b. FasilitasSarana dan Prasarana
Fasilitas merupakan sarana dan prasaran yang digunakan untuk mendukung suatu program. Dalam pelaksanaan pendidikan khusus di lingkungan
SLB-E Negeri PTP Sumatera Utara ini didukung oleh fasilitas sepeti ruang kelas, ruang khusus, ruang guru dan lain sebagainya. Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2008 tentang Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Luar Biasa, saran dan prasarana yang diperlukan
adalah ruang pembelajaran umum seperti ruang kelas dan ruang perpustakaan, ruang pembelajaran khusus sesuai dengan junis ketunaannya, dan ruang penunjang
seperti ruang guru, ruang pimpinan, ruang konseling, dan lain sebagainya. Sarana dan prasarana pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
khususnya fasilitas pada Seksi Pendidikan Luar Biasa belum cukup memadai. Menurut pendapat Bapak Khairul Ramli sebagai staf Seksi PLB, masih kurangnya
fasilitas seperti halnya computer dalam menunjang pekerjaan mereka sehari-hari karena computer yang ada dan dapt digunakan hanya satu untuk Kepala Seksi dan
satu untuk Staf sedangkan yang dibutuhkan minimal tiga computer. Di SLB-E Negeri PTP Sumatera Utara ini, ruang kelas yang merupakan
tempat belajar siswa sudah memadai akan tetapi ada beberapa kelas yang dalam satu ruangan kemudian dibagi lagi menjadi dua kelas. Berkenaan dengan ruang
kelas tersebut, tanggapan salah satu guru tunagrahita, Ibu Surantha Mendha
Sembiring, S.Pd dan Ibu Dra. Azniar Febrianti sebagai guru tunarungu bahwa untuk ruang kelas masih belum memadai karena, masih banyaknya ruang kelas
yang dalam satu kelas dibagi lagi menjadi dua dengan sekat seadanya sehingga proses belajar mengajar pun menjadi terganggu hal ini dikarenakan jumlah guru
dan ruangan kelas yang tidak mencukupi, serta jumlah siswa yang banyak. Selain ruang kelas yang menjadi tempat belajar anak berkebutuhan
khusus ini ada juga ruang khusus, dan juga ruang keterampilan. Selain itu kelengkapan fasilitas di SLB-E ini pun masih dipertanyakan karena berdasarkan
hasil wawancara dari beberapa guru mengatakan bahwa fasilitas di sini sudah lengkap akan tetapi masih banyaknya fasilitas yang tidak digunakan secara
maksimal. Seperti pendapat Ibu Fariyani, S.Pd bahwa fasilitas disini belum bisa dikatakan lengkap karena bantuan-bantuan yang datang ke sini seperti alat
permainan, terapi, terapi okupasi, terapi bermain itu ada, akan tetapi sekarang tidak tahu ke mana semua alat tersebut. Selain itu tidak adanya koordinasi dari
sekolah siapa yang bertanggung jawab akan fasilitas alat tersebut. Maka menurut Ibu Fariyeni alat-alat tersebut belum digunakan secara maksimal.
Selain itu dalam pelaksanaan pendidikan khusus tersebut tidak hanya ruang kelas, tetapi juga memerlukan ruang khusus seperti ruang bina diri untuk
anak tunagrahita, ruang keterampilan, ruang assaesment atau ruang konseling dan lainnya sebagainya seperti yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2008 tentang Sarana dan
Prasarana untuk Sekolah Luar Biasa. Dalam SLB Negeri Pembina, ruang khusus untuk anak tunagrahita yaitu ruang bina diri sudah ada dengan perlengkapan
yang dipakai untuk mengajarkan kemandirian kepada anak tunagrahita seperti mengajarkan cara memakai baju sendiri dan lain sebagainya akan tetapi belum
adanya ruang khusus untuk tunarungu yaitu ruang bina persepsi bunyi dan irama, serta ruang bina wicara dalam pelaksanaan pendidika khusus ini. Seperti
pernyataan Ibu Fariyeni dan Ibu Azniar mengenai ruang khusus untuk tunarungu, bahwa untuk ruang khusus bagi anak tunarungu seperti ruang bina wicara dan
ruang ruang persepi bunyi dan irama tidak ada padahal dulunya ruang khusus tersebut ada.
c. Sumber DanaFinansial