsur hara. Selama dua bulan masa
bera, maka diselangi dengan tanaman lainnya yaitu tanaman yang memiliki umur pendek dan yang dapat mengembalikan unsur hara tanah, seperti kacang panjang,
kubis, pakcoy atau bawang daun. Pola tanam pada Gambar 8 merupakan pola tanam petani responden secara
umum. Pada praktiknya, tidak seluruh petani menanam cabai merah secara serentak dalam satu waktu. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada
responden, keputusan petani dalam menanam sangat dipengaruhi oleh ketersediaan modal. Selain faktor tersebut, faktor alam seperti iklim dan cuaca,
serta harga benih dan obat juga sangat mempengaruhi keputusan petani dalam menanam cabai merah. Pola tanam cabai merah yang dominan dilakukan oleh
petani cabai merah di Desa Perbawati, yaitu sebagai berikut:
Pola tanam cabai merah – kacang panjang+kubis+bawang daun – cabai merah - kacang panjang+kubis+bawang daun
– cabai merah Gambar 8 Luas lahan
September Februari April
Oktober Desember Juni September Februari
Bulan
Gambar 8. Pola Tanam Petani Cabai Merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi Tahun
2009-2012 Cabai
merah Kubis
Cabai merah
Kacang panjang
Cabai merah
pakcoy Cabai
merah
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penggunaan Input Usahatani Cabai Merah