tema pelajaran,
standar kompetensi,
kompetensi dasar,
materi pokokpembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Kurikulum yang digunakan. Dan karena kurikulum yang
digunakan adalah kurikulum 2013 maka diharuskan pada kelas 1, kelas 4, kelas 7, dan kelas 10 membuat Silabus sesuai dengan Kurikulum tersebut. Selain itu setiap
guru juga harus membuat RPP yang dijabarkan dari Silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar anak berkebutuhan khusus yang wajib disusun secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi anak agar ikut berpartisipasi.
5.1.2. Sumber Daya
Sumberdaya merupakan
faktor utama
dalam melaksanakan
dan merealisasikan jalannya suatu kebijakan. Sumber daya yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah sumber daya manusia, sumber dana, dan fasilitas.
a. Sumber Daya ManusiaStafPegawai
Dalam pelaksanaan pendidikan khusus tidak hanya sekolah, yang bertanggung jawab tetapi juga Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang
melalui Bidang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Khusus dibantu dengan Seksi Pendidikan Luar Biasa. Jumlah pegawai atau staf seksi pendidikan luar biasa dari
sisi jumlah sudah memadai dikarenakan hanya menangani 10 Sekolah. Pada SLB- E Negeri PTP Sumatera Utara, sumber daya manusia dalam pelaksanaan
pendidikan khusus ialah kepala sekolah, guru, dan juga pegawai. Guru yang merupakan pelaksana dari pendidikan khusus di SLB-E Negeri PTP Sumatera
Utara berjulmlah 60 orang termasuk Kepala Sekolah yang juga merupakan guru. Berkenaan dengan jumlah pegawai khususnya guru, menurut Bapak Drs.
Basrin Siregar bahwa guru-guru di SLB Negeri ada yang sudah mencukupi, ada juga yang belum mencukupi. Khususnya di SLB N Pembina. Di satu sisi masih
ada yang masih kurang dikarenakan pada SLB tersebut mempunyai empat tingkatan yaitu TK, SD, SMP, SMA, ditambah lagi dengan jenis ketunaannya yang
banyak maka secara rinci masih kurang. Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Saroso, S.Pd sebagai Kepala
Sekolah serta Bapak Supardi Yulianto, S.Pd sebagai wakil kepala sekolah urusan kurikulum mengatakan bahwa guru maupun pegawai di SLB N Pembina ini masih
kurang dan dalam ketentuannya satu guru membimbing paling sedikit 5 orang dan paling banyak 8 orang akan tetapi pada kenyataan dalam satu rombongan belajar
guru itu bisa membimbing hingga 12 orang. Jika gurunya 6, maka seharusnya siswanyanya kurang lebih 300, akan tetapi kenyataanya jumlah murid yang ada di
sekolah ini berjumlah 355 orang siswa. Maka dapat dikatakan bahwa jumlah guru dalam pelaksanaan pendidikan tersebut belum mencukupi
Mengenai latar belakang pendidikan guru rata-rata semua guru sudah berpendidikan S1. Akan tetapi masih banyaknya guru yang bukan lulusan dari
Pandidikan Luar Biasa. Guru yang lulusan pendidikan luar biasa hanya beberapa orang dan tidak sampai setengahnya. Masih banyak guru berasal dari non PLB
karena masih sedikit Universitas yang membuka jurusan Pendidikan Luar Biasa. Dan untuk daerah Sumatera sendiri hanya di Padabng yang membuka jurusan PLB
ini. Menanggapi hal tersebut, Ibu Dra. Erni Mulatsih mengatakan bahwa
harusnya karena ini berkebutuhan khusus, maka guru-gurunya itu juga berasal dari pendidikan luar biasa tetapi sayangnya di Sumatera Utara ini tidak ada jurusan
pendidikan luar biasa yang ada itu di Padang. Maka kalau gurunya kurang maka banyaknya guru-guru dari umum yang masuk ke SLB itu tetapi tentunya guru-guru
yang umum tersebut sudah dibekali dengan pelatihan pendidikan luar biasa ini. Hal serupa juga diungkapkan Bapak Kepala Sekolah Basrin Siregar, S.Pd
mengatakan bahwa latar belakang pendidikan guru di sekolah ini ada yang berasal dari PLB ada juga yang non PLB akan tetapi lebih banyak yang non PLB
. dik
arenakan lulusan PLB ini jarang. Dan di Sumatera ini hanya ada di Padang yang membuka jurusan PLB. Bapak Supardi Yulianto, S.Pd juga mengungkapkan
bahwa guru-guru disini sebagian besar merupakan guru yang umum karena pemerintah sumatera utara kalau pada tahun 2006 menerima guru-guru umum
ditempatkan di sekolah luar biasa yang pada saat itu berjumlah kurang lebih
seratusan guru dan sekolah ini mendapatkan 50-60 guru sehingga tahun 2006 banyak guru, yang tadinya cuman 25. Begitu juga dengan latar belakang
pendidikan guru di sini masih ada juga yang khusus namun persentase nya lebih banyak guru non PLB, dan sebelum masuk kemari diberikan pelatihan dan
pembekalan. Sebelum guru-guru di tempatkan di SLB-E Negeri PTP Sumatera Utara
ini, guru-guru tersebut diberikan pelatihan dan pembekalan agar mereka dapat mengajar anak berkebutuhan khusus ini baik itu guru yang berasal dari PLB
maupun guru yang berasal dari non PLB. Akan tetapi lebih difokuskan kepada guru yang berasal dari non PLB karena mereka tidak memiliki basic atau dasar
dalam mengajar anak berkebutuhn khusus ini. Selain itu guru-guru juga diikutsertakan dalam workshop yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan Khusus
dan Pendidikan Layanan Khusus melalui Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera dan mengirim mereka ke Jakarta untuk mengikuti workshop tersebut.
Selain itu dalam pelaksanaan pendidikan khusus dibentuk pengawas SLB. Pengawas SLB berjumlah sampai 20 orang. Menurut Ibu Dra. Erni Mulatsih, M.Pd
pengawas SLB itu haruslah yang sudah pernah menjadi kepala sekolah karena tugasnya ialah membina sekolah dan kepala sekolah. Akan tetapi pada
kenyataannya Pengawas SLB di Sumatera Utara ini belum ada yang pernah menjadi kepala sekolah. Sehingga menurut Ibu Erni Mulatsih, Pengawas SLB
tersebut kesulitan dalam membina sekolah khususnya kepala sekolah.
b. FasilitasSarana dan Prasarana