Definisi Konsep TINJAUAN PUSTAKA

Pasal 9 ayat 2 yaitu muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunarungu kelas I SDLBMILB sampai dengan kelas XII SMALBMALB atau SMKLBMAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas VI SDMI ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian. Pasal 9 ayat 3 yaitu muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunagrahita ringan, tunadaksa sedang, dan autis kelas I SDLBMILB sampai dengan kelas XII SMALBMALB atau SMKLBMAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas IV SDMI ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian. Dan pada pasal 9 ayat 4 bahwa muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunagrahita sedang kelas I SDLBMILB sampai dengan kelas XII SMALBMALB atau SMKLBMAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas II SDMI ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian. Dan kemudian dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013 dalam pasal 8 menyatakan bahwa satuan pendidikan khusus melaksanakan kurikulum 2013 sesuai dengan peraturan perundagn-undangan

2.5. Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1989: 3. Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat meneyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan Publik adalah serangkaian pedoman dan dasar rencana yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi sebuah persoalan yang ada dalam kehidupan masyarakatnya dengan hubungan yang mengikat. Kebijkan publik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 2. Implementasi kebijakan merupakan tindakan atau proses pelaksanaan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan dan dijalankan dengan berbagai program untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Adapun teori yang digunakan yaitu dengan menggabungkan teori implementasi kebijakan George C. Edward sebagai berikut: a. Komunikasi, b. Sumber Daya, c. Disposisi, dan d. Struktur Birokrasi. 2.6. Definisi Operasional Konsep yang digambarkan dalam definisi konsep tentu saja tidak akan dapat diobservasi atau diukur gejalanya dilapangan. Untuk dapat diobservasi atau diukur, maka suatu konsep harus didefinisikan secara operasional. Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan rujukan-rujukan empiris apa saja yang dapat ditemukan dilapangan untuk menggambarkan secara tepat konsep yang dimaksud sehingga konsep tersebut dapat diamati dan diukur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi operasional merupakan jembatan yang menghubungkan conceptual-theoretical level dengan empirical –observational level. Adapun definisi operasional dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Komunikasi Komunikasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah: 1. Kerjasama para pelaksana pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus 2. Metode sosialisasi program pendidikan khusus yang digunakan 3. Intensitas komukasi para pelaksana program pendidikan khusus b. Sumber Daya Sumber daya yang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1. Kemampuan implementator atau pelaksana 2. Sumber dana dalam penyelenggaraan program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. 3. Ketersediaan fasilitas yang mendukung program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. c. Disposisi atau Sikap Para Implementator Adapun yang dimaksud dengan sikap implementator yan ditujukan dalam penelitian ini adalah: 1. Gambaran komitmen dan kejujuran yang dapat dilihat dari konsistensi antar pelaksana pendidikan khusus dengan pedoman yang telah ditetapkan 2. Sikap demokratis yang dapat terlihat dari proses kerjasama antar pelaksana program pendidikan khusus. d. Struktur Birokrasi Aspek struktur birokrasi ini mencangkup dua hal penting, yaitu sebagai berikut: 1. Ketersedian SOP yang mudah dipahami dalam pelaksanaan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus. 2. Struktur organisasi pelaksana yang menangani program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. 2.7. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat kerangka teori, hasil penelitian, isu-isu dalam pelaksanaan, definisi konsep, dan definisi operasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, penelitian data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum mengenai tempat dilakukannya penelitian yang meliputi lokasi penelitian, keadaan lokasi penelitian, sistem kepemimpian pada lokasi penelitian, dan lain sebagainya BAB V PENYAJIAN DATA Bab ini memuat analisis data-data yang diperoleh di lapangan

BAB VI ANALISIS DATA

Bab ini memuat analisis data-data yang diperoleh saat penelitian dilakukan dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diajukan BAB VII PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu dari hasil penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang berupaya mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya, untuk itu peneliti dibatasi hanya mengunkapkan fakta-fakta dan tidak menggunakan hipotesa Moloeng, 2006 : 11. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat individu dan keadaan social nyang timbul dalam masyarakat untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi, serta menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Jln Teuku Cik Di Tiro, No 1-D dan SLB-E Negeri PTP Sumatera Jln Karya Ujung - Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Sumatera Utara. 51