Strategi Kepuasan Pelanggan Analisis Perilaku dan Kepuasan Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Lapis Bogor Sangkuriang
23
Di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yaitu : 1 mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan
2 memperkirakan
saliensi relatif
dari masing-masing
atribut produk
Engel et al.1994. Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut yang menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan saliensi biasanya diartikan
sebagai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Menurut Sunarto 2006 kualitas produk didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh konsumen atas kebaikan kinerja
barang atau jasa. Isu utama dalam menilai kinerja produk adalah dimensi apa yang digunakan konsumen untuk melakukan evaluasinya. Dimensi kualitas jasa maupun
produk dijelaskan sebagai berikut: 1. Dimensi Kualitas Jasa
a. Berwujud : termasuk fasilitas fisik, peralatan dan penampilan perorangan.
b. Reliabilitas : kemampuan personil untuk melaksanakan secara bebas dan akurat
c. Tanggapan : konsumen diberikan pelayanan dengan segera
d. Jaminan : pengetahuan dan etika pegawai, serta kemampuan mereka untuk
membangkitkan kepercayaan dan keyakinan konsumen e.
Empati: kepedulian akan kemampuan pegawai dan perhatian individu. 2. Dimensi Kualitas produk
a. Kinerja: kinerja utama dari karakteristik pengoperasian
b. Fitur : Jumlah panggilan dan tanda sebagai karakteristik utama tambahan
c. Reliabilitas: profitabilitas kerusakan atau tidak berfungsi
d. Daya tahan : Unsur produk
e. Pelayanan : Mudah dan cepat diperbaiki
f. Estetika : bagaimana mudah dilihat, dirasakan dan didengar
g. Sesuai dengan spesifikasi: setuju akan produk yang menunjukkan tanda produksi
h. Kualitas penerimaan : kategori tempat termasuk pengaruh citra merek dan
faktor-faktor tidak berwujud lainnya yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen atas kualitas.
Kerangka Pemikiran Operasional
Lapis Bogor Sangkuriang terus berusaha meningkatkan pangsa pasarnya. Oleh karenanya, analisis terhadap perilaku konsumen menjadi hal yang penting untuk
dilakukan. Masih banyaknya keluhan dari pihak konsumen, membuat Lapis Bogor Sagkuriang merasa perlu untuk memahami bagaimana permasalahan keluhan
konsumen tersebut dapat terjadi dan apa alternatif yang dapat diambil terkait dengan mengatasi permasalahan konsumen yang ada di Lapis Bogor Sangkuriang , sehingga
analisis terhadap perilaku konsumen menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Proses pengambilan keputusan pembelian Lapis Bogor Sangkuriang merupakan suatu proses yang dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, pembelian, dan evaluasi hasil pembelian Lapis Bogor Sangkuriang. Proses ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu
dan proses psikologis yang ada pada konsumen. Atribut merupakan salah satu kriteria yang digunakan oleh konsumen ketika mengevaluasi alternatif penjual lapis yang akan
dipilih. Pengetahuan tentang preferensi konsumen terhadap atribut Lapis Bogor dapat dijadikan prioritas manajemen LBS dalam melakukan suatu bauran pemasaran
sehingga diharapkan Lapis Bogor Sangkuriang dapat semakin baik. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 10.
24
Persaingan UMKM di Bogor terus meningkat
Perilaku pembeli yg cenderung berubah
Analisis perilaku konsumen dalam proses
keputusan pembelian Lapis Bogor Sangkuriang
Proses keputusan pembelian :
Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi Evaluasi alternatif
Pembelian Pasca pembelian
Analisis karakteristik konsumen : usia, jenis
kelamin, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, dan
pendapatan Analisis kepuasan
konsumen : Tingkat kepentingan
dan kinerja setiap atribut LBS
berdasarkan konsep pemasaran 4 P
Implikasi kebijakan pemasaran dan
pengembangan LBS kedepan
Lapis Bogor Sangkuriang merupakan UMKM baru dengan trend penjualan yang positif akan tetapi menghadapi
permasalahan terhadap keluhan konsumen
Gambar 10 Kerangka pemikiran operasional analisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian Lapis Bogor Sangkuriang
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan di Lapis Bogor Sangkuriang, merupakan salah satu produsen makanan jadi di kota Bogor. Perusahaan ini berdiri pada Februari 2011.
Penjualan LBS tidak lagi hanya melalui reseller, tetapi juga melalui outlet resmi Sangkuriang. Penjualan LBS saat ini 70 persen berasal dari penjualan outlet dengan
konsumennya adalah masyarakat Bogor dan para wisatawan yang datang ke Bogor. Penelitian dilakukan di dua lokasi yang berbeda yaitu bertempat di Jalan Soleh
Iskandar seberang Jogja Plaza dan Jalan Raya Pajajaran no 20 A Seberang Bale Binarum. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dilakukan dengan pertimbangan
bahwa Lapis Bogor Sangkuriang merupakan salah satu UMKM produsen bolu lapis kukus pendatang baru yang memiliki trend penjualan omset yang terus meningkat
sementara terdapat permasalahan, yaitu keluhan-keluhan konsumen di dalamnya. LBS, memiliki lokasi produks pabriki yang terpisah dari outlet-outlet yang berfungsi
sebagai lokasi penjualan Lapis Bogor. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada minggu keempat bulan September hingga minggu keempat bulan oktober 2013.
Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, serta berasal dari sumber internal dan
eksternal perusahaan. Data primer diperoleh langsung dari pihak manajemen atau
25
pemilik melalui wawancara, pengamatan secara langsung observasi dan dari jawaban konsumen berdasarkan kuesioner yang diberikan.
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yaitu merupakan data yang didapat dari literatur-literatur atau instansi yang ada. Data ini dapat diperoleh dari
manejemen Lapis Bogor Sangkuriang, melalui lembaga-lembaga yang terkait, situs internet, penelitian-penelitian terdahulu, Badan Pusat Statistik, dan literatur lainnya
yang berhubungan dengan penelitian ini.. Kebutuhan data penelitian secara rinci tersaji dalam Tabel 2.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode Non Probability sampling, dimana tidak semua populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi sampel calon responden, yaitu responden yang sedang melakukan pembelian LBS di lokasi penelitian tersebut. Instrumen utama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner lampiran 1 yang dibagikan kepada responden LBS yang dipandu melalui wawancara langsung. Proses wawancara
untuk pengisian kuesioner dilakukan dengan konsumen yang membeli lapis bogor yang digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen, proses keputusan
pembelian lapis bogor dan atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen..
Jenis kuesioner tersebut berupa pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya telah ditentukan sebelumnya,
sehingga responden cukup memilih jawaban yang telah disediakan pada pertanyaan tersebut. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang selain memberikan pilihan juga
menyediakan tempat untuk menjawab secara bebas apabila jawaban responden ada di luar alternatif pilihan yang tersedia.
Kuesioner terdiri dari empat bagian yaitu bagian pertama adalah pertanyaan mengenai identitas responden, bagian kedua pertanyaan mengenai proses dan faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen, bagian ketiga mengenai tingkat kepentingan terhadap atribut-atribut LBS dan bagian keempat mengenai tingkat
kinerja terhadap atribut-atribut LBS.
Dalam menentukan responden dalam survey ini digunakan metode convenience sampling yaitu memilih calon responden yang secara kebetulan berada pada lokasi
yang ditentukan penulis selama survey dilakukan yaitu outlet Lapis Bogor Sangkuriang. Sampel yang dipilih adalah konsumen yang sedang membeli produk
LBS.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen Lapis Bogor Sangkuriang, ukuran populasi konsumen Lapis Bogor Sangkuriang tidak diketahui
secara pasti. Untuk itu ukuran ditentukan ukuran sampel yang digunakan adalah 100 responden dengan pertimbangan untuk menjaga sebaran dan variasi data.
Pengumpulan data responden dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu mewakili hari libur dan antara hari Senin - Jumat mewakili hari kerja dengan waktu
pengambilan sampel dibagi menjadi dua, yaitu pagi 07.00 - 10.00 wib dan siang hari 12.00 - 15.00 wib sehingga diharapkan dapat menghasilkan sebaran data yang lebih
representatif.
26
Tabel 2 Data yang dibutuhkan dalam penelitian perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian Lapis Bogor Sangkuriang
Tabel 2 Data yang dibutuhkan dalam penelitian perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian Lapis Bogor Sangkuriang
Pengujian Kuesioner
Terdapat dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan sebuah angket untuk valid dan reliable Santoso, 2005. Pengujian kuesioner
dilakukan pada 30 orang responden di luar jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini. Dengan jumlah 30 orang ini, distribusi skor nilai akan lebih mendekati
kurva normal Umar,2005.